Kalau ada typo minta tolong dikoreksi ya, biar aku revisi😄 thanks
~Enjoy it guys~
Di depan ruangan bernuansa putih berdiri lima orang dengan perasaan cemas. Satu diantara mereka adalah wanita yang sedari tadi menangis tersedu. Disampingnya ada anaknya yang berusaha menenangkan sejak tadi.
"Ervin." Panggil Ansel.
"Ya. Tuan Muda." Balas Ervin. Pria itu mendekat kearah Ansel.
"Pecat chef atau maid yang memberikan kacang almond di makanan Zafran tadi." Ucap Ansel memerintah.
"Baik, Tuan." Sahut Ervin mengangguk dan berlalu pergi. Ia harus pergi ke mansion dan menyelidiki siapa yang sudah memberikan kacang almond kepada anak bungsu keluarga Euan itu.
"Kenapa lama sekali?" Tanya Arsen menoleh kearah Ansel. Raut wajahnya menampilkan gurat kekhawatiran. Pria itu membawa sang mama dalam pelukan, berusaha menenangkan orang yang telah melahirkannya tersebut.
Sudah terhitung dua jam mereka menunggu, tapi dokter juga belum keluar dari ruang UGD. Membuat mereka semakin dilanda rasa cemas dan berpikir berlebihan dengan banyak kemungkinan buruk lainnya.
Darel berdiri disamping pintu dengan kepala menunduk. Sedari tadi pria itu tidak angkat bicara. Kedua tangannya mengepal, berdoa dengan menenangkan dirinya sendiri.
Cklek
Suara pintu membuat atensi mereka teralih. Darel segera menoleh kearah sumber suara sedangkan Ansel dengan cepat melangkah kearah pintu. Leona dan Arsen segera beranjak dari duduknya dan menatap lekat kepada orang yang keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana keadaan Zafran? Apa dia baik-baik saja?" Darel yang pertama membuka suara dengan pertanyaan beruntun.
"Keadaan pasien sudah mulai membaik, walaupun begitu masih tetap harus dalam pantauan dokter." Jawab seorang pria dengan jas putih kebanggaannya. Salah satu dokter bernama Yuda yang bekerja di Rumah Sakit milik keluarga Euan.
"Saya tadi melakukan tes darah dan tes kulit kepada pasien untuk melihat seberapa parah alerginya. Bisa saya simpulkan, jika alergi yang dialami pasien kali ini lumayan parah daripada sebelumnya." Lanjutnya.
"Saya sarankan, pasien untuk tidak mengkonsumsi kacang atau makanan lain selama satu atau dua minggu. Setelah waktu tersebut, pasien diperbolehkan untuk kembali pada pola makan semula dengan mencatat semua makanan yang dikonsumsinya. Hal ini dimaksudkan agar saya bisa memantau dan mengetahui seberapa parah alergi yang dialami pasien. Dengan begitu, saya bisa melakukan tindakan cepat untuk mencegah alerginya." Jelas Dokter Yuda dengan menatap anggota keluarga Euan secara bergantian.
"Pasien akan dipindahkan ke ruangan seperti biasa." Lanjut Dokter Yuda.
Memang, tidak hanya sekali atau dua kali Zafran masuk rumah sakit. Maka dari itu, Darel memutuskan untuk meng-claim sejumlah kamar di Rumah Sakit ini untuk Zafran dan anggota keluarganya yang lain. Berjaga-jaga jika salah satu dari mereka jatuh sakit dan tidak perlu susah payah untuk mencari kamar.
"Ya, terima kasih. Dokter Yuda." Ucap Ansel tersenyum tipis kearah pria berumur setengah abad tersebut.
"Jika tidak ada pertanyaan, saya akan kembali ke dalam untuk mengurus kepindahan pasien." Pamit Dokter Yuda lalu menundukkan kepalanya sebentar kearah Darel sebagai bentuk hormat.
"Terima kasih." Ucap Darel pelan yang dibalas senyuman oleh Dokter Yuda.
🌠🌠
Ruangan VVIP bernomor dua belas dengan pintu bergaun ganda berwarna putih dibuka dengan lebar. Empat perawat mendorong brankar berisi seorang laki-laki diatasnya. Dibelakangnya ada dokter dan beberapa orang lainnya yang mengikuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRAN
Teen FictionNamanya Zafran Aciel. Sangkar emas yang diciptakan keluarganya telah mengurung laki-laki itu selama 16 tahun. Peraturan dan larangan selalu menghantuinya 24 jam. Semua kegiatannya sudah tertulis dengan rinci, jelas, dan akurat tanpa ada bantahan. Si...