26

12.3K 1.2K 183
                                    

~Enjoy it guys~

Zafran keluar dari lift dengan menenteng tiga buah buku cetak, satu buku catatan serta sebuah pena yang terapit diantara jarinya. Ervin berada disampingnya ikut berjalan sejajar.

Hari ini laki-laki itu sudah mulai homeschooling, dengan guru yang berbeda tentunya. Mengingat hal ini membuat Zafran teringat dengan Mr. Bian, semoga pria itu beristirahat dengan tenang di surga. Zafran meletakkan barang bawaannya diatas meja kaca di ruang keluarga lalu duduk disofa setelah menyapa guru privat barunya.

"Senang bertemu anda, Tuan Muda." Ucap pria berpenampilan rapi tersebut.

"Panggil Zafran saja Paman." Balas Zafran santai lalu mempersilahkan lawan bicaranya untuk duduk sementara Ervin pamit untuk mengambil minum serta cemilan.

Panggilan paman untuk Mr. Tyo dari Zafran bukanlah tanpa alasan. Mr. Bian akan tetap menjadi guru yang selalu ia kenang karena kebaikannya membuatnya menjadikan pria itu satu-satunya orang yang ia panggil sebagai Mr.

"Bisa kita mulai pelajaran hari ini?" Tanya Mr. Tyo meminta persetujuan Zafran.

"Tentu." Balas Zafran dengan seulas senyum tipis.

Setelah satu jam lamanya, Zafran bisa menghela nafas beratnya saat ia mendapatkan waktu istirahat. Dirinya menyeruput jus jambu lalu menyomot kue yang tadi dibawa oleh Ervin.

"Paman, silahkan dimakan juga." Ucap Zafran mempersilahkan. Menggeser piring kecil berisi kue kedepan Mr. Tyo yang tengah mengoreksi pekerjaannya.

"Permisi Mr. Tyo." Suara Ervin membuat bukan hanya Mr. Tyo yang menoleh pada pria itu melainkan juga Zafran.

"Anda dipanggil Tuan Darel setelah jam les privat selesai." Lanjut Ervin melanjutkan perintah.

"Baiklah, terima kasih atas informasinya" Balas Mr. Tyo.

Sedangkan Zafran memberikan isyarat kepada Ervin melalui matanya seakan berucap "Apa yang akan papa bicarakan?" tetapi hanya dibalas gelengan pelan oleh Ervin.

🌠🌠

"Terima kasih untuk hari ini paman." Ucap Zafran dengan membereskan bukunya yang berantakan diatas meja. Menyerahkan sisanya kepada Ervin yang juga membawakan tumpukan buku serta alat tulisnya.

Zafran meneguk jus jambunya dengan tandas lalu beranjak berdiri. Ia menjabat tangan sebagai bentuk persaudaraan dengan Mr. Tyo.

"Kembali kasih Tuan Muda. Jika Anda memiliki kendala dalam belajar, bisa hubungi saya kapanpun." Ucap Mr. Tyo.

"Tentu." Balas Zafran lalu membawa langkah kakinya kearah lift untuk menuju kamarnya.

Ting!

Zafran keluar dari kotak besi bersama Ervin. Membawa tungkai kaki ke kamar laki-laki itu. Ia duduk di ranjang sedangkan Ervin menaruh buku dan alat tulisnya di atas meja belajar.

"Paman Ervin." Panggil Zafran.

"Ya, Tuan Muda." Balas Ervin sigap.

"Papa bicara apa dengan paman Tyo?" Tanya Zafran frustasi.

Semenjak kejadian kabur dari mansion, papanya memutuskan untuk semakin memperbanyak penjagaan. Hal lain yang dilakukan papa beserta keluarganya adalah mengawasi seluruh kegiatannya. Ingat seluruh. Kata itu perlu di bold, italic, jika perlu di underline.

"Paman, pergilah ke ruang kerja papa. Aku yakin mereka bicara ditempat itu." Suruh Zafran.

Mendengar perintah Zafran membuat Ervin meneguk ludahnya dengan susah payah. Sudah cukup ia disiksa saat dirinya tidak bisa menjaga Zafran dan membuat Tuan Mudanya itu kabur dari mansion. Jadi, ia tidak ingin mengali kuburan sendiri untuk kedua kalinya.

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang