13

16.6K 1.3K 120
                                    

Terhitung 6 hari dari update part kemarin😊 seminggu up zafran, seminggu up perfect. Sabar yaa, tunggu giliran💞

~Enjoy it guys~

Zafran keluar dari lift bersama Ervin yang berjalan dibelakangnya dengan memakai setelan jas hitam. Laki-laki itu memasukkan kedua tangan di saku celana panjangnya berwarna abu-abu.

Duduk di sofa ruang keluarga dan menyandarkan punggung di lidah sofa. Ervin meletakkan beberapa buku diatas meja.

Hari ini, Zafran sudah mulai untuk kembali homeschooling. Keluarganya benar-benar tidak mendengarkan keinginannya untuk sekolah umum.

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi saat guru privatnya bernama Bian datang bersama maid yang membawa sebuah camilan untuk diletakkan diatas meja.

"Mr. Bian." Ucap Zafran berdiri lalu bersalaman dengan pria muda berumur 25 tahun itu.

"Apa kabar Tuan Muda Zafran?" Tanya Bian dengan mengulurkan tangan kanannya.

"Aku baik." Jawab Zafran mengulas senyum tipis.

"Aku tidak ingin belajar disini." Ucap Zafran. Bian mengangkat alisnya bingung. Lalu dimana mereka akan belajar?

"Apa Tuan Muda ingin belajar di kamar saja?" Tanya Ervin bersiap menyediakan kebutuhan yang diinginkan oleh anak bungsu keluarga Euan itu.

"Aku ingin belajar di ruang baca." Jawab Zafran tanpa menoleh kearah Ervin.

"Mr. Bian, bisa kita belajar di ruang baca?" Tanya Zafran meminta persetujuan.

"Saya mengikuti keinginan Tuan Muda." Jawab Bian yang dibalas anggukan oleh Zafran.

"Paman Ervin, bagaimana?" Tanya Zafran beralih menoleh kearah Ervin.

"Akan saya siapkan kebutuhan Anda." Jawaban yang keluar dari mulut Ervin membuat Zafran puas.

"Tolong bawa juga camilan itu ke ruang baca." Ucap Zafran berpesan kepada maid sebelum ia melangkah keluar dari ruang keluarga.

🌠🌠

Ruang baca yang Zafran maksud adalah ruangan berukuran super besar dimana para rak raksasa berdiri diatas lantai berlapis kayu dengan jendela-jendela berdesign melengkung sebagai sumber ventilasi.

Rak-rak berjajar dengan jumlah buku yang sudah tidak terhitung jumlahnya terletak dengan rapi berdasarkan jenis. Di tengah dan tepi ruangan terdapat kursi dan sofa empuk yang tersedia bagi siapa saja yang menyempatkan waktu untuk membaca buku-buku yang ingin dibaca.

Obsesinya dalam membaca dan rasa ingin menambah wawasan, membuat Darel tidak tanggung-tanggung untuk merogoh pundi-pundi uang di rekening pribadinya. Meski menghabiskan banyak miliar dollar, ruang baca yang saat ini berdiri di lantai tiga mansion berhasil diwujudkan.

Hanya dalam kurun waktu enam bulan, ruangan super besar itu sudah berdiri kokoh dengan semua furniture dan alat canggih lainnya yang melengkapi.

Zafran duduk di sofa yang diatur melingkar dengan Bian berada dihadapannya. Ervin meletakkan tumpukan buku miliknya di atas meja bundar.

"Paman, bisakah kau keluar? Aku ingin fokus belajar dengan Mr. Bian." Ucap Zafran menoleh ke belakang menatap Ervin yang berdiri tidak jauh dari posisinya.

"Baik Tuan Muda. Saya akan berjaga di depan pintu, jika Anda membutuhkan sesuatu." Jawab Ervin menundukkan badan sebelum akhirnya tubuhnya menghilang bersamaan dengan pintu bergaun ganda yang tertutup.

"Bisa dimulai sekarang belajarnya Tuan Muda?" Tanya Bian menatap Zafran.

"Hm, ya." Balas Zafran. Tangannya mengulur untuk membuka buku tulis berukuran B5 miliknya.

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang