15

17.5K 1.3K 125
                                    


~Enjoy it guys~

Rumah Sakit Ashler adalah bangunan besar bercat dominasi putih dengan jumlah lima belas lantai dan memiliki lima basement. Gedung yang berdiri ditengah pusat kota berjajar dengan gedung-gedung perusahaan, hotel atau apartemen, pusat pembelanjaan, airport, dan fasilitas penting lainnya. Menjadikan sederet dari gedung itu mudah dijangkau oleh penduduk setempat dan turis dalam waktu singkat.

Bangunan tersebut juga merupakan salah satu aset kekayaan milik keluarga Euan. Seluruh orang yang bekerja dibawah kepemimpinan keluarga tersebut akan mendapatkan gaji diatas rata-rata. Tentu, mereka yang bekerja juga harus memiliki kemampuan diatas rata-rata pula. Ada uang, ada barang seperti itulah ungkapan berkata.

Dua mobil berwarna hitam membelah jalanan ibu kota dengan begitu gesit. Berkendara dengan cepat namun aman. Zafran duduk dibangku penumpang dengan mata yang sedari tadi tidak bosan memandang keluar jendela. Disampingnya ada Leona yang sejak tadi mengandeng lengan tangan kanannya.

Ervin menginjak rem saat mobil yang dikendarai telah terparkir rapi di halaman basement lantai empat. Ia segera melepas sabuk pengaman lalu keluar dari mobil. Bergerak gesit untuk membuka pintu penumpang samping kemudi, mempersilahkan Darel untuk keluar. Lalu membuka pintu penumpang lainnya, Zafran dan Leona keluar dari mobil lalu ia menutup pintunya kembali.

Satu mobil hitam lainnya juga terparkir disebelah kiri. Keluar dua bodyguard yang sudah ditugaskan untuk menjaga Zafran. Zafran melangkahkan kakinya saat Darel dan Leona menggandengnya kearah lift.

Ervin menekan tombol bernomor enam setelah memastikan semua orang sudah masuk ke dalam kotak besi itu. Ia membenarkan kancing jasnya yang terlepas satu, lalu kembali berdiri dengan postur tegak.

🌠🌠

Ting!

Suara lift berdenting, mereka kembali melanjutkan langkahnya untuk ke ruangan Dokter Yuda.

"Kamu duduklah dulu. Papa dan mama ingin berbicara dengan Dokter Yuda." Ucap Darel lalu menarik lembut tangan kanan Leona. Zafran hanya mengangguk lalu membawa tungkai kakinya menghampiri tempat duduk terdekat.

Langkah kakinya berhenti saat suara gaduh terdengar dari ujung lorong. Zafran menatap sumber suara dengan heran. Siapa orang yang berlari di dalam Rumah Sakit? Apa orang itu menganggap tempat ini sebagai wahana bermain?

Retinanya menatap seorang remaja yang berlari dari lorong itu. Dari jarak lima meter, ia bahkan bisa melihat gulir keringat yang membasahi dahi remaja itu.

Remaja itu dengan kasar melepas jaket yang ia pakai. Memilih untuk memegangnya di tangan kanan. Mungkin dirinya sudah terlalu gerah karena cukup banyak berkeringat.

BRUK

Ah, ini adalah awal yang buruk bagi Zafran.

"Tuan Muda!" Seru Ervin panik saat Zafran jatuh terduduk karena bertabrakan oleh remaja yang berlarian tadi.

"S-sorry." Ucap remaja itu dengan nafas terengah.

Zafran mengerjap matanya dua kali. Berusaha mencerna kejadian apa yang baru saja ia alami.

"Hm." Balas Zafran dengan senyum tipis. Ia hanya terjatuh, dirinya juga merasa baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sampai ia merasa harus meminta pertanggung jawaban dari lawan bicaranya.

"Tuan Muda ada yang terluka?" Suara Ervin membuat Zafran mengangkat kepalanya. Ia meraih uluran tangan kanan pria itu untuk membantunya berdiri.

"Aku baik-baik saja." Balas Zafran menatap yakin kearah Ervin.

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang