🌠Topik cerita ini secara garis besar sama seperti DASVA. Membicarakan tentang keluarga yang overprotective dan posessif terhadap cast utama. Alur cerita ini berbeda dari DASVA, jadi bisa dipastikan jika cerita ini BUKAN SEQUEL DARI DASVA.
🌠Pemikiran untuk membuat cerita ini terjadi, saat DASVA akan mendekati ending.
🌠Aku memulai menyusun cerita ini tanggal 1 Juli 2020. Membuat alur, sinopsis, dan penggambaran tentang tokoh, aku mulai sejak itu.
Hope you like it!
NOTE: CERITA INI SEDIKIT BANYAK
MENGGUNAKAN BAHASA BAKU.~Enjoy it guys~
Musim hujan sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Cuaca yang tidak menentu membuat semua orang waspada jika beraktivitas diluar. Membawa jas hujan, payung, dan memakai pakaian tebal tentu menjadi ciri khas saat musim hujan tiba.
Petir, guntur, dan angin menjadi pelengkap musim itu. Membuat semua orang harus berjaga-jaga sebelum hujan mengguyur dan membasahi bumi.
Tidak jauh dari keadaan yang terjadi, seorang laki-laki dengan tubuh yang terbungkus jaket berlapis dua sedang duduk di teras belakang mansionnya.
Ia mengeratkan jaketnya saat angin berhembus dengan kencang. Bulu kuduknya berdiri, reflek manusiawi saat manusia merasakan hawa dingin.
Duduk di kursi kayu dengan menatap air mancur berukuran besar sedikit membuatnya terhibur. Air mancur yang dibangun saat ia berumur lima tahun, masih berdiri dengan kokoh dan terlihat terawat sampai saat ini.
Ia menggoyangkan kedua kakinya untuk membunuh rasa bosan yang melanda setelah sekian lama tetap pada aktivitas yang sama. Menatap halaman teras belakang mansionnya yang sudah kering.
Tadi malam, hujan lebat membasahi kawasan mansionnya. Udara dingin disertai angin kencang berhembus dengan mengerikan pada malam itu.
"Tuan Muda, Anda harus masuk ke dalam mansion." Ucapan bariton membuat laki-laki itu mengangkat kepalanya. Menatap lawan bicara yang saat ini tengah berdiri di sebelahnya.
"10 menit lagi." Balas laki-laki itu. Ia menyandarkan tubuhnya di punggung kursi dengan nyaman. Berusaha menikmati udara luar yang sangat jarang ia dapatkan.
"Nyonya memerintahkan Anda untuk segera masuk ke dalam kamar. Udara dingin, tidak baik untuk Anda." Ucap pria itu yang diketahui bernama Ervin. Asisten pribadi dari laki-laki yang tengah duduk di kursi itu.
"5 menit lagi." Ucap laki-laki itu berusaha meminta keringanan. Ini masih 20 menit sejak dirinya diperbolehkan ke teras belakang mansion. Dirinya ingin memanfaatkan waktu ini dengan baik.
"Zafran." Suara itu membuat kedua laki-laki yang tengah berdebat tersebut menoleh ke belakang.
Wanita berumur 48 tahun tengah berjalan kearah mereka. Tubuhnya dibalut dress selutut berwarna hitam. Tampak elegan dan cantik dalam satu kali pandangan.
"Masuk Zaf." Ucap Leona. Ia mengusap pelan rambut anaknya lalu tersenyum.
"5 menit lagi ma." Ucap Zafran mengulang jawaban yang sama saat ditanya oleh asisten pribadi yang sudah menemaninya sejak dari kecil.
"Sekarang." Kata Leona menekankan ucapannya. Syarat bahwa perintah yang keluar dari mulutnya harus dilaksanakan.
"Tapi-" Ucap Zafran terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRAN
Teen FictionNamanya Zafran Aciel. Sangkar emas yang diciptakan keluarganya telah mengurung laki-laki itu selama 16 tahun. Peraturan dan larangan selalu menghantuinya 24 jam. Semua kegiatannya sudah tertulis dengan rinci, jelas, dan akurat tanpa ada bantahan. Si...