happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")***
"Tasya, Veni, Yeri kalian satu kelompok"Tasya lega akhirnya dia bisa sekelompok dengan Yeri. Setidaknya dia tidak akan merasa canggung lalu tiba-tiba menjadi cewek pendiam karena bersama teman-teman yang tidak terlalu akrab dengannya. Kalo bersama Yeri kan beda lagi, sama-sama bobrok hehe.
"Baik semua kelompok sudah saya bagi. Akan saya beri waktu dua hari untuk mengerjakan di rumah. Kalo misalkan ada yang belum jelas bisa ditanyakan di lain waktu. Terimakasih atas waktunya, saya akhiri wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" balas murid-murid serentak.
Bu Arum meninggalkan kelas karena memang jamnya sudah selesai. Beliau baru saja memberikan tugas untuk membuat makalah yang berisi tentang seni-seni yang ada di Indonesia. Bu Arum memang guru seni budaya, jadi wajar saja tugasnya tentang begitu-begituan.
"Kantin?" Tanya Yeri.
"Kan belum istirahat bego!" Jawab Tasya ketus.
"Kirain Lo masih butuh asupan karena tadi jemuran di lapangan" celetuk Yeri membuat Tasya kesal.
Ngejek nih ceritanya??
Tasya menelusupkan wajahnya di atas lipatan kedua tangannya yang berada di meja. Sesekali tangannya memegang perut yang entah kenapa terasa sakit.
Dia tidak membalas ucapan Yeri, rasanya seperti tidak mempunyai energi untuk sekedar membalas ejekan itu.
Tadi pagi dia tidak sempat sarapan, ditambah harus berdiri di lapangan sampe jam istirahat karena telat. Perutnya saat ini sudah tidak bisa dideskripsikan. Rasanya nyeri sekali, bahkan saat ini dia merasa mual. Apa mungkin maagnya kambuh? Secara tadi malam saja dia tidak makan. Hadehh Sial sekali nasibnya saat ini.
Kalo aja tadi dia pingsan mungkin sekarang dia tengah berada di UKS. Ahh iya!! Kalo aja dia pingsan pasti dia digendong Gavin ke UKS melewati koridor yang biasanya ramai oleh cewek-cewek rumpi. Ataupun cewek-cewek yang biasa memandangnya sinis karena iri.
Kalo saja itu terjadi pasti dia akan membuat sekolah ini gempar! Bahkan mungkin Lesti yang sudah lama sekali tidak muncul di hadapannya kembali menyerangnya lagi.
Ehh?? Kok malah keinget sama Lesti ya. Dimana dia? Sudah lama sekali Lesti tidak menampakkan batang hidungnya. Pikir Tasya.
Huh Tasya!! Katanya perutnya sakit. Kok malah sempet-sempetnya bahas Lesti?!!
"Sya" Yeri menyentuh bahu Tasya. Dia bingung kenapa Tasya hanya diam dan tidak membalas ucapannya.
Dia menarik pelan bahu Tasya membuat Tasya mengangkat wajahnya. Betapa terkejutnya dia saat melihat wajah pucat Tasya.
"Lo sakit?" Pekik Yeri membuat beberapa temannya menoleh kearah mereka.
Tasya hanya menggeleng pelan lalu kembali menelusupkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Ke UKS aja Tasya! Yok gue anter" ucap Yeri pada sahabat itu.
Tasya kembali menggeleng. Tidak tahukah dia bahwa saat ini Yeri tengah khawatir??.
"Ayok cepet gue anter! Sebelum pak Ogan dateng Tasya!"
Tasya lagi lagi menggelengkan kepalanya.
Dengan terpaksa Yeri mengambil jalan pintas, yaitu menghubungi Vano selaku abangnya Tasya. Satu-satunya orang yang tepat untuk membujuk Tasya. Kalo Gavin, ini terlalu tidak mungkin. Secara Gavin pasti akan terlalu kaku untuk membujuk Tasya. Bisa-bisa sampe lebaran ntar!. Kalo Vano kan sekali paksaan Tasya akan langsung luluh, mungkin. Karena caranya bisa dibilang kasar. Ya nggak kasar-kasar juga si.
Yeri menunggu Vano yang katanya tengah otw kesini. Untungnya saat ini Vano tengah jam kosong. Jadi saat Yeri menghubunginya, Vano langsung ke sini.
"Tasya mana?!" Murid-murid di kelas ini langsung dikagetkan dengan datangnya si Vano. Mantan wakil ketua osis mereka.
'wahh ganteng'
'kok nyari Tasya?'
'ganss banget gila'
Vano tidak memedulikan mereka-mereka yang tengah membicarakannya. Fokusnya hanya pada adiknya yang tengah meletakkan kepalanya di meja.
"Dia nggak mau ke UKS bang" ujar Yeri mengadu pada Vano.
"Tasya!" Tasya yang mendengar suara abangnya lantas sedikit mengangkat wajahnya. Terlihat jelas dari wajahnya bahwa dia tengah sakit.
"Ngapain lo?" Tanya Tasya pelan.
Oke!! Ini sangatlah tidak penting!!
"Ke UKS sekarang" ucap Vano seraya menatap wajah pucat Tasya.
"Nggak ah" balas Tasya hendak menenggelamkan wajahnya kembali. Tapi tiba-tiba Vano mengangkat tubuhnya.
"Nggak ada penolakan" Vano membawa Tasya menuju ke UKS tanpa memedulikan tatapan-tatapan bingung nan sinis dari fans-fansnya atau lebih tepatnya hetters dari adiknya itu. Murid-murid di sekolah ini memang belum ada yang tahu jika Tasya adalah adiknya, kecuali sahabat-sahabatnya dan juga Yeri.
Tasya yang berada di gendongan Vano hanya pasrah. Tubuhnya lemas serta perutnya yang semakin nyeri membuatnya tidak bisa menolak Vano.
***
'ceklek'Pintu UKS terbuka menampakkan sahabat-sahabat Vano yang ternyata mengikutinya ke sini.
Vano yang baru saja membaringkan tubuhnya Tasya, lantas menoleh saat mendengar pintu itu terbuka kembali.
Tadi mereka pasti bingung melihat Vano keluar kelas dengan tergesa-gesa makanya mereka mengikutinya. Ya walaupun telat!
"Kok tahu gue di sini?" Tanya Vano pada mereka. Heh!! Sempet-sempetnya nanyain gitu-gituan. TASYA LAGI SAKIT WOY!!
"Kepo!" Celetuk Kevin.
"Kenapa?" Tanya Gavin melihat wajah pucat Tasya.
Tasya hanya diam. Mungkin malu karena dia dikerubungi oleh teman-teman Vano dan juga karena dia satu-satunya cewek di sini.
"Sakit dia" balas Vano lalu kembali menatap Tasya. ".. Apanya yang sakit?" Tanyanya.
"Perut gue" pelan Tasya seraya memegang perutnya yang semakin lama semakin nyeri.
"Lo nggak sarapan?" Tanya Vano cepat.
Tasya menggeleng membuat Vano berdecak.
"Ck! Kenapa coba nggak sarapan! Udah tau lo punya maag bego!" Ucap Vano sedikit meninggi.
Kevin, Bagas, serta Gavin hanya diam menatap Vano yang tengah memarahi adiknya itu. Ternyata mereka bisa melihat sisi lain dari seorang Vano, yang biasanya terlihat acuh kini sangat peduli dengan Tasya.
"Pasti semalem juga nggak makan?" Tebak Vano yang seratus persen benar.
Tasya menundukkan kepalanya masih dengan tangan yang meremas perutnya.
"Ck! Bego!!" Maki Vano ketika Tasya hanya diam yang artinya tebakannya memang benar.
"Vano udah, Gas beliin Tasya makanan!" Gavin menengahi Vano yang bisa saja semakin marah pada Tasya. Padahal seharusnya dia mementingkan Tasya terlebih dahulu, bukannya malah memarahinya.
Bersambung..
***
929kataJangan lupa Vote dan Komen ya!
Thank you ✨
Post: 2 Januari 2021
Revisi: 25 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya (Completed)
Teen FictionStart: 18 September 2020 Finish: 9 Februari 2021 *** Follow dulu baru baca!🙂 Cerita pertama mohon maklumi jika ada yang mengganjal di cerita ini. *** Jatuh cinta sama ketua osis?? Mungkin nggak sih?? Menurut Tasya ini bisa kok terjadi. Buktinya di...