happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")***
Tasya turun dari mobil. Mereka baru saja sampai di kediaman mereka, setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Harusnya 1 jam juga sudah sampai, tapi karena Papa membawa mobilnya dengan kecepatan pelan tidak seperti biasanya. Jadinya sekarang baru saja sampai.Rio memang sangat tahu bagaimana membuat sang putri makin kesal.
"Tasya bantuin mama bawa ini!" Langkah Tasya yang semula melangkah cepat tiba-tiba terhenti. Dia berbalik menatap mamanya.
"Apa?"
Mama Tasya menyodorkan sebuah kardus, yang entah isinya apa. "Nih!" Ucap mama.
"Kok Tasya? Kan bang Vano bisa!" Protes Tasya. Bisa-bisanya dia disuruh membawa kardus itu, sedangkan abangnya malah berjalan santai bersama ponsel di tangannya.
"Udahh kamu aja!" Balas sang mama yang senang sekali mengerjai anak perempuannya itu.
"Ck!" Dengan kesal Tasya mengambilnya. Dia berjalan cepat meninggalkan mamanya yang tengah menatapnya dengan menahan tawanya. Entah apa yang ditertawakan, mungkin dia sangat bahagia melihat wajah kesal Tasya.
Setelah meletakkan kardus tadi di dapur. Tasya yang hendak berlari menuju kamarnya kembali terhenti.
"Tasya itu telepon rumah bunyi. Tolong diangkat ya! Mama mau ke kamar mandi dulu" ujar mama Tasya yang semakin membuat Tasya kesal.
Emang papa kemana sih?? Pikirnya.
"Halo" ketus Tasya setelah mengangkat teleponnya.
'halo Sya' balas di seberang sana.
Tasya menyerit. Sepertinya dia mengenali suara itu.
'sya' Tasya tersentak. Ohh nenek!
"Ehh nenek.. iya nek?"
'udah sampe?'
"Udah kok.. baru aja" balas Tasya dengan sesopan mungkin. Berbeda jauh dengan suara ketusnya tadi.
'ohh Alhamdulillah kalo gitu.. nenek cuma mau nanya itu doang'
"Kok tumben nelpon pake telepon rumah?" Tanya Tasya.
'ya biar tahu aja udah sampe rumah atau belum. Kalo nelpon rumah tapi nggak diangkat berarti kan belum sampe'.
"Ohh.."
'yaudah nenek tutup ya!'
"Iya nek" Tasya meletakkan kembali telpon rumah yang baru saja dia gunakan itu. Dia diam!. Seperti melupakan sesuatu.
Beberapa detik kemudian dia tersentak. Tuh kan lupa tadi mau ngapain!
Tasya berlari menaiki tangga menghiraukan teriakan mamanya yang sepertinya sudah selesai dari urusannya di kamar mandi.
"TASYA JANGAN LARI!" teriak mamanya.
'Bodoamat yang penting cepet sampe kamar' batinnya.
Setelah sampai di depan kamarnya Tasya langsung membuka kasar pintu itu. Dengan gerakan cepat Tasya mencari benda kesayangannya itu. Dia lupa menaruhnya dimana.
Ohh dia ingat!! Tas sekolah!!!
Tasya langsung mengambil tas sekolahnya yang berada di meja belajar. Lalu membukanya dan mengeluarkan apa saja yang ada di dalam tasnya itu.
"YESS KETEMU!" pekik Tasya. Akhirnya setelah hampir dua hari tidak bertemu, kini dia bisa memeluknya kembali.
Tasya merebahkan diri di kasur kesayangannya masih dengan tangan yang memeluk benda keramatnya itu.
"Akhirnya kita bertemu lagi"
"Setelah sekian lama kita tidak berjumpa" Tasya bermonolog sendiri. Dia memang lebay! Hanya tidak bertemu hpnya dua hari saja sudah seperti orang gila.
Dia membuka ponselnya itu. Tasya yang semula rebahan lantas mendudukkan diri dengan mata yang terbelalak melihat beberapa panggilan tidak terjawab serta sederet pesan dari Gavin. Benarkah??
"Tumben banget ngechat duluan" ucap Tasya masih tidak percaya.
"Telpon nggak ya? Telpon apa bales chat dulu?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Telpon aja deh" dia menelepon Gavin dengan hati yang berbunga-bunga. Tidak sabar dia mendengar nada bicara Gavin yang-- Datar!!.
'tut.. tut..'
Panggilannya udah masuk nih!! Aaa makin deg-degan aja! pikirnya.
"Halo kak Gavin" ucap Tasya semangat setelah panggilannya terjawab oleh Gavin.
'hmm' balas Gavin.
Tasya memajukan bibirnya mendengar balasan dari Gavin. Beberapa detik kemudian senyumnya kembali terbit.
"Kak Gavin ngapain nelpon? Sorry aku baru buka HP. Pesannya juga baru aku baca, soalnya HP aku ketinggalan. Maaf banget" ujar Tasya yang sudah tidak sabar mendengar jawaban dari Gavin.
'kepencet' balas Gavin santai membuat Tasya membulatkan matanya.
WHAT?? KEPENCET?? TELPON BERKALI-KALI GITU KEPENCET???
"ha?" Beo Tasya.
'sorry emang kepencet' ucap Gavin membuat Tasya cemberut seketika. Apa salahnya sihh jujur gitu ngapain nelpon? Pake acara bilang kepencet segala. Mana ada kepencet sampe berkali-kali!!!
"Ohh" ketus Tasya.
'hmm'
"Okehh!" Tasya langsung mematikan sambungan sepihak. Kesal juga lama-lama.
Kak Gavin ternyata Gengsian juga ya!!
'tling' sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Tasya langsung membukanya.
Kak Gavin
|Kemarin|
•p
18.00•p
20.57•Sya
21.33|Hari ini|
•p
10.23|Satu pesan belum terbaca|
•marah?
15.05Tasya menatap satu pesan yang baru saja masuk dengan datar. MENURUT LO??!
Dia tidak berniat membalasnya. Biarkan saja. Mau marah?? Bodoamat-_-
Tasya meletakkan ponselnya di nakas, lebih baik dia membersihkan diri lalu rebahan saja. Daripada menunggu alasan mengapa Gavin menelponnya yang sepertinya tidak akan dijawab oleh sang empu.
***
Gavin menunggu balasan pesan dari Tasya, padahal pesannya sudah dibaca tapi kenapa tidak dibalas? Apakah dia marah?? Tapi masalahnya dia marah kenapa??OHH IYA!! Gavin ingat! Apakah karena dia tidak mengatakan alasan yang sebenarnya?? Tapi Tasya tahu dari mana kalo dia tengah berbohong? Ck! Pasti karena dia menelponnya berkali-kali.
Huh!! Kenapa dia tidak jujur saja sih? Harusnya dia jujur kalo kemarin dia nelpon karena ingin tahu kabar Tasya yang seharian tidak memberinya kabar sama sekali!.
Apakah dia harus mengatakan alasan yang sesungguhnya pada Tasya?. Tapi dia menganggap kalo ini terlalu berlebihan. Hanya karena dia berbohong tentang masalah yang menurutnya tidak penting ini, Tasya marah??.
Ahh atau mungkin dia hanya kesal saja padanya, pikir Gavin.
Bersambung..
***
839kataJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!
See you next part ✨
Post: 26 Desember 2020
Revisi: 25 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya (Completed)
Teen FictionStart: 18 September 2020 Finish: 9 Februari 2021 *** Follow dulu baru baca!🙂 Cerita pertama mohon maklumi jika ada yang mengganjal di cerita ini. *** Jatuh cinta sama ketua osis?? Mungkin nggak sih?? Menurut Tasya ini bisa kok terjadi. Buktinya di...