7. Diam seharian!

162 11 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
06.05
Matahari perlahan-lahan menampakkan sinarnya. Tapi gadis yang kemarin baru saja kasmaran ini masih berada di alam mimpinya.

'tok tok tok' ketukan pintu atau lebih tepatnya gedoran pintu dari kamar terus saja berbunyi, tapi tidak mengusik putri cantik yang masih terlelap di kasur kesayangan.

"BANGUN WOY" teriak Vano di balik pintu.

'tok tok tok' Vano kembali menggedor pintu dengan kencang.

'eghh'
Perlahan Tasya menerjapkan matanya. Dia merasa terganggu oleh suara itu. Dengan setengah sadar dia melangkahkan kakinya menuju pintu dan membukanya.

Melihat Tasya seperti orang yang tidak tahu tujuan, membuat Vano menjitak kepala Tasya hingga membuat sang empu tersentak dan sadar sepenuhnya.

'aws'

Tasya membuka matanya lebar-lebar hendak protes sebelum Vano memotongnya.

"Liat jam noh!" Tasya mengikuti perintah Vano. Seperti biasa matanya membulat dan dengan kecepatan kilat dia menyambar handuk lalu memasuki kamar mandi.

'aduh bisa telat nih gue' batin Tasya.

Tadi malam dia baru bisa tidur pukul 02.00 dini hari. Kenapa? You know lah! Jadilah dia sekarang terlambat. Padahal kemarin dia bangun pagi! Huh!! Nasib mikirin ketos dingin ya kayak gini. Nggak bisa tidur!!.

"MAKANYA JANGAN BEGADANG!" teriak Vano.

Vano tahu pasti Tasya begadang makanya bangun kesiangan seperti ini. Dia sangat hafal dengan kebiasaan adeknya itu.

***
Jauh dari perkiraan, sampai di Sekolah ternyata keadaannya masih sepi. Hanya segelintir siswa yang sudah berada di Sekolah. Padahal 10 menit lagi bell.

Hari ini adalah hari terakhir Tasya MOS artinya dia belum resmi menjadi bagian dari murid SMA BINTANG KEJORA.

"Kok masih sepi sih bang?" Tanya Tasya seraya menutup pintu mobil. Tumben banget jam segini parkiran masih sepi. Pada bolos apa gimana sih?!.

"Mana gue tau!. udah pada di kelas kali". Vano berjalan mendahului Tasya.

'ck' Tasya berdecak melihat abangnya yang selalu saja meninggalkannya di parkiran sendiri. Dia lantas berlari menuju ke kelasnya melewati Vano begitu saja.

"Dihh kaya dikejar-kejar setan aja lo" celetuk Vano yang tidak dihiraukan oleh Tasya.

Bodoamat! Mau dikejar setan kek!! Orang gila kek! Yang penting cepet sampe:)

Sesampainya di aula dia langsung meletakkan tasnya di meja lalu mendudukkan bokongnya. Pandangannya menyapu setiap penjuru ruangan.

"Ehh.. kok belum pada berangkat sih?" Tasya mencegat salah satu temannya yang melewati bangkunya. Veni.

"Nggak tau.. kayaknya pada nggak berangkat deh" balas Veni.

"Kok bisa? Kenapa??" Kerutan terlihat jelas di dahinya. Aneh banget!! Masa bolos sekolah kompak banget?!.

"Denger-denger sih katanya ada razia, mungkin pada takut. Secara kan hukumannya nggak main-main. Lo tau kan kejamnya ketua osis?" Ujar Veni pada Tasya.

"Ohh-- emang seserem itu ya sampe-sampe pada nggak berangkat?" Tasya dibuat merinding sendiri, tapi dia PD banget bahwa dia tidak akan kena razia.

"Iya.. kesalahan sekecil apapun Sya.." peringat Veni.

"Tapi kan untuk murid kelas 10 harusnya bisa diringankan dong? Secara kan kita belum tau betul peraturan di sini--"

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang