happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")***
"GAVIN"Gavin menoleh, dan mendapati wajah antusias dari Talitha. Dia menyeritkan dahinya, bingung kenapa Talitha berada di sini?.
"Talitha?" Gumam Gavin sebelum tiba-tiba Talitha menubruk tubuhnya membuat dia harus menyeimbangkan tubuh agar tidak terjatuh.
Ngapain dia ke sini?
"Gavin akhirnya aku bisa sekolah di sini lagi" ujar Talitha masih dengan memeluk Gavin erat. Dari suaranya Gavin bisa mendengar bahwa saat ini Talitha sangat senang.
Hah? Sekolah di sini?? Lagi?!
Menjadi bahan tontonan membuat Gavin sadar dan ingin melepaskan diri tapi Talitha menghentikannya.
"Jangan lepas dulu Gavin. Aku pengen peluk kamu"
Hello?? Pengen peluk?? Semua cewek-cewek di sini juga pengen dipeluk Gavin kali!.
Dan tanpa sepengetahuan Gavin, dari kejauhan Tasya telah melihatnya. Dan pergi sebelum dia melepaskan pelukannya dari Talitha.
"Lepas!" Titah Gavin.
"Nggak mau" tanpa ragu Talitha membalas.
"Ck! Lepas!!" Gavin mendorong kasar bahu Talitha, tanpa peduli bagaimana reaksi gadis itu.
"Gavin kok kasar sih?" Mata Talitha sudah berkaca-kaca. Bisa dibayangkan bagaimana malunya dia saat pelukannya tiba-tiba dilepas kasar oleh Gavin.
Udah tahu kalo lagi rame kayak gini. Eh main peluk-peluk aja. Rasain kan malu sendiri!.
Pasti ngiranya kalo dia peluk Gavin, semua orang yang ada di lapangan menyaksikan mereka bakal mengira bahwa dia adalah pacar ataupun orang terdekat Gavin. Tapi nyatanya?.
"Ya lo ngapain tiba-tiba peluk gue gitu aja!" Ketus dan juga tajam pastinya.
"Ya aku kan kangen sama kamu" Talitha menatap mata tajam Gavin. Sebentar lagi mungkin air matanya akan meluncur begitu saja karena sikap Gavin padanya yang tidak pernah berubah. Selalu dingin dan juga kasar!.
Sikap dingin Gavin padanya membuat orang-orang yang tadi memujinya kini memakinya.
'ihh kirain pacarnya'
'iya gue juga ngiranya pacarnya, eh ternyata hihi'
'pasti malu banget tuh'
Sungguh saat ini Talitha malu luar biasa. Dia jadi menyesal memeluk Gavin di keramaian seperti ini.
Saat ini kelas Gavin memang tengah melaksanakan ujian praktek olahraga. Jadi lapangan memang ramai oleh murid-murid kelas 12 IPA. Belum lagi murid-murid yang berada di koridor-koridor sekolah. Pasti juga ikut memperhatikannya.
"Percuma sekolah di sini, kalo cuma bikin malu diri lo lagi!" Kalimat pedas itu baru saja meluncurkan dari Gavin. Gavin memang akan secara blak-blakan melontarkan kata-kata pedas pada orang yang mengusiknya. Jadi jangan coba-coba untuk mengusik Gavin!!.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Gavin pergi dari sana. Meninggalkan lapangan yang dipenuhi murid-murid yang baru saja menyaksikan mereka. Untung saja dia sudah melaksanakan ujian praktek tadi. Karena memang absennya berada di tengah-tengah.
Talitha menatap punggung Gavin dengan sendu. Kenapa Gavin seperti benci sekali padanya, pikir Talitha.
Hello?? Kalo lo nggak bersikap seenaknya juga Gavin nggak akan kayak gitu!
"Tha, gue bukannya nyalahin lo atau apa. Tapi kalo gue ada di posisi Gavin, gue juga akan melakukan hal yang sama." Ujar Kevin yang dari tadi juga menyaksikan mereka.
Talitha menundukkan kepalanya bersamaan dengan air mata yang turun setetes demi setetes.
"Percuma lo deketin Gavin lagi, dia udah cinta sama yang lain." Ucap Bagas yang berada di samping Kevin.
Sedangkan Vano? Dia tidak peduli sama sekali. Dia hanya fokus pada ujian prakteknya. Bodoamat sama Talitha! Dari dulu udah ditolak mentah-mentah masih aja deketin Gavin. Nggak tahu malu apa ya?.
"Dasar!!" Cetus Vano.
***
"Sya" Yeri menyentuh lengan Tasya yang tengah menatap kosong ke arah depan.Tadi setelah menyaksikan adegan pelukan antara Gavin dengan seorang cewek, Tasya langsung berlari menuju belakang sekolah. Entah kenapa kakinya refleks melangkah ke sana.
Di belakang sekolah memang sepi, hanya segelintir siswa yang berada di sini. Keadaan sepi membuat Tasya sedikit tenang, dan berusaha meredakan tangisnya. Iya! tadi dia menangis! Walaupun tidak lama.
"Sya.. jangan salah paham dulu." Ujar Yeri. Tangannya terangkat mengusap punggung Tasya. Dia berkata seperti itu untuk menenangkan Tasya, agar sahabatnya ini mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Bukan menduga yang tidak-tidak. Walaupun bukti sudah di depan mata, tapi mungkin saja cewek tadi saudara Gavin 'kan? Tidak ada yang tahu!!.
"Salah paham gimana? Udah jelas kok" ucap Tasya seraya menghapus sisa air matanya yang mulai mengering. Dia merasa nyeri, sesak, dan sakit secara bersamaan. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah Gavin. Mantan ketos yang dia cintai sejak lama ternyata sudah memiliki tambatan hati.
"Siapa tahu itu saudaranya Sya?"
"Kak Gavin nggak punya saudara! Dia anak tunggal!" Ucap Tasya kesal karena sendari tadi Yeri masih berusaha membela Gavin. Padahal dia kan juga melihatnya tadi!
"Emm.. lo sadar nggak sih Sya. Tadi tuh yang meluk ceweknya, bukan kak Gavin. Positif thinking aja kan gue bilang!" Yeri mencoba memberikan alasan.
"Tapi lo juga liat kan? Kalo tadi nggak ada perlawanan sama sekali dari kak Gavin!!" Sewot Tasya. Harusnya saat ini Yeri berada di pihaknya. Tapi ini??
"Iya juga sih" balas Yeri pelan. Apa yang diucapkan Tasya memang ada benarnya. Tapi entah kenapa dia sangat tidak yakin kalo cewek tadi adalah pacar Gavin. Secara dia tahu bahwa Gavin menyukai Tasya.
Hadehhh Yeri jadi bingung kan!!
Bersambung..
***
810kataJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!
See you ✨
Post: 16 Januari 2021
Revisi: 26 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya (Completed)
Teen FictionStart: 18 September 2020 Finish: 9 Februari 2021 *** Follow dulu baru baca!🙂 Cerita pertama mohon maklumi jika ada yang mengganjal di cerita ini. *** Jatuh cinta sama ketua osis?? Mungkin nggak sih?? Menurut Tasya ini bisa kok terjadi. Buktinya di...