happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")***
"Udah?" Tasya bertanya pada Yeri yang baru saja duduk di bangkunya."Ha?" Yeri menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan pertanyaan Tasya.
"Udahh gosip nya?" Yeri menyengir. OHH ITU YANG DIMAKSUD HIHI.
"Yaudahlah orang gurunya udah masuk!" Guru mapel memang sudah masuk bertepatan dengan bell berbunyi.
"Kirain mau lanjut" sindir Tasya.
"Kalo gurunya nggak killer mahh udah lanjut gosip gue" ucap Yeri sedikit meninggikan suaranya. Sepertinya dia kelepasan.
"KALO MAU NGOBROL SILAHKAN KELUAR!" tuhh kan gurunya kalo ngomong keras banget!!. Sampe-sampe telinga mereka hampir jebol.
Mendengar itu bukan hanya Yeri dan Tasya yang tersentak, tapi juga semua murid yang berada di kelas ini.
Yeri mendapat tatapan tajam dari pak Santo selaku guru killer tadi. Padahal kan Tasya juga terlibat, tapi kenapa hanya dirinya yang ditatap seperti itu.
"Masih mau lanjut?" Tanya pak Santo dengan tajam. Dia paling tidak suka jika ada murid yang mengobrol saat jam pelajarannya berlangsung.
"Hehe nggak kok pak" balas Yeri dengan rasa takut. Menurut Yeri guru paling menakutkan adalah pak Santo ini.
"Keluar!" Titah pak Santo.
"Siapa?" Aduhh Tasya keceplosan!!. Bisa-bisanya dia menanyakan hal itu disaat-saat seperti ini.
"KALIAN BERDUA!" bentak pak Santo.
Tasya dan Yeri langsung bangkit dengan cepat. Mereka tak mau mendapatkan amukan lagi.
"Baik kita lanjut pelajarannya"
***
"Gila sihhh.. galak banget huuh" ujar Yeri dengan ngos-ngosan setelah baru saja berlari meninggalkan kelas penuh amukan itu."Yaa lo sihh!! Gue juga kena kan?!" balas Tasya menyalahkan Yeri. Karena menurutnya yang salah adalah Yeri!.
"Yeee.. 'kan lo nanya ya gue jawab lahh" Semprot Yeri dengan sedikit sewot.
"Yaa tapi kalo pelan mah pak Santo nggak bakal denger. Lahh lo?!! Malah kenceng banget! ya dia denger lah" ucap Tasya tak mau kalah.
"Yaa sorry gue kelepasan" pasrah Yeri. Dia mengalah saja dari pada berlanjut sampe lusa.
"WOY" teriakan itu membuat Yeri dan Tasya refleks menoleh ke belakang. Di sana ada Gavin yang sepertinya memang memanggil mereka berdua.
Gavin berjalan mendekat, "Ikut gue"
Tasya dan Yeri menerjapkan matanya beberapa kali tapi tetap mengikuti kemana si mantan ketos itu akan membawanya. Mereka menyeritkan dahinya saat Gavin membawa mereka ke toilet perempuan.
"Bersihin!" Perintah Gavin.
Mata Tasya dan Yeri membulat. Serius mereka harus membersihkan ini? Apa tidak salah??.
"Ta- tapi--" ucapan Tasya terpotong lantaran Gavin memotong ucapannya.
"Nggak ada tapi-tapian!" Tegas Gavin. Ingat kan apa yang Tasya ucapkan dulu?. Gavin itu kejam!!!.
"Tapi dalam rangka apa?" Ujar Yeri dengan penuh keberanian. Berbeda dengan ucapannya yang seakan-akan menantang, jauh di dalam lubuk hatinya dia tengah ketakutan. Takut jika dia membangunkan amarah Gavin. Yang bisa saja kalo marah bisa melebihi pak Santo tadi.
"Lo berdua udah bikin kesalahan!" Ucap Gavin penuh penekanan.
Melihat Tasya dan Yeri yang sepertinya belum mengerti dengan apa yang dia katakan membuatnya kembali berucap, "Lo udah ngobrol saat pelajaran! Bersihin sekarang!!" Ucapnya lagi tanpa terbantahkan.
Mulut Tasya dan Yeri terbuka lebar. Gavin tahu?? Apa iya pak Santo yang memberi tahu? Tapi masa sihh?!!.
'nih orang punya indra ke tujuh ya?! Bisa-bisanya dia langsung tau gitu aja!' batin Yeri.
'tau dari mana sih kak Gavin? duhh malu banget nih gue' batin Tasya.
"Ngapain bengong!" Sentak Gavin membuat mereka kembali ke alam sadarnya.
"Ee-- i- iya kak.." gugup mereka. Kemudian menjalankan perintah Gavin dengan perasaan dongkol serta takut bersamaan.
Setelah melihat Mereka menjalankan perintahnya dengan baik, Gavin meninggalkan tempat itu.
Yeri menoleh kesamping, sepertinya Gavin sudah pergi.
"Ck! Emang ya kak Gavin kejem banget" gerutu Yeri.
"Jangan kayak gitu, ntar dia denger baru tau rasa lo!" Ujar Tasya membantah ucapan Yeri.
"Iya iya.. yang lagi deket mahh belain teruss" sensi Yeri. Moodnya anjlok karena Gavin!.
"Bukannya gitu yerr.." Tasya berusaha menjelaskan maksudnya, tapi sepertinya Yeri keburu kesal dengannya.
"Serah lo" Tasya hanya menghela nafasnya, sahabatnya ini pasti marah karena dia membela Gavin. Padahal dia tidak bermaksud kok. Niatnya hanya ingin mengingatkan Yeri saja untuk tidak menyalahkan Gavin. Nanti kalo Gavin tahu kan bisa berabe.
Tasya membersihkan toilet hingga bersih. Yeri juga melakukan hal yang sama, bedanya kalo Yeri dengan penuh keterpaksaan!.
Ngomong-ngomong tentang keterpaksaan, Tasya juga sebenarnya terpaksa kok. Tapi karena memang hukuman ini layak untuk mereka berdua, ya Tasya berusaha untuk biasa-biasa saja.
Semuanya selesai saat jam pelajaran ketiga habis. Dengan keadaan yang penuh keringat Yeri dan Tasya keluar dari kamar mandi siswi menuju ke kantin.
"Dari mana lo?" Tanya Vano saat tanpa sengaja berpapasan dengan mereka.
"Kepo" celetuk Tasya. Dia sesekali melirik ke arah Yeri yang tengah menundukkan kepalanya.
"Pasti baru dihukum" tebak Vano yang 1000% benar dan jangan lupa dengan tampang menyebalkan Vano yang tertuju pada Tasya.
Tasya hanya melirik sinis abangnya itu. Dia menarik tangan Yeri mempercepat langkahnya meninggalkan Vano yang pasti akan meledeknya lebih lanjut jika dia masih di sini.
Tasya tahu sahabatnya ini pasti tengah gugup jika bertemu dengan Vano. Walaupun begitu, yang membuat Tasya merasa heran adalah ketika Yeri sesekali mencuri pandang pada Vano. Bisa-bisanya dia mencuri-curi pandang pada seseorang yang telah membuatnya gugup? Aneh! Tasya aja kalo lagi gugup sama Gavin nggak pernah ngelirik wajah Gavin sekalipun. Takut copot jantung Tasya!.
Bersambung..
***
839kataVote!!!
Post: 22 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya (Completed)
Teen FictionStart: 18 September 2020 Finish: 9 Februari 2021 *** Follow dulu baru baca!🙂 Cerita pertama mohon maklumi jika ada yang mengganjal di cerita ini. *** Jatuh cinta sama ketua osis?? Mungkin nggak sih?? Menurut Tasya ini bisa kok terjadi. Buktinya di...