11. Bullying

134 10 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
Pagi ini Tasya tengah menunggu seseorang di halaman depan rumahnya, seperti kebiasaannya beberapa hari terakhir. Gavin!. Seseorang yang Tasya tunggu.

Tasya memang beberapa hari ini selalu berangkat sekolah dengan Gavin. Artinya mereka juga semakin banyak celah untuk menghabiskan waktu bersama. Hanya saja sikap dingin Gavin masih bertahta dalam diri Gavin. Tapi itu tidak menyurutkan semangat Tasya untuk selalu berada di dekatnya.

Tasya memasuki mobil yang baru saja berhenti di depan gerbang rumahnya, "Hai" sapanya.

Gavin hanya menganggukkan kepalanya tanpa membalas sapaan itu. Dia menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Tasya.

Beberapa menit kemudian mobil Gavin memasuki gerbang sekolah. Banyak gadis-gadis yang selalu stay menunggu kedatangan Gavin. Tapi tidak untuk Tasya, dia selalu mendapat tatapan sinis dari penggemar-penggemar Gavin.

Tasya dan Gavin turun dari mobil. Mereka  berjalan beriringan menuju kelas mereka yang memang searah tanpa mendengarkan cibiran-cibiran yang terlontarkan untuk Tasya.

"Aku masuk dulu kak" pamit Tasya ketika telah berada di depan kelas.

"Hmm" balas Gavin tanpa menghentikan langkahnya.

Tasya hanya mendengus melihat sikap Gavin, walaupun sudah biasa tapi tetap saja dia kesal.

Dia memasuki kelas dan langsung mendapatkan godaan dari teman-temannya, bukan semuanya hanya beberapa saja.

"Ciee", wajah Tasya bersemu mendengar godaan dari teman-temannya itu.

"Uhuy yang lagi deket sama ketos nih ye.." Yeri yang masih sibuk dengan bukunya menyempatkan untuk ikut menggoda Tasya.

"Apaan sih" balas Tasya seraya duduk di bangkunya.

"Tugas lo udah jadi?" Tanya Yeri.

"Udah dong!" sombong Tasya.

"Dihh sombong lo!" Yeri menonyor kepala Tasya. Kesal juga punya temen yang sombongnya minta ampun.

"Ck! Nggak usah nonyor-nonyor juga" Tasya membalas tonyoran dari Yeri.

"Nanti pulangnya lo sama kak Gavin lagi?" Ucap Yeri mengalihkan. Kalo tidak dialihkan mungkin sampe besok akan terus saling tonyor-menonyor.

Tasya mengangkat kedua bahunya, "nggak tau".

"Awal mula lo deket itu gimana sih?" Tanya Yeri kepo seraya menutup buku tugas yang sepertinya telah selesai, lalu memiringkan duduknya menghadap Tasya.

"Dihh kepo!"

"Ck! Ditanya juga!! Gue jugakan pengen tahu gimana caranya deketin cogan" kesal Yeri.

"Ya nggak gimana-gimana. Ngalir aja gitu" ucap Tasya seadanya. Dia juga tidak tahu persis kenapa dia bisa dekat dengan Gavin. Tapi menurutnya Dia dan Gavin hanya biasa saja, malah seperti teman biasa. Bukan gebetan seperti yang Yeri maksud.

"Masa tiba-tiba deket. Kan nggak mungkin!"

"Ya mana gue tahu! Intinya gue deket karena sering chatingan" balas Tasya santai.

"Masa sih.. emang lo punya nomornya?" Ragu Yeri. Dia sungguh tidak percaya jika Tasya bisa mendapatkan nomor cowok paling dingin di sekolah ini.

"Punya dong" Tasya menampilkan wajah songong. Dia senang membuat Yeri iri.

"Gimana caranya?"

"Mintalah" jawab Tasya. Membuat Yeri semakin kepo ternyata menyenangkan juga.

"Nggak mungkin tiba-tiba dia ngasih. Pasti lo paksakan?" Sewot Yeri.

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang