epilog

226 10 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
Setelah kemarin hubungan Tasya dan Gavin membaik, tiba-tiba saja Gavin mengajak Tasya keluar. Entah kemana tapi yang jelas Tasya sangat senang. Hari minggu yang biasanya Tasya gunakan untuk rebahan, kini digunakan untuk jalan-jalan.

'Akhirnya ada yang ngajak jalan juga' batin Tasya.

"SYA INI GAVIN UDAH DIBAWAH!" Teriak Vano dari bawah.

Tasya yang tengah duduk di depan meja rias berdecak mendengar suara nyaring dari abangnya itu. Bisa nggak si nggak usah teriak-teriak?!!.

Dengan kesal dia beranjak dan mengambil tas kecil miliknya sebelum Vano kembali mengeluarkan suara merdunya itu. Bisa-bisa rumah ini langsung roboh seketika.

Tasya keluar dari kamarnya lalu menutup pintunya kembali. Saat ingin menuruni tangga, langkahnya dicegat oleh Vano yang tiba-tiba saja berdiri di depannya.

"Ciee yang mau taken! Uhuyy" goda Vano yang malah membuatnya bingung.

Siapa yang mau jadian?

"Hah?!"

"Hah heh hah heh!! Cepet sana! Udah ditungguin juga!!" Ujar Vano tanpa tahu diri. Padahal kan yang buat Gavin nunggu tuh Vano! Kenapa coba tiba-tiba nyegat terus ngomong nggak jelas gitu!.

"Kan lo yang nyegat gue bego!" Kesal Tasya. Dia mondorong Vano untuk menyingkir dari hadapannya.

"Ck! Biasa aja dong! Iya tahu gue, yang mau taken mahh beda." Vano berjalan menuju kamarnya membiarkan Tasya yang menatapnya penuh tanda tanya.

Siapa sih yang mau taken?? Gue?? Siapa coba yang mau nembak gue?!! Pikir Tasya.

"Apaan sih Vano! Nggak jelas banget!" Ucap Tasya lalu menghampiri Gavin yang berada di bawah.

"Kak" panggil Tasya.

Gavin yang tengah sibuk menatap ponselnya langsung menoleh ke sumber suara. Menatap Tasya dengan kagum.

"Kak Gavin! Ayo!" Seru Tasya lagi karena Gavin hanya diam menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Gavin membuyarkan lamunannya, dia berdehem sebentar untuk mengurangi rasa gugupnya, lalu beranjak.

"Ayok! Tadi gue udah ijin sama tante Rina." ujar Gavin.

"Ohh.. terus sekarang mama di mana?" Tasya celingukan mencari keberadaan mamanya.

"Supermarket" jawab Gavin. Dia menarik tangan Tasya untuk segera keluar dari sini. Kalo tidak ditarik seperti ini mungkin dia akan disuguhi pertanyaan-pertanyaan lain dari Tasya yang akan membuatnya semakin lama di sini.

Tasya menurut ketika Gavin menariknya keluar. Mereka menaiki mobil, lalu meluncur ke tempat tujuan.

***
"Masih inget sama tempat ini?" Tanya Gavin. Mereka tengah berjalan menapaki tempat yang dulu pernah mereka datangi. Di taman yang luas tapi seperti hutan yang asri. Dulu Gavin pernah mengajak Tasya ke sini. Masih ingat?.

"Masih. Kakak pernah ngajak aku ke sini kan?" Balas Tasya. Dia menatap seluruh penjuru taman. Bisa dilihat bahwa Tasya memang sangat menyukai tempat ini.

"Tau kenapa gue ajak lo ke sini?" Gavin menghentikan langkahnya dan menatap Tasya dari samping.

Tasya yang merasa ditatap langsung menoleh, lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak." Ucapnya.

Gavin terkekeh membuat Tasya menatapnya penuh dengan rasa kagum. Ternyata kalo lagi ketawa gantengnya nambah berkali-kali lipat.

"Gue juga nggak tahu si kenapa. Pengen aja gitu gue ngajak lo ke sini." Tasya menerjapkan matanya. Dia baru sadar ternyata dari tadi Gavin memang berbicara panjang padanya. Tidak cuek lagi. Waahh Tasya patut adain syukuran nih.

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang