26. Cewek Sinting

86 8 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
Setelah menempuh sekitar satu jam lebih, Tasya, Vano, beserta orang tuanya telah sampai di kediaman neneknya atau lebih tepatnya ibu dari sang papa. 

Mereka turun dari mobil langsung disambut hangat oleh nenek di depan rumah. Nenek memang sudah tau mereka akan datang karena sebelumnya mereka telah menghubunginya terlebih dahulu.

"Nenek.." Tasya berlari menghampiri sang nenek dan langsung memeluknya. Sudah lama tidak bertemu membuat Tasya rindu pada neneknya ini.

"Nenek sehat?" Tanya Tasya setelah melepaskan pelukan mereka.

"Alhamdulillah sehat, kamu gimana?"

"Tasya juga Alhamdulillah sehat nek" Tasya tersenyum manis pada nenek satu-satunya ini. Ayah dari papa sudah meninggal dan juga ayah serta ibu dari mamanya juga telah tiada saat Tasya masih kecil.

"Nek" Vano menyalimi neneknya.

"Vano gimana kabarnya?" Tanya nenek.

"Alhamdulillah Vano sehat nek"

Setelah saling bertanya kabar, mereka memasuki rumah neneknya itu.

"Sepi bu? Pada kemana??" Tanya papa Tasya.

"Iyaa Rendi belum pulang, mungkin sebentar lagi. Kalo Santi lagi belanja sama Lita juga." Rendi adalah adik dari papa Tasya, kalo Santi adalah istri dari Rendi, sedangkan Lita adalah anak dari Rendi dan Santi.

"Ohh.. kalo Ev--"

"Assalamualaikum" pekik dari luar.
".. wihh rame nih" ujar cowoh remaja terpaut dua tahun di bawah Tasya. Dia langsung menyalimi papa dan mama Tasya.

"Baru aja mau nanya lo di mana" ucap Vano pada Evan, kakak Lita.

"Hehe habis ke rumah temen, gue"
".. Udah lama?" Lanjut Evan.

"Baru aja" papa Tasya yang menjawab.

"Ohh.. ibu kemana nek?" Tanya Evan seraya duduk di samping neneknya.

"Belanja"

"Lita juga?"

"Iya" ngomong-ngomong soal Lita, umur Evan dan Lita terpaut 3 tahun. Lita masih di Sekolah Dasar sedangkan Evan sudah masuk Menengah Pertama.

***
Gavin menatap layar ponsel di tangannya. Dia tidak mendapatkan nontifikasi apapun dari Tasya. Padahal dia sudah menunggunya dari tadi.

'Ck!' Dia berdecak lalu mengusap wajahnya kasar. Baru kali ini dia merasa tidak tenang jika belum mendapatkan kabar dari seseorang.

'apa chat Vano aja ya?' batinnya.

'tapi kalo chat Vano yang ada gue diketawain lagi'

'ahhhh gini banget sihh gue'

Pikiran Gavin bercabang, antara ingin menghubungi sahabatnya untuk menanyai Tasya atau tidak tidak sama sekali.

Di tengah pergulatan dengan pikiran serta batin, dia mendengar ketukan pintu serta suara yang menyerukan namanya.

"Gavin.." ohh ternyata bunda yang memanggilnya.

"Iya?"

"Itu ada temen kamu di bawah"

"Siapa?.." Gavin malas sekali untuk sekedar bangkit dari zona nyamannya.

"Nggak tau.. bunda nggak kenal. Cewek!"

Gavin menyeritkan dahinya, Cewek? Siapa? Dia bangkit lalu membuka pintu kamarnya.

"Siapa sih?" Tanya Gavin lagi pada bundanya yang masih di depan pintu kamarnya. Padahal sudah jelas tadi bundanya bilang tidak tahu.

"Bunda nggak tahu Gavin!. sana samperin!" Dengan malas Gavin menemui cewek yang mengaku sebagai temannya itu.

Gavin berdehem setelah sampai di bawah atau lebih tepatnya di ruang tamu, membuat cewek itu menoleh lalu tersenyum manis pada Gavin.

"Gavin.. " saat hendak memeluknya, Gavin menghentikannya.

"Ngapain?" Tanya Gavin dingin.

"Mau ketemu sama kamu! udah lama kan kita nggak ketemu" balas Cewek itu. Dia Talitha cewek yang menembaknya secara terang-terangan dulu saat kelas 10. Cewek yang hampir dua tahun menghilang karena harus pindah ke luar negeri bersama orang tuanya.

"Pulang!!" Titah Gavin.

Talitha memajukan bibirnya menatap Gavin. Dari dulu tidak berubah ternyata, selalu saja bersikap dingin padanya. Pikir Talitha.

"Ihh kok gitu.. kamu nggak kangen sama aku?" Jujur Gavin sudah sangat muak mendengarnya. Dari pertama bertemu dulu, Gavin sudah sangat ilfeel pada Talitha. Bagaimana bisa? seorang cewek dengan tidak tahu dirinya, menembaknya di depan banyak murid SMA Bintang Kejora yang menurut Gavin itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Apakah dia tidak punya harga diri sama sekali?.

"Pulang--"

"Gavin kok gitu sih sama temennya" bunda Gavin yang baru saja datang dari dapur untuk mengambilkan minum tanpa sengaja mendengar anaknya mengusir tamunya sendiri.

"Ayo duduk nak.. namanya siapa?" Tanya bunda Gavin.

"Talitha tante" Gavin menatap datar bundanya yang malah welcome sekali dengan Talitha. Ingin sekali dia berkata ITU BUKAN TEMEN GAVIN, BUNDA! tapi rasanya dia tidak patut untuk mengatakan hal itu.

Dengan perasaan jengkel Gavin mendudukkan bokongnya di sofa. Intinya dia tengah menghormati tamu di depan bundanya, kalo di belakang bundanya mahh udah langsung Gavin usir dengan cara yang mungkin kasar menurutnya.

"Yaudah tante tinggal dulu ya.. Gavin ajakin ngobrol temennya, gimana sih!" ujar bunda seraya bangkit meninggalkan mereka berdua.

"Hmm" balas Gavin pada bundanya.

Setelah bundanya hilang dari pandangannya, Gavin kembali berucap, "pulang sana"

"Ihh gitu banget sihh"

"Ck! P u l a n g" Gavin menekan kata tersebut agar sang empu menuruti perkataannya. Tapi sepertinya hanya dianggap angin lalu.

"Gak mau" dengan tegas Talitha menolak permintaan Gavin.

Gavin menghela nafasnya, percuma dia lama-lama di sini. Lebih baik dia ke kamar saja meninggalkan cewek sinting ini.

"Serah" ucap Gavin.

Bersambung..
***

775kata

Vote!!!

Post: 12 Desember 2020

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang