34. Positif Thinking

96 9 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
Setelah kemarin maag Tasya kambuh dan berakhir pulang sekolah sebelum waktunya alias bolos pelajaran, kini Tasya sudah berangkat sekolah kembali.

Dia turun dari mobil yang baru saja terpakir rapi di parkiran. Lalu berjalan menuju kelasnya.

Jika kalian berpikir Tasya berangkat dengan Gavin itu salah besar. Nyatanya dia berangkat dengan Vano as abangnya. Kenapa? Tasya sendiri pun tidak tahu, biasanya Gavin pagi-pagi sudah ada di depan rumahnya. Tapi tadi saat dia menunggu kehadirannya, tidak ada tanda-tanda cowok itu akan datang.

Tasya sendiri bingung kenapa Gavin tidak menghubunginya untuk sekedar memberitahu dirinya kalo dia tidak bisa menjemput? Atau setidaknya dia bilang pada Vano supaya Tasya tidak capek-capek menunggunya. Aneh banget tiba-tiba ngilang, bahkan dari kemarin tidak ada kabar. Untung saja tadi Tasya tidak telat bangun lagi, jadi dia bisa nebeng dengan Vano.

Sebenarnya Tasya tidak begitu berharap kalau setiap hari dia dijemput oleh Gavin. Dia bisa saja berangkat bersama Vano, bahkan kalo dipikir-pikir lebih baik bersama Vano, daripada Gavin setiap hari harus menjemputnya. Gavin sudah membuat Tasya bergantung padanya. Jadi, rasanya berbeda saja jika dia tidak bersama dengan Gavin. Seperti ada yang kurang.

"Udah sembuh?" Tasya menghentikan langkahnya di depan pintu kelas. Dia menatap Yeri yang baru saja melemparkan satu pertanyaan yang menurutnya itu cuma basa-basi semata.

Kalo belum sembuh ngapain sekolah??

"Menurut lo?!" Ketus Tasya seraya memasuki kelas. Sebelumnya dengan sengaja dia menyenggol bahu Yeri, membuat Yeri mundur beberapa langkah.

"Ck!! Kasar banget yak" sindir Yeri tapi tetap mengikuti Tasya dari belakang.

"Bodoamat" Tasya duduk di bangkunya, dia membuka ponsel yang baru saja berdenting menandakan ada pesan masuk. Tasya berharap itu pesan dari Gavin yang sejak kemarin belum membalas pesannya.

Abang laknat


• Nanti pulang tunggu gue di parkiran

Tasya menghela nafasnya, ternyata bukan dari orang yang dia harapkan.

"Kenapa lo?" Tanya Yeri melihat wajah sahabatnya yang terlihat murung. Dia duduk di samping Tasya yang mana itu memang tempat duduknya.

"Gapapa" singkat Tasya setelah meletakkan ponsel di sakunya.

"Ck! Ceritalahh sama gue" ujar Yeri. Dia tahu Tasya seperti tengah memikirkan sesuatu. Tapi dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan. Secara Tasya tidak mau cerita dengannya. Menurutnya Tasya itu cenderung lebih tertutup orangnya. Berbeda dengan dia yang akan blak-blakan menceritakan apa yang tengah dia rasakan. Kecuali cerita masalah percintaan!.

SAMA AJA DONG!!

"Gue gapapa" balas Tasya. Sepertinya dia ragu untuk menceritakan isi hatinya pada sahabatnya.

Yeri mendengus, "Kenapa Sya? Gue tahu lo lagi nggak baik-baik aja. Cerita sama gue, siapa tahu gue bisa jadi pendengar yang baik buat lo"

Tasya menatap wajah Yeri. Apakah lebih baik dia cerita pada Yeri? Tapi dia sangat ragu untuk memulainya.

"Lo ragu sama gue? Gue janji bakal simpan ini baik-baik, nggak akan gue sebar-sebarin" ucap Yeri seakan-akan tahu apa yang Tasya pikirkan.

Tasya menaikkan sebelah alisnya, "Seriusan?"

Aneh saja seorang Yeri bisa serius seperti ini. Dari wajahnya Tasya bisa melihat bahwa Yeri memang serius dengan ucapannya.

"Ck! Nggak percaya sama gue? Gue lagi baik hati ini lho!" Tasya memutar bola mata malas. Kumat lagi sisi songongnya!!

"Cepetan!" Desak Yeri tidak sabaran.

"Gue ngerasa gimana gitu.." ujar Tasya mulai bercerita. Dia memainkan jari-jemarinya.

"Ya gimana?" Potong Yeri.

"Ya lo diem dong! Ini gue mau cerita!" Ucap Tasya seraya menatap Yeri sebal.

"Oke oke lanjut!"

Tasya berusaha menerawang apa yang dia rasakan. "Gue ngerasa kak Gavin menjauh."

Yeri menyerit. Bukankah kemarin-kemarin masih baik-baik saja??

"Menurut lo gue sama kak Gavin itu gimana sih??" Tasya menatap Yeri, meminta pendapat darinya.

Yeri memutar fikirannya, "emm.. menurut gue.. lo sama kak Gavin itu udah kayak orang pacaran. Deket banget! Berangkat sekolah bareng, pulang juga bareng. Malah kadang-kadang lo batalin janji sama gue demi bisa jalan sama kak Gavin." Ujar Yeri seraya menyindir diakhir kalimat.

"Ck! Nggak usah nyindir" sinis Tasya dibalas cengengesan oleh Yeri.

"Udah lanjut!"

"Kalo menurut lo kayak gitu, pantes nggak kalo gue baper?" Tanya Tasya lagi.

"Ya pantes lah. Gue juga kalo ada di posisi lo bakalan baper diperlakuin kayak gitu..." Yeri menjeda ucapannya.

"... Tapi gue nggak tahu kelanjutan hubungan lo sama dia, sedangkan lo aja nggak pernah cerita sama gue. Lo masih di gantungin??"

Tepat sasaran!! Ternyata Yeri peka dengan apa yang dia rasakan selama ini.

"Ya--" Tasya bingung mau merespon bagaimana. Mau jawab IYA ntar keliatan banget kalo dia ngarep lebih.

"Menurut lo kak Gavin suka nggak sama gue?" Tasya mengalihkan topik.

"Iyalahh.. udah keliatan banget kali!" Balas Yeri dengan penuh keyakinan.

"Tapi mungkin aja 'kan, kalo kak Gavin memperlakukan gue layaknya seorang adik. Secara gue adik dari sahabatnya?" Tasya sebenarnya tidak yakin dengan pertanyaannya. Tapi mungkin saja bukan??.

"Masa kayak gitu sih! Nggak mungkin banget lah!! Lo liat aja dari tatapan dia ke lo. Beda!! Gue yakin dia suka sama lo." Ucap Yeri meyakinkan Tasya bahwa Gavin memang menyukainya.

"Tapi dari kemarin itu dia nggak ada kabar. Apa mungkin dia jauhin gue?" Tasya khawatir apa yang dia katakan itu memang benar. Dia takut Gavin akan menjauh setelah berhasil membuatnya terbawa perasaan seperti ini.

"Atas dasar apa dia jauhin lo, Tasya??" Tanya Yeri membuat Tasya diam.

"Nih ya! Menurut gue kak Gavin itu bukan bermaksud gantungin lo. Tapi dia butuh waktu aja buat ngungkapin perasaannya sama lo. Kalo misalnya lo nganggep kak Gavin itu cuma baperin lo doang, buang deh pikiran itu jauh-jauh! Positif thinking aja! Gue yakin kak Gavin nggak mungkin kayak gitu!" Ujar Yeri panjang lebar.

Tasya diam memikirkan ucapan Yeri. Apa benar?? Tapi-- Tasya menggeleng pelan.

'Oke!! Positif thinking Tasya'  batinnya.

Bersambung..
***
913kata

Thank you buat yang mau baca.

Tinggalkan jejak!!

See you ✨

Post: 9 Januari 2021
Revisi: 25 Februari 2021

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang