28. Ditolak mentah-mentah

113 7 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
Setelah beribu-ribu alasan yang Tasya berikan akhirnya Papa Tasya luluh juga. Mereka akan pulang ke Jakarta nanti siang, walaupun menurut Tasya itu masih sangat lama tapi setidaknya dia bisa secepatnya bertemu dengan benda keramatnya itu. Apa lagi kalo bukan handphone-_-

"Kenapa nggak sekarang aja sih ma pulangnya" ucap Tasya pada mamanya yang baru saja duduk di sampingnya. Papa Tasya yang tadi bersamanya malah pergi entah kemana dengan om Rendi.

"Masih mending enggak pulang besok Sya" balas Mama Tasya.

Tasya hanya memprout bibirnya. Dia galau, dia bosan, dia juga merindukan seseorang. Hehh Tasya!! Tidak bertemu satu hari saja kok sudah rindu?!.

"Vano kemana ma?" Tanya Tasya. Sepertinya dia butuh hiburan seperti mengganggu abangnya?? Ide yang bagus bukan??

"B a n g  V a n o" eja sang mama yang seperti tengah mengajari anak balita berbicara.

"Iya.. bang Vano kemana mama??" Ujar Tasya dengan tampang terpaksa. Males sekali memanggil Vano dengan sebutan abang, pikirnya.

"Keluar tadi sama Evan" balas mama seraya beranjak meninggalkan Tasya sendiri diluar. Perasaan baru aja duduk, ehh udah mau masuk rumah lagi.

"Naik motor?"

"Iya" jawab mama Tasya sebelum ditelan pintu.

Tasya mendengus. Pengen keluar, tapi nggak tahu jalan. Mau ngajak Lita, kayak jagain anak-anak. Tapi kalo nggak sama Lita, dia nggak punya temen. Kalo misalnya rebahan, rasanya kurang nyaman kalo nggak di kasur kesayangan. Ck! Oke!! Sepertinya pilihannya cuma satu, ngajak Lita jalan!!! :)

Tasya beranjak memasuki rumah neneknya. Dia akan mencari Lita, untuk menemaninya berjalan-jalan di sekitar sini sekedar mencari kesibukan.

Langkah Tasya menuju belakang rumah, dan mendapati tantenya yang tengah menyirami tanaman-tanaman hias. Tasya mendekatinya.

"Tante.. Lita di mana?"

Tante Santi menoleh lalu tersenyum. "Ehh Tasya.. Lita lagi ngerjain PR kayaknya, di kamar. Susul aja Sya"

Tasya mengangguk pelan lalu berucap, "ohh.. yaudah Tasya susul ya Tante"

"Iya"

Tasya melangkah meninggalkan tantenya, lebih baik dia menonton TV saja. Kasian kan kalo ngajak Lita jalan padahal sedang mengerjakan tugas sekolah.

Dia duduk di sofa ruang tamu, hari ini memang hari paling gabut bagi Tasya.

Mendengar suara mamanya dari arah dapur membuatnya menoleh, di sana mamanya tengah bersama nenek. Entah mereka sedang apa, masak? Nggak mungkin kayaknya! makan siang 'kan masih lama.

"Woyy!!" Seru dua orang laknat yang membuatnya kaget seketika.

"Anj-" hampir saja dia keceplosan.

"Hayoo mau ngomong apa tuh" ucap Evan yang pura-pura tidak tahu dengan apa yang akan Tasya ucapkan.

"Laporin aja Van, laporin sama mama" kompor Vano membuat Tasya membulatkan matanya.

Langsung saja tangan Tasya menabok lengan abangnya itu. Vano yang duduk di sampingnya membuat Tasya lebih leluasa menabok punggung, lengan, bahkan saat Vano bangkit menghindarinya Tasya dengan cepat menabok bokong Abangnya tanpa ampun membuat Vano meringis kesetanan. "Dasar kompor" ucap Tasya.

"Ashh.. biasa aja dong! Dasar cewek bar-bar" celetuk Vano seraya meringis lalu berlari menghindari Tasya yang akan kembali mengamuk.

Tasya yang hendak mengejar Vano dihentikan oleh Evan. "Ett.. nggak usah berantem!! Duduk lagi aja!! Nonton tipi lagi!! Oke??!" Ujar Evan dengan menarik tangan Tasya untuk duduk kembali di sofa.

***
"Gavin ada yang dateng!" Pekik bunda Gavin dari bawah.

Gavin yang baru saja selesai mandi hanya  berdecak mendengarnya. Setelah dari tadi pagi dia mengumpulkan niatnya, akhirnya Gavin sudah menjalankan ritual mandinya itu.

Ck! Siapa sihh masih pagi juga! Pikirnya. Padahal sekarang sudah pukul 12 siang-_- hello?? Gavin sinting??

"Gavin" suara itu mendekat.

Dengan malas dia membuka pintu kamarnya itu. "Siapa?"

"Itu yang kemarin dateng.. siapa ya namanya?!" Bunda Gavin berusaha mengingat.

"Bagas?" Tebak Gavin.

"Ihh itu mahh bunda tahu!! Yang kemarin kesini itu lho.. cewek!" Balas bundanya.

Oke!! Gavin tahu siapa yang dimaksud!!. Siapa lagi kalo bukan cewek sinting itu?!!

"Suruh pulang aja lah bun" ucap Gavin.

"Huss nggak boleh gitu! Temennya kesini kok malah disuruh pulang" geturu bunda.

"Gavin males banget ketemu dia bun"

"Emang siapa sih?? Mantan kamu?" Tebak bunda membuat Gavin membulatkan matanya. Enak aja dibilang mantan!!

"Ihh amit-amit" celetuk Gavin seraya bergidik ngeri.

Bundanya hanya tertawa kecil. "Jangan kayak gitu! Nggak boleh!! Nanti cinta lho!" Ucap bunda semakin membuat Gavin kesal. Tidak tahu apa kalo Gavin sudah mempunyai tambatan hati?!!

"Nggak lahh" balas Gavin lantang.

"Iya iya.. bunda tahu kok Gavin cintanya sama siapa" ledek sang bunda.

Gavin menyeritkan dahinya, tahu?? Siapa yang kasih tahu? Perasaan Gavin nggak pernah cerita.

"Apa?? Mau nanya bunda tahu dari siapa?? Udahh lahh sana temuin! Kasian!!"

Gavin pasrah. Dia menyerahkan handuk yang tadinya tersampir di bahunya pada bundanya itu. Bunda yang sudah terbiasa dengan tingkah Gavin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Tidak habis pikir dia dengan anak lelakinya ini.

***
Talitha menunggu Gavin turun untuk menemuinya. Dia tidak sabar menatap wajah datar cowok pujaannya itu.

Suara langkah kaki di belakangnya membuatnya menoleh. Senyumnya merekah sempurna melihat wajah segar Gavin yang sepertinya baru selesai mandi.

"Hai" sapanya setelah bangkit dari duduknya.

Gavin hanya diam tanpa membalas sapaan itu.

"Sibuk nggak?" Tanya Talitha setelah tahu Gavin tidak akan membalas sapaannya. Talitha berharap Gavin sekarang tidak sibuk, karena dia ingin sekali mengajaknya keluar. Yaa sekalian modus gitu wkwk.

"Hmm" Talitha menaikkan sebelah alisnya.

"Sibuk?" Tanya Talitha lagi.

"Iya" Talitha menyerit. Perasaan tadi bundanya bilang kalo Gavin tidak sibuk kok. Apa karena Gavin tengah menghindarinya? Pikirnya.

Tidak ditanya pun seharusnya kamu tahu Talitha!!!

"Tapi kata bunda kamu nggak sibuk kok"

Gavin menghela nafas beratnya. Malas sekali dia berlama-lama di sini. Bundanya juga!! Ngapain bilang kalo dia lagi tidak ada kerjaan?.

Jangan kira Gavin tidak peka dengan maksud Talitha. Dia sangat tahu tujuan Talitha menanyakan hal itu.

"Lho ngajak keluar?? Sorry nggak bisa!!" Ucap Gavin lalu membalikkan badannya menaiki tangga meninggalkan Talitha yang menatapnya congo.

Bener nih dia ditolak?? Seumur-umur baru kali ini ajakannya ditolak mentah-mentah oleh cowok. Ehh dulu pernah deng!! Dengan orang yang sama:).

Jatuhlah harga dirinya sebagai cewek cantik sejagat raya.

Bersambung..
***
955kata

Jangan lupa Vote dan Komen ya!

Thank you✨

Post: 20 Desember 2020
Revisi: 25 Februari 2021

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang