24. Kumat

89 8 0
                                    

happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")

***
Tasya menatap Gavin yang tengah menikmati sarapan di depannya. Tadi ternyata Gavin menariknya ke kantin untuk menemaninya sarapan. Tasya tentu bingung, kenapa tidak dengan sahabat-sahabatnya saja? Tapi dia juga senang karena akhirnya dia bisa lebih lama menatap wajah Gavin.

Gavin sesekali melirik ke arah Tasya yang tengah menatapnya tanpa kedip. Beberapa bulan mengenal Tasya membuatnya sudah terbiasa dengan tatapan itu. Tatapan yang biasa Tasya berikan.

Tasya juga sudah sangat terbiasa dengan tatapan datar dari Gavin. Menurutnya tatapan itu adalah ciri khas tersendiri dari seorang Gavin Satya Aditama.

Tentunya yang perlu kalian tahu!! Jantung Tasya masih sama jika bertemu dengan Gavin. Berdetak kencang!!! Artinya dia harus bisa mengendalikan jantungnya itu, walaupun itu sangat sulit menurutnya!.

'Teeetttt'

Bel masuk baru saja berbunyi, Tasya menatap murid-murid yang berjalan keluar kantin. Lalu menatap Gavin yang masih santai dan fokus pada sarapannya. Apakah dia tidak mendengar bell?.

"Kakak nggak masuk?" Tanya Tasya. Sebenarnya dia sudah ingin beranjak dari duduknya. Tapi melihat Gavin yang masih santai membuat Tasya mengurungkan niatnya.

"Nanti aja" Tasya membelalakkan matanya. Seorang mantan ketua osis mau bolos jam pelajaran pertama?.

"Bolos?" Tanya Tasya. Dia masih tidak percaya mendengar Gavin bilang nanti saja padahal sudah jelas, jam pertama segera dimulai.

"Hmm"

"HA? SERIUS?" pekik Tasya. Dia menutup mulutnya dengan menatap Gavin tidak percaya.

Gavin hanya menatap Tasya datar, padahal dia hanya bercanda. Emang ya orang yang tidak pernah becanda terus tiba-tiba aja bercanda bisa membuat orang yang dibecandain itu syok.

Gavin bangkit lalu menarik tangan Tasya keluar kantin meninggalkan makanannya yang masih tersisa sedikit.

"Becanda" ucap Gavin membuat Tasya menaikkan sebelah alisnya lalu mendengus kesal. Di sisi lain hatinya berbunga-bunga mendengar seorang mantan ketos dingin melontarkan candaan padanya. Ya– walaupun garing-_-

***
"Kemana aja lo?! Baru dateng!!"

Tasya menyengir lalu duduk di bangkunya, "Kantin".

"Sendiri?" Yeri bertanya tanpa menatap Tasya. Yang dia tatap malah ponsel yang menampilkan room chatnya dengan seseorang. Entah siapa!.

Tasya yang kepo berniat mengintip tapi kepalanya malah ditonyor oleh Yeri.

"Nggak usah kepo!" Ujar Yeri lalu mematikan ponselnya.

'ck!' Tasya berdecak, lalu menghadap ke depan lantaran guru mapel telah datang. Padahal dia belum menjawab pertanyaan Yeri. Tapi bodoamat Yeri juga sepertinya sudah lupa.

"Dihh kok pak Ogan" bisik Yeri pada Tasya.

Tasya mengoleh lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Kan emang pak Ogan" jawab Tasya dengan nada pelan.

"Bukannya pak Rian?" Tasya memutar bola matanya, emang Yeri nih ya! Terbayang-bayang banget kayaknya sama pak Rian. Udah jelas-jelas jam pertama 'kan diisi sama pak Ogan bukan pak Rian!.

"Bukan Bego!" Balas Tasya kesal, lalu kembali menghadap depan tanpa mendengarkan dumelan dari seorang Yeri yang tidak terima guru handsome nya itu ternyata tidak mengajar.

***
"Pak Rian kok sekarang jarang masuk sih?" Yeri memajukan bibirnya dengan kedua tangan yang menangkup wajahnya.

Melihat Yeri yang seperti tidak memiliki semangat hidup, Tasya berinisiatif mengajaknya jalan-jalan nanti sepulang sekolah.

Anastasya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang