HALLO I'm back!
Sebelum baca dapet salam dari Tasya nih!
happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")***
"Gini dong! Dateng tuh bawa makanan!!" Ucap Vano setelah menghabiskan satu bungkus sate pemberian Gavin.Mendengar ketidaktahudirian abangnya itu, Tasya hanya menghela nafasnya lalu bangkit seraya membawa piring kotor yang baru saja mereka gunakan serta sampah bungkusan sate tadi.
"Gelasnya sekalian Sya" ujar Vano seraya bersandar pada sofa.
"Tangan gue cuma Dua ya!" Pekik Tasya setelah berada di dapur.
"Oh" singkat Vano lalu memejamkan matanya. Dia tidak ada niatan untuk membawa gelas itu ke dapur.
Gavin menatap Vano yang tengah memejamkan matanya, lalu dia berdecak dan bangkit berinisiatif membantu Tasya dengan membawakan gelas bekas mereka pakai.
Tasya yang hendak membali ke ruang tamu terhenti saat melihat Gavin melangkah ke arahnya dengan membawa gelas kotor.
"Kak biar aku aja" tangannya hendak mengambil alih gelas-gelas tersebut tapi Gavin malah menjauhkannya.
"Nggak usah" Gavin meletakkannya di Wastafel dan tentunya tidak lepas dari pandangan Tasya.
Melihat Gavin membuka keran yang sepertinya ingin mencuci piring-piring serta gelas kotor tadi. Tasya langsung menghentikannya.
"Etttt No No No!!.." Dia menarik Gavin untuk menjauh dari tempat itu. ".. Biar Aku aja!" Lanjutnya seraya mendorong Gavin keluar dari dapur.
Gavin yang terus didorong oleh Tasya tanpa sengaja menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis tanpa sepengetahuan Tasya.
***
Pagi harinya Tasya sudah stay di dapur untuk menjalankan ritual memasak. Selain menjadi alasan agar di sekolah tidak terlalu lapar, serta agar tidak makan di kantin pagi-pagi yang pastinya sangat ramai dikunjungi murid-murid yang tengah sarapan, sarapan di rumah juga dapat menghemat uang jajan lho!Mau tahu contohnya? Tasya dong contohnya! Kalo udah sarapan di rumah paling dia akan jajan saat jam istirahat ke dua. Kalopun diistirahat pertama palingan dia cuma membeli minuman untuk membasahi tenggorokannya.
"BANGG MAU MAKAN NGGAK?!" teriak Tasya melengking.
"IYA BENTAR!" Vano menuruni tangga seraya menyampirkan tasnya di pundak sebelah kanan.
"Lelet lo!" Celetuk Tasya seraya menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.
"Yee ngaca lu!" Vano menonyor kepala Tasya. Itulah kebiasaan seorang Vano yang senang sekali jika soal tonyor menonyor.
"Ck!" Tasya hanya berdecak lalu melanjutkan makannya.
Setelah selesai makan Vano langsung bangkit keluar rumah, sedangkan Tasya bangkit untuk membereskan meja makan.
"Ck! Main tinggal-tinggal aja lagi! Nggak ada belas kasihan sedikitpun apa?! Sama adeknya juga!!" Gerutu Tasya dengan melirik sinis punggung abangnya itu.
Setelah Tasya membereskan itu semua, dia melangkah keluar dapur dengan Tas yang sudah ada di punggungnya.
Di depan pintu dia melihat mobil yang sudah stay menunggunya di sana, yang sangat dipastikan bukan mobil milik Vano!. Dengan cepat Tasya menutup pintu lalu mengambil sepatu di rak dan memakainya.
Dia berjalan sedikit cepat, lalu masuk ke mobil tersebut.
"Sorry kak.. nunggu lama ya?"
Gavin menggeleng lalu menjawab, "nggak kok"
Tasya hanya menganggukkan kepalanya, dia tahu palingan Gavin baru saja sampai di rumahnya, secara ini masih terlalu pagi. Dia bertanya seperti itu hanya untuk basa-basi saja.
"Kakak udah sarapan?" Tasya membuka percakapan.
"Belum" sebelah alis Tasya terangkat, kenapa belum?.
"Kok belum?" Tasya menatap Gavin dari samping.
"Nggak sempet tadi" Tasya menerjapkan matanya beberapa kali, 'kenapa nggak sempet? Ini kan masih pagi' batinnya.
Gavin melirik sekilas ke arah Tasya, lalu kembali berucap, "kirain tadi udah siang"
Tasya mengangguk bersamaan dengan mulut yang membentuk huruf O.
"Yaudah nanti kakak sarapan di sekolah aja" saran Tasya.
Gavin menggeleng, "males".
Mata Tasya terbelalak, "ihh kok males!! Kakak kan belum sarapan! Pokoknya nanti sampe di sana kakak langsung ke kantin!! Aku nggak mau tahu!" Pekik Tasya dengan kecepatan 50 kilometer perdetik.
Mendengar itu Gavin mengulum senyumnya, lalu tangannya terangkat mengusap lembut rambut Tasya.
Mendapat perlakuan tersebut Tasya langsung diam!! Jantungnya tidak bisa terkontrol saat ini. Ini mimpi? Begitulah yang ada di pikirannya.
Baru kali ini dia mendapat perlakuan seperti ini dari Gavin. Menurutnya perlakuan Gavin saat ini terhadapnya terlalu manis yang membuatnya hampir diabetes!!. Anggaplah Tasya lebay! Tapi memang itu yang sedang Tasya rasakan.
Tasya masih larut dalam pikirannya tanpa sadar bahwa mobil yang mereka tumpangi telah sampai di parkiran sekolah.
Gavin melepas sealbelt lalu menatap Tasya yang seperti patung hidup. Dia menyerit lalu dia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Tasya seraya berdehem cukup keras.
'EHMM'
Tasya tersentak lalu menatap ke arah Gavin dengan salah tingkah. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Emm udah sampe ya" tanya Tasya dengan konyolnya.
Gavin hanya menatap Tasya datar lalu membuka pintu mobil meninggalkan Tasya yang masih salting tidak jelas.
Melihat Gavin yang sudah keluar dari mobil, Tasya langsung menepuk-nepuk dahinya seperti orang bodoh lalu keluar dan berjalan ke arah Gavin yang tengah berdiri di depan mobilnya.
"Emm yaudah kak aku ke kelas dulu" pamit Tasya. Baru beberapa langkah tangannya langsung ditarik oleh Gavin entah menuju kemana. Dia hanya mengedipkan matanya beberapa kali tanpa bertanya dan terus berjalan mengikuti langkah Gavin melewati murid-murid yang tengah bergerombol di koridor-koridor kelas.
'ihh makin deket aja tuh mereka' sinis salah satu murid yang iri melihat mereka.
'iya.. ganjen banget ceweknya' yang lain ikut menimpali.
'siapa sih tuh namanya?'
'nggak tahu!. kayaknya sih anak kelas 10'
'ehh tapi cantik lohh ceweknya'
'ihh cantikan juga gue'
Begitulah desas-desus dari murid-murid yang mereka lewati. Tasya hanya diam, sudah kebal telinganya mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Dulu sih dia merasa nyelekit gitu di hati. Tapi seiring berjalannya waktu, dia sudah terbiasa dengan semuanya.
Bersambung..
***
879kataVote!!!
Post: 5 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya (Completed)
Roman pour AdolescentsStart: 18 September 2020 Finish: 9 Februari 2021 *** Follow dulu baru baca!🙂 Cerita pertama mohon maklumi jika ada yang mengganjal di cerita ini. *** Jatuh cinta sama ketua osis?? Mungkin nggak sih?? Menurut Tasya ini bisa kok terjadi. Buktinya di...