happy reading guys🤗
*cerita gaje* Sorry for typo;")***
"Lain kali itu sarapan!!" Tasya mendengus mendengar omelan abangnya yang belum juga diam dari tadi.Ingin sekali dia berucap, 'kalo nggak telat juga gue sarapan anjim!' tapi keadaan yang membuatnya malas sekali untuk sekedar membuka suara. Perutnya masih terasa nyeri walaupun tadi dia sudah makan di sekolah. Dan juga badannya yang terasa lemas, semakin membuatnya menutup rapat bibirnya itu.
"Turun!" Titah Vano.
Tasya memutar bola mata malasnya, punya abang tega banget nyuruh jalan sendiri padahal lagi sakit. Nggak ada sweet-sweetnya gitu sebagai abang!.
"Bantuin bego!" Akhirnya Tasya membuka suara juga. Walaupun suaranya masih terkesan lemah.
"Nahh ngomong dong! Dari tadi diem aja" celetuk Vano. Dia turun dari mobil lalu membantu Tasya turun dan membawanya masuk ke rumah. Tadinya dia akan membiarkan Tasya keluar sendiri, lalu dia akan pergi begitu saja tanpa membantu adiknya. Tapi setelah mendengar suara Tasya membuatnya iba.
Gini-gini Vano juga masih peduli ya!
Mereka masuk ke dalam rumah. Vano menghentikan langkahnya di ruang keluarga. "Ke kamar atau di sini aja?" Tanyanya.
Rina yang tengah bersantai di sofa menoleh mendengar suara anaknya. "Kok udah pulang?" Tanyanya seraya beranjak menghampiri mereka.
".. Lhoo Tasya kenapa?? Sakit??" Tanya sang mama lagi ketika melihat wajah Tasya. Sebenarnya sudah kelihatan kalau Tasya sedang tidak baik-baik saja, bisa dilihat dari Tasya yang berjalan dibantu oleh Vano.
"Iya" jawab Vano.
"Kok bisa??"
"Kamar aja" ucap Tasya pada Vano tanpa menjawab ucapan sang mama.
Nanti ya maa kalo mau nanya:) Tasya lagi sakit:(
Mereka menaiki tangga menuju kamar Tasya diikuti mamanya yang terlihat sangat khawatir.
"Kenapa sih Van?" Tanya mama ketika mereka sudah berada di kamar.
"Maag kambuh"
"Haa?? Pasti karena tadi nggak sarapan?" Tanya mama diangguki Vano.
"...Kamu sih Sya! Kalo bangun itu jangan siang-siang jadinya kan telat terus nggak sarapan!!" Omel mama.Sebenarnya Tasya malas sekali mendengar omelan mamanya, tapi apa boleh buat? Ini memang salahnya.
"Sekarang udah makan apa belom??" Lanjut Rina dengan galaknya.
"Udah tadi ma.. yaudah Vano ke sekolah lagi ya. Soalnya tadi cuma izin sebentar" ujar Vano yang diangguki mamanya.
Setelah Vano keluar, Rina kembali menatap Tasya hendak menceramahinya lagi.
"Jangan marah-marah lagi ma.. Tasya 'kan lagi sakit" pelan Tasya.
Oke!! Mamanya mengalah.
"Yaudah.. udah minum obat?"
Tasya menggeleng lalu berucap, "kan nggak bawa"
Mamanya hanya menghela nafas pelan. Dia beranjak mengambil obat yang biasa Tasya gunakan saat maagnya kambuh.
***
"Cepet banget" ucap Kevin ketika Vano tiba di kelas. Keadaan masih sama yaitu jam kosong."Nganterin doang, abis itu langsung balik ke sini" ujar Vano seraya duduk di bangkunya.
"Ohh semoga cepet sembuh deh pacar gue" balas Kevin dengan seenaknya.
"Enak aja pacar gue lahh" Bagas membalas ucapan Kevin. Mereka sadar jika ada yang tengah menatap mereka tajam. Tapi sekali-kali lahh bikin dia kesel.
"Serahh deh.. ada yang marah tuh" Kevin melirik Gavin. Bagas juga melakukan hal yang sama.
"Ohh iya!! Sorry bro" kekeh Bagas.
Gavin mendengus kembali fokus pada buku di tangannya. Nggak dibaca sih cuma dilihat-lihat aja. Maklumlah gabutnya orang pinter.
"Ehh sebenernya hubungan lo sama Tasya itu gimana sih Vin?" Tanya Bagas mendadak serius.
"Gue?" Kevin menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya padahal dia tahu Bagas bertanya pada Gavin. Pengen liat Bagas kesel mungkin?.
Bagas langsung menonyor kepala Kevin. Sudah jelas dia menatap Gavin yang artinya dia bertanya pada Gavin, eh Kevin malah salah paham. "Gavin bego!"
"Ck! Ya lo ngomongnya Vin doang sihh 'kan bisa Kevin bisa Gavin. makanya ngomong tuh yang jelas!"
"Ya gue kan madepnya ke Gavin bukan ke elo!! Harusnya lo tau nyet!" Kesal Bagas.
"Heh! Apaan sih??" Ucap Vano melihat pertengkaran dua sahabat ini. Vano diam-diam juga ingin tahu jawaban dari Gavin. Secara adiknya ini sudah kelewat bucin jika menyangkut dengan Gavin.
Karena kesal Bagas menjitak kepala Kevin yang langsung dibalas decakan olehnya. Padahal Kevin 'kan becanda. Lalu tatapan Bagas kembali menatap Gavin meminta jawaban. "Gimana?".
"Apanya?" Malas Gavin.
"Hubungan lo sama Tasya bego!!" kesal Bagas.
Vano yang semula hanya melirik Gavin kini menghadap ke arahnya karena terlanjur kepo. "Jangan kasih harapan sama adek gue, kalo lo emang nggak mau pacaran sama dia" ujar Vano.
"Siapa yang nggak mau pacaran sama dia?" Datar Gavin.
"Lo lahh siapa lagi. Nih ya! Cuma kalian yang deket berbulan-bulan tapi sama sekali nggak ada kepastian!" Jawab Vano.
"Bukannya gitu--" ucap Gavin dipotong Kevin.
"Ya gimana? Jelasin dong!"
Okeh!! Saat ini Gavin tengah terpojokkan oleh teman-temannya.
"Ya gue mau jelasin tapi lo yang potong ucapan gue!!" Kesal Gavin. Bisa-bisanya tidak ada yang berpihak padanya sama sekali.
Bersambung..
***
749kataJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!
See you✨
Post: 3 Januari 2021
Revisi: 25 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya (Completed)
Teen FictionStart: 18 September 2020 Finish: 9 Februari 2021 *** Follow dulu baru baca!🙂 Cerita pertama mohon maklumi jika ada yang mengganjal di cerita ini. *** Jatuh cinta sama ketua osis?? Mungkin nggak sih?? Menurut Tasya ini bisa kok terjadi. Buktinya di...