MPB 25

11.7K 798 99
                                    

Sinar matahari pagi berhasil membangunkan salah satu dari sepasang kekasih yang saat itu masih bergelut dengan mimpi mereka masing-masing.

Sepasang mata lentik itu akhirnya terbuka, merasa terusik saat seseorang yang berada dipangkuanya bergerak gelisah.

"Eughhh, Rafa diem dong sayang iji masih ngantuk" dumel Wizzy merasa terganggu.

"Hiks...hiks...iji...hiks" bukanya menurut, Rafa justru malah menangis membuat Wizzy membuka kedua matanya sempurna.

Mengangkat sebelah tangannya dan menempelkan punggung tanganya kedahi Rafa.

"Tuhkan demam, udah dibilangin jangan tidur diluar ngeyel sih. Kebanyakan minum es nih pasti"omel Wizzy persis seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.

Wizzy pun berdiri dan membawa Rafa masuk kedalam kamar.

"Ish, kan afa lagi sakit kok iji marah-marah sih huaaaaaaa" tangis Rafa semakin keras diceruk leher Wizzy dan terkesan dibuat-buat.

"Cup cup sayang, sekarang afa mau apa? Hmm? "Tanya Wizzy berusaha peka akan permintaan sang buah hati. Lah? 😕

Rafa tak langsung menjawab, tapi ia sudah tak menangis. Rafa justru menarik setiap sudut bibirnya membentuk senyum manis yang terkesan mesum.

" mau ini"Rafa menunjuk dua buah gunung kembar kesukaanya. Wizzy memutar bola matanya malas, dia kira Rafa akan minta anu eh ternyata cuma nenen aja. Padahal dia sudah siap. Wtf

Wizzy menunduk, niat hati ingin membantu membukakan kancingnya, tapi ternyata Rafa sudah menyusu padanya. Huffft biarlah.

🐜

Sudah satu jam lamanya Rafa menyusu pada Wizzy dikamar. Bahkan rasanya tangan Wizzy mulai kram akibat Rafa yang tak mau turun dari gendonganya.

"Afa pakai sling pouch aja ya sayang. Tangan iji udah kebas" pinta Wizzy yang hanya dibalas anggukan dari Rafa.

Wizzy segera mengambil sling pouch yang sudah ia sediakan didalam lemari.

Setelah selesai dengan kegiatanya, Wizzy lanjut mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya, yang tak lain adalah Dinda.

"Halo din, izinin gue sama Rafa ya hari ini gx masuk karena Rafa sakit. Makasih" Wizzy segera menutup telfonya tanpa menunggu jawaban dari Dinda.

"Iji mau masak bubur, afa tenang ya nanti jangan banyak gerak" titah Wizzy tegas kemudian berjalan menuju dapur.

"Iji bukanya nggak bisa masak ya" tanya Rafa akhirnya bersuara.

"Lah iya ya, iji kan nggak bisa masak. Maksudnya iji bakal bilang ke maid bikinin bubur buat afa" Wizzy terkekeh sendiri saat mengingat ucapan ya tadi.

Mungkin ia harus belajar memasak lain kali.

"Bi, bikinin bubur buat afa sama bikinin nasi goreng buat gue" perintah Wizzy pada maid.

Maid itu mengangguk, kemudian segera melaksanakan apa yang Wizzy perintahkan tadi.

Sementara itu, sambil menunggu masakanya siap, Wizzy mengajak Rafa menonton televisi.

Beruntunglah Rafa sudah tertidur, jadi Wizzy bisa duduk dan beristirahat sebentar.

Wizzy meletakkan Rafa kesofa kemudian pergi kembali kamar untuk mengambil ponselnya yang tadi tertinggal.

Saat Wizzy sudah menemukan ponselnya, tiba-tiba ponselnya berdering karena ada seseorang yang sengaja menelfonya.

"Halo pih, kenapa? " tanya Wizzy pada Aksa, yang tadi mebelfonya.

"Zy, ini papi sama mami udah pulang"ujar papi aksa

" ya terus? " tanya Wizzy nampak tak minat namun tetap berusaha untuk tetap tenang.

"Kamu tahu Rafa kemana? Solnya Rafa nggak ada dirumah"

"Ohh, Rafa ada sama saya diapartemen" jawab Wizzy santai. Terdengar hembusan nafas lega dari seberang sana membuat Wizzy lagi-lagi memutar bola matanya malas.

"Nanti kamu anterin Rafa pulang ya, soalnya lusa papi sama mami harus pergi lagi keluar negeri ada urusan soalnya"

"Iya nanti, kalo nggak mager"

"Siyap"

Wizzy menutup telfonya kemudian hendak kembali melangkah menemui Rafa yang tadi ia tinggalkan seorang diri.

Namun belum sempat ia keluar dari kamar, ponselnya kembali berdering membuatnya hampir membanting ponsel limited edition itu, namun urung saat mengetahui nama dari seseorang yang menelfonya.

"Hallo, ada apa rik? " tanya Wizzy tanpa basa basi

"..... "

"Iya, santai aja kali. Hahahahaha udah deh jangan diinget-inget"

"...... "

"Iya, nanti kalo aku ada waktu kita pergi lagi. Inget jangan sampai ada yang tahu. Oke bye" Wizzy segera mematikan sambungan ponselnya.

Berjalan tergesa saat ia mendengar teriakan maut yang berasal dari ruang keluarga. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Rafa.

"IJI KEMANA"

"SABAR SAYANG"






TBC

Maapin ya guys kalo cuma dikit, soalnya aku bener-bener lagi buntu banget.

Oh ya, kalo kalian kepo siapa majikan aku, nih aku kasih unjuk potonya

Karena majikan aku lagi tidur, makanya aku bisa up guys.

Jangan berisik ya takut nanti dia bangun 😆

See you guys 👋

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang