"RAFA" pekik Wizzy terkejut.
Rara dan Gerry langsung bergegas memasuki kamar Wizzy dengan tergesa-gesa. Dan alangkah kagetnya mereka saat melihat Rafa yang sudah tak sadarkan diri dipangkuan Wizzy. Dengan pecahan vas bunga yang sudah berserakan dilantai.
Kan, bener. Untung bukan gue yang bangunin Wizzy, batin Gerry sambil mengusap dadanya.
"Mah pah, panggilin dokter. Cepetan" suruh Wizzy bahkan terkesan membentak. Kemudian Wizzy mengangkat tubuh Rafa dan membarinkanya kekasur kung size milik Wizzy.
🐾🐾
Setelah beberapa menit, akhirnya dokter pribadi keluarga Gerryon datang.
"Cepetan periksa pacar gue" titah Wizzy panik. Bahkan tanpa sadar air matanya sudah turun dengan deras.
"Eh pah, anak lo nangis" ucap Rara takjub. Wizzy itu tipikal anak yang jarang menangis. Bahkan saat Wizzy lahir ia tak menangis. Ajaib bukan? Mungkin dia menuruni sikap Rara. Yap, dulu waktu Rara masih muda, ia adalah ketua mafia terkejam dan sangat ditakuti.
"Hebat juga tu bocah bisa buat Wizzy nangis. Padahal dulu waktu pala papa bocor gegara dilempar vas bunga, dia gx nangis" gumam Gerry merasa ternistakan.
Selang beberapa menit, akhirnya dokter yang diketahui bernama Vincent itu selesai memeriksa Rafa.
"Gimana keadaan rafa? Dia nggak papa kan? " tanya Wizzy tak sabaran.
"Dia nggak papa. Mungkin karena syok aja. Oh ya, mungkin nanti dia akan demam, jadi tolong jangan buat dia tertekan" jelas Vincent panjang lebar. Wizzy hanya berdehem singkat kemudian berjalan kearah Rafa yang . masih terbaring lemah diatas kasur.
Jujur, wizzy merasa sangat bersalah. Karena dia, Rafa sampai drop lagi. Wizzy menggenggam erat tangan Rafa sambil menciuminya sesekali.
"Afa bangun dong maafin iji" gumam Wizzy dengan air mata yang terus mengalir.
Gerry dan Rara pun pergi untuk mengantarkan Vincent.
Tak lama, Wizzy merasa ada pergerakan dari tangan Rafa.Rafa mengerjap beberapa kali membuat Wizzy senang.
Wizzy menghujani wajah Rafa dengan ciuman membuat Rafa mengulas senyum tipis.
"Afa, maafin iji ya tadi udah bentak afa" sesal Wizzy sembari mengusap lembut surai hitam Rafa.
"Janji iji gak bakal bentak afa lagi? Afa takut" ucap Rafa lirih. Wizzy mengangguk semangat kemudian mengecup dahi Rafa lama.
🐾🐾
Hari ini, Wizzy memutuskan untuk tidak berangkat kesekolah. Ia tak mungkin membiarkan Rafa sendirian. Wizzy meminta tolong pada Dinda untuk mengizinkanya dan Rafa. Dan yah, jika Rafa sakit ia akan bertambah manja.
Seperti saat ini, Rafa sudah menenggelamkan wajahnya pada leher Wizzy. Setelah tadi Rafa meminum obatnya, Wizzy menggendong Rafa kemudian membawanya ketaman belakang mansion.
"Ih, iji itu ada ular huaaaaa afa takut huaaaa" tangis Rafa kencang sambil menunjuk kearah ular piton berukuran cukup besar. Itu adalah peliharaan Wizzy dan Rara. Sebenarnya bukan ular saja, disana juga ada serigala dan Singa. Namun, kedua hewan itu berada dikandang besar yang jaraknya lumayan jauh dari tempat Wizzy, jadilah Rafa tak melihat hewan itu.
"Cup cup, jangan nangis dong. Itu namanya Yono. Dia baik kok. Coba aja Afa pegang" Wizzy berjalan mendekati ular piton itu. Rafa sedikit memberontak, tapi dengan cepat Wizzy dapat menenangkanya.
"Nih, baik kan" Wizzy menarik tangan Rafa lembut kemudian mengarahkanya untuk mengelus kulit ular besar itu.
"Ih, kulitnya halus ji. Iji sering mandiin ya" takjub Rafa sambil terus mengelus kulit ular itu.
"Iji juga punya hewan peliharaan yang lain loh. Mau lihat? " tawar Wizzy. Rafa mengangguk semangat kemudian turun dari gendongan Wizzy.
Wizzy berjalan menuju kebelakang mansion hingga tampaklah seekor singa dan dua ekor serigala.
"Huaaaaa, iji itu hewan buas" Rafa langsung loncat kearah Wizzy. Untung saja Wizzy sudah siap sedia, jadi ia tak sampai limbung akibat pergerakan tiba-tiba yang Rafa lakukan.
"Suttttt, kan iji udah bilang. Hewan peliharaanya iji itu baik semua. Liat liat, itu singanya namanya beti, nah serigala yang dibawah pohon itu namanya Joshua, nah serigala yang lagi tiduran itu namanya merlin
Mereka sepasang" jelas Wizzy sambil menunjuk kearah masing-masing hewan."Huaaaaa itu singanya galak huaaaaa" tangis Rafa semakin kencang saat melihat singa yang bernama beti itu menguap, jadilah terlihat gigi-gigi tajamnya.
"Eh, itu sibeti lagi nguap. Dia ngantuk fa" tenang Wizzy sambil menciumi kedua mata Rafa agar tak terus mengeluarkan air mata.
"Afa mau bobok, ngantuk" rengek Rafa tiba-tiba. Wizzy melihat kearah jam yang sengaja ia taruh dibesi pagar Si beti. Ah, ternyata ini sudah jamnya Rafa tidur. Mungkin karena inilah sedari tadi Rafa menangis.
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTYPO BERTEBARAN
MAAPKAN KALO NGGAK SESUAI EKSPEKTASI
MAKASIH BUAT YANG UDAH BACA
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect boyfriends (END)
Teen FictionBagaimana bisa seorang gadis yang terkenal dingin dan judes itu memiliki tipe cowok yang berbanding terbalik dengan sifatnya. Dan bagaimana bisa cowok manja,childish,dan cengeng bisa dengan mudah menakhlukkan hati seorang gadis yang bahkan sangat ia...