MPB 32

6.7K 632 100
                                    

1 tahun kemudiann

Waktu berjalan begitu cepat, kini Wizzy sudah memasuki kelas 3. Hubunganya dengan Riko bahkan masih berlanjut hingga sekarang. Langgeng bukan?

Dan satu tahun itu juga mati-matian Wizzy mencari keberadaan mantan kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Rafa.

Entahlah, sejak satu tahun lalu tepat saat ia memutuskan hubunganya dengan Rafa, dia sama sekali tak pernah bertemu dengan Rafa lagi.

Rafa hilang seolah-olah ditelan bumi. Wizzy bahkan sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk memata-matai keluarga Raksana, namun hasilnya tetap nihil.

"Eh cupu, nih kerjain tugas gue sama pacar gue" Wizzy melepar dua buku pr nya dan Riko keatas meja seorang murid paling pintar dikelasnya.

Ya, setelah dia putus dengan Rafa, Wizzy semakin semena-mena terhadap siswa lain.

"Ba-baik zy" jawab siswa tadi dengan gugup. Dia langsung meraih buku pr Wizzy kemudian segera mengerjakanya sebelum Wizzy kembali memarahinya.

"Cih, jelek banget sih tas lo. Gembel" hina Wizzy sambil meraih tas siswa tadi dengan jijik.

"Eh, jangan ambil tas gue zy. Itu tas gue satu satunya"ujar siswa tadi dengan memelas.

"Heh, tas burik begini pastesnya dibuang" Wizzy melempar tas siswa tadi ketempat sampah.

Namun belum sempat tas itu masuk tempat sampah, ada sebuah tangan kekar yang menangkapnya.

Wizzy terdiam mematung, masih syok atas apa yang dia lihat. Bukan, bukan tasnya tapi orang yang menangkap tas itu.

Langkahnya dia bawa mendekati lelaki itu, lidahnya masih kelu untuk hanya berucap.

"Rafa, ini elo? "Tanya Wizzy lirih.

Ya, lelaki tadi sangat mirip dengan Rafa. Garis bawahi hanya wajahnya.
Selebihnya berbeda 180 derajat.

Jika dulu Rafa yang Wizzy kenal adalah lelaki culun yang kurus dan kecil, kini Rafa datang dengan badan yang tinggi kekar.

Rambut sedikit berantakan dan dua kancing atas seragam yang terbuka memperlihatkan dada bidangnya yang putih. Perfect, seperti badboy.

Tangan Wizzy bergetar hendak memegang wajah Rafa yang nampak tegas.

Namun, belum sempat tangan lentik itu menyentuh kulitnya, Rafa segera menepisnya kemudian berjalan melewati Wizzy.

Rafa memberikan tas yang tadi dibuang Wizzy kesiswa cupu tadi.

Sedangkan Wizzy masih diam mematung, memperhatikan tanganya sendiri. Bukan, itu bukan Rafa yang dulu ia kenal. Rafa tak pernah sekalipun bertindak kasar padanya.

" dia bukan Rafa" Wizzy berucap lirih. Dan hanya dia yang bisa mendengarnya.

Rafa duduk disalah satu kursi yang ternyata berada tepat disebelah Wizzy. Ya kursi itu kosong karena Riko belum datang.


🐊🐊

Riko berjalan santai menyusuri lorong kelas. Banyak pasang mata yang fokus padanya. Banyak siswi yang bersorak histeris padanya.

Gilaa riko makin hari makin ganteng aja

Andai aja bukan pacarnya Wizzy udah gue gebet kali

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang