Hari sudah beranjak sore dan Rafa masih setia dalam pejamnya begitu juga dengan Wizzy yang masih setia menunggunya.
"Afa, bangun dong sayang" gumam Wizzy lirih. Pikiranya masih bercabang, masalah yang ia hadapi sudah banyak dan sekarang harus ditambah lagi dengan ucapan Daren barusan.
"Iji harap afa nggak terpengaruh sama ucapan Daren" ucap Wizzy lagi sambil menggenggam tangan Rafa.
Tak lama, terdengar dering ponsel milik Wizzy yang mengharuskanya melepas genggaman itu dan berjalan sedikit menjauh dari brankar Rafa.
"Halo queen"
"....... "
"Ck, iya tau tapi tetep aja lo itu ketua lun"
"...... "
"Iya iya, btw lo ada apa hubungin gue? "
"...... "
"Wah sorry banget nih, gue gx bisa handel lun. Gue lagi ada masalah"
"...... "
"Hahahahaha iya, tau aja lo. Btw adik lo gimana? Sehat? "
"...... "
"Sabar lun, oh ya kapan-kapan temuin gue sama adik lo dong sekalian gue kenalin sama Rafa"
"..... "
"Oke deh, bye"
Tut
Telepon dimatikan dan disaat yang bersamaan dengan lenguhan yang keluar dari bibir Rafa.
Wizzy dengan cepat langsung menghampiri Rafa yang sudah berusaha untuk duduk.
"Afa jangan banyak gerak dulu, afa masih lemes kan" ujar Wizzy khawatir
"Iji, afa mau pulang" Rafa langsung merentangkan kedua tanganya kearah Wizzy.
🐛🐛
Wizzy berjalan melewati koridor dengan Rafa yang sudah menyembunyikan wajahnya diceruk leher Wizzy.
"Iji jangan tinggalin afa" gumam Rafa pelan namun masih dapat didengar Wizzy
Lo bakal dapet balesanya daren, batin Wizzy.
Sesampainya dimobil, Rafa masih setia berada dipangkuan Wizzy. Selama diperjalanan itu pula, hanya keheningan yang menguasai
Rafa entah sudah tertidur atau masih lemas, dan Wizzy yang masih fokus menyetir.
"Baby nggak papa? Atau kita kerumah sakit hmm? "Tanya Wizzy memecah hening.
" afa mau pulang"jawab Rafa sambil mengeratkan pelukanya
"Shhhh" ringis Rafa membuat Wizzy seketika menghentikan laju mobilnya ketepi jalan.
"Afa kenapa? Dadanya sakit? Kita kerumah sakit ya" cerocos Wizzy sambil menangkup kedua pipi Rafa dan mengecupi kedua mata dan hidungnya penuh sayang.
"Hiks....hiks...sakit...hiks" tangis Rafa terdengar pilu. Dadanya memang sakit, tapi hatinya jauh lebih sakit kala ucapan Daren terus terngiang-ngiang dipikiran Rafa.
Wizzy yang mengerti pun langsung mendekap Rafa penuh kasih sayang sambil mengucapkan kata-kata penenang.
"Afa nggak usah takut, iji gx bakal tinggalin afa sampai kapanpun. Meskipun afa sendiri yang minta. Iji janji" ujar Wizzy akhirnya membuat Rafa kembali tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect boyfriends (END)
Teen FictionBagaimana bisa seorang gadis yang terkenal dingin dan judes itu memiliki tipe cowok yang berbanding terbalik dengan sifatnya. Dan bagaimana bisa cowok manja,childish,dan cengeng bisa dengan mudah menakhlukkan hati seorang gadis yang bahkan sangat ia...