MPB 14

17.4K 1.1K 40
                                    

Siang harinya, Wizzy memilih untuk mengantarkan Rafa pulang. Selama diperjalanan pula, Rafa tak henti-hentinya mendusel didada Wizzy sambil terus menggumamkan kata-kata tak jelas.

"Iji nanti malem bobok sama afa ya" pinta Rafa sambil nendongak, menatap Wizzy yang sedang menyetir.

"Apapun buat kesayanganya iji" balas Wizzy sembari menampilkan senyum manis yang hanya ia tunjukkan pada Rafa.

Sesampainya dimansion Rafa, Wizzy turun dari mobilnya bersama Rafa disampingnya.

"Loh, mami sama papi udah pulang? Kapan? " tanya Wizzy pada kedua orang tua Rafa. Sedangkan Rafa sudah berlari kearah keduanya kemudian memeluk mereka erat.

Diana hanya tersenyum tanpa membalas pertanyaan Wizzy. Dapat Wizzy lihat, tatapan mata itu tersirat kesedihan.

"Wizzy, papi dan mami akan pergi lagi, kita cuma ambil pakaian aja. Saya minta tolong, tolong kamu jagain Rafa ya" mohon Aksa dengan raut wajah lelah dan sedih campur aduk.

Seketika itu juga senyum Wizzy dan Rafa luntur, mereka nampak kecewa dengan Aksa dan Diana. Wizzy tak menjawab perkataan Aksa. Ia langsung berjalan menuju Rafa yang sudah menunduk, kemudian menggendongnya dan membawanya keatas.

🐾🐾

Malam harinya, sesuai perkataan Aksa tadi siang, ia benar-benar pergi meninggalkan Rafa yang bahkan sudah bersimpuh membuat Wizzy merasa semakin geram pada kedua paruh baya itu.

"Hiks...hiks...sakit...hiks.." Wizzy dibuat kalang kabut saat merasakan hawa panas yang menguar dari tubuh Rafa. Rafa terus menangis sambil mencengkram dadanya. Wizzy sudah mencoba mencari obat Rafa, namun tak kunjung ketemu. Dia sudah mencoba bertanya pada Rafa, namun bukanya dijawab, Rafa malah semakin mengeraskan tangisanya.

"Hiks...hiks...sakit iji...hiks...dada afa sakit...hiks" racau Rafa yang sudah berada digendongan Wizzy.

"Udah ya, jangan nangis lagi. Nanti dadanya makin sakit sayang" ucap Wizzy dengan suara bergetar. Sungguh, ia tak tega melihat kesayanganya merasakan sakit seperti ini. Ia tak sanggup.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22:00. Rafa sudah tertidur, dan sekarang Wizzy sudah bersiap untuk balapan.

Dengan hati-hati, Wizzy berjalan keluar kamar. Saat sudah sampai didepan kamar Rafa, Wizzy langsung berlari keluar mansion dan segera menancap gas mobil menuju mansion miliknya.

Sesampainya dimansion, Wizzy langsung berlari kearah montor sportnya dan segera pergi menujy arena balap.

🐾🐾🐾

Brumm brummm

Yeeeeeeeee

Prittt pritttt

Hebat bu ketu

Sorakan para penonton menggelegar seiring dengan mendekatnya motor Wizzy menuju garis finish. Yap, Wizzy kembali memenangkan balapan kali ini.

"Hebat lo njink. Pesta sabu kita we" sorak Dinda senang. Berbanding terbalik dengan Wizzy yang justru diliputi rasa cemas. Tadi dia meninggalkan Rafa sendirian dikamar kan? Apa sekarang dia masih tertidur? Atau malah ia sudah terbangun?.

"Zy, lo ikutan nggak? " tanya Dinda berhasil membuyarkan lamunan Wizzy.

"Nggak, lo pesta aja sendiri. Gue cabut" Wizzy segera menancap gas menuju mansion Rafa.

Sedangkan disisi lain, Rafa tiba-tiba terbangun saat merasakan nyeri diarea dadanya. Matanya mulai mengerjap, mencari keberadaan sang kekasih, namun nihil. Wizzy tak berada didekatnya.

"Iji, iji dimana akhh" teriak Rafa mencari keberadaan Wizzy. Mungkin Wizzy sedang berada dikamar mandi, pikirnya. Tapi kenapa ia tak mendengar teriakan Rafa.

Rafa menangis saat ia merasakan dadanya semakin sakit, nafasnya tersendat-sendat. Sekarang yang ia butuhkan hanyalah Wizzy.



TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

MAAPKAN KALO GAK SESUAI EKSPEKTASI
MAAPKAN JUGA KALO DIKIT.

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang