MPB 13

18.8K 1.1K 58
                                    

Seminggu telah berlalu, dan sekarang Wizzy sedang berada dirooftop bersama dengan Dinda. Saat ini memang sedang ada jam pelajaran matematika dan itu adalah alasan mengapa Wizzy dan Dina bolos.

Asap rokok mengepul diudara. Kedua gadis muda itu merokok untuk menghilangkan kebosanan. Bahkan bibir kedua gadis itu sudah menghitam. Masih terlihat merah karena diolesi lipstik.

"Zy, gimana nanti lo jadi balapan? " tanya Dinda membuka suara. Wizzy nampak berpikir sebentar kemudian menatap Dinda.

"Imbalan? " tanyanya singkat.

"50 juta. Lumayan lah bisa beli sabu ama rokok kita. Pesta miras juga bisa" bujuk Dinda membuat Wizzy manggut-manggut.

"IJIIIIIIIII" teriak seorang remaja lelaki yang sangat Wizzy sayangi. Siapa lagi kalo bukan Rafa. Dinda dan Wizzy yang mendengar teriakan Rafa hanya bisa menutup kedua telinganya yang mulai berdenging.

Rafa berjalan cepat kearah Wizzy kemudian dengan cepat duduk dipangkuan Wizzy. Wizzy tentu tak keberatan dengan aksi Rafa. Ia mengelus surai hitam Rafa lembut kemudian mengecupnya.

"Iji kenapa ninggalin Afa tadi? Terus ini apa? Iji ngerokok? Buang iji itu nggak baik" dumel Rafa membuat Dinda memutar bola matanya malas.

Namun detik berikutnya, Wizzy benar-benar membuang rokoknya membuat Rafa tersenyum senang. Kemudian ia mengalungkan tanganya keleher Wizzy dan menenggelamkan wajahnya kedalam ceruk leher Wizzy.

"Afa kok kesini?" tanya Wizzy lembut. Pasalnya ini kan masih jam pelajaran, dan Rafa jarang sekali membolos. Bahkan tak pernah.

"Lagi jam kosong" jawab Rafa parau membuat Wizzy sadar jika kekasihnya ini sedang mengantuk.

"Lho,terus daren mana? Biasanya kan bareng tuh kek anak kembar" sahut Dinda kepo. Alhasil Rafa kembali membuka matanya yang tadi sempat menutup membuat Wizzy terkekeh.

"Nggak tahu, tadi bang daren tiba-tiba pergi. Pas Afa tanya gak dijawab" jawab Rafa tiba-tiba berubah sendu.
Wizzy yang mengerti pun akhirnya mengelus surai Rafa lembut kemudian menciumnya lama. Tentu Wizzy tahu alasan mengapa Daren merubah sikapnya pada Rafa. Dulu, bahkan Daren pernah berjanji akan terus menjaga Rafa seperti adiknya sendiri. Tapi sekarang? Daren merubah sikap hanya karena cinta buta yang tak terbalas.

"Udah ya, jangan sedih. Afa bobok aja" ujar Wizzy menenangkan.

"Iji janji ya, jangan tinggalin afa" Wizzy tersenyum mendengar penuturan Rafa. Tentu ia tak akan pernah meninggalkan seseorang yang sangat ia sayangi itu.

"Tentu. Iji gak bakal tinggalin afa. Janji. " ujar Wizzy membuat Rafa berbinar dan tersenyum manis membuat Wizzy semakin gemas.

"Kenapa Iji suka sama Afa?" tanya Rafa lagi. Jika Rafa bukan kesayangan Wizzy, sudah bisa dipastikan ia akan mendapat bogeman mulus dari Wizzy. Dinda yang mendengar pertanyaan Rafa pun sudah mendengus kesal.

"Karenaaaaa, afa itu baik, cengeng, manja, chil-"

"Afa nggak cengeng" protes Rafa membuat ucapan Wizzy terpotong.

"Iya, nggak cengeng tapi gampang nangis" sahut Dinda menggoda.

"Afa nggak cengeng huaaaaa. Iji, dinda jahat huaaaaa" tangis Rafa mengeras.

Pengen gua banting ni anak ya lama-lama. Untung sayang, batin Wizzy.

"Eh iya kok, Afa nggak cengeng. Dinda tuh yang cengeng" Dinda mendelik mendengar ucapan Wizzy. Bahkan ia tak pernah sekalipun menangis didepan Wizzy, begitu juga sebaliknya.

"Iya, Dinda yang cengeng tapi malah ejek Afa. Huuuuu dinda cengeng. Iji juga cengeng huuuu" ejek Rafa tak tahu diri.

"Zy, gue bawa samurai" ujar Dinda

"Gue bawa pistol" sahut Wizzy semakin membuat Rafa bingung.

"Kalian mau ngapain? Mau berantem? " tanya Rafa kepo.

"Enggak kok. Cuma game aja" jawab Dinda sambil nyengir.

Ya mau habisin lo lah. Bangke ni orang, lanjut Dinda dalam hati.

Dinda yang sudah jengah pun akhirnya bangkit dari duduknya kemudian beranjak pergi melewati Wizzy yang masih memangku Rafa.

"Jangan nangis ya din" peringat Rafa sambil terkekeh geli.

Bangsat ni orang, batin Dinda.

"Untung pacar lo zy" ucap Dinda

"Untung sayang" sahut Wizzy

Kalo nggak, udah gue bantai ni orang, lanjut mereka dalam hati.

"Iji, Afa ngantuk" adu Rafa sambil menguap. Rafa langsung menyenderkan kepalanya pada dada Wizzy.

"Iji, afa mau nenen" pinta Rafa dengan suara serak.

"Yaudah, kita keruangan Afa ya" Rafa hanya mengangguk sebagai balasan. Kemudian Wizzy bangkit dari duduknya sambil menahan tubuh Rafa.

Wizzy berjalan menuju ruang pribadi Rafa sambil menggendong Rafa seperti koala.









TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

SEBENERNYA PENGEN LEBIH PANJANG, TAPI MALES NULIS HEHE 😆

MAKASIH DEH BUAT YANG UDAH BACA.

SAYANG KALIAN DIKIT

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang