MPB 16

16.2K 1K 92
                                    

Dihari selasa yang sangat cerah, Wizzy terbangun dari tidurnya dan memilih langsung beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan ritual anak remaja pada umumnya.

Selesai dandan dan memakai seragam, Wizzy melangkah memasuki lift untuk menuju ke meja makan. Disana juga sudah ada Gerry dan Rara.

"Pagi" sapa Wizzy dengan senyum manisnya.

"Pagi sayang" balas Rara membuat Gerry dan Wizzy mendelik.

"Dih, jijik sat" delik Wizzy geli. Rara hanya tertawa melihat reaksi anak dan suami nya yang terkesan jijik.

Setelah itu, ruangan kembali sepi dan hanya terisi suara dentingan sendok garpu yang beradu dengan piring. Setelah beberapa akhirnya keluarga itu selesai melaksanakan ritual sarapanya.

"Gue berangkat dulu. Bye" ucap Wizzy kemudian menyalimi kedua orang tuanya dan melangkah keluar mansion.

🐾🐾

Brummm..... Brummm...

"Selamat pagi iji" sapa Rafa yang sudah berdiri tegak menyambut kedatangan sang pujaan hati.

Tanpa berlama-lama, Rafa langsung menggenggam tangan Wizzy dan bergelayutan.

"Lho, afa kok nggak pake seragam. Afa sakit? " tanya Wizzy khawatir.

Rafa menggeleng pelan, "hari ini nggak sekolah ya" pinta Rafa dengan puppy eyes nya. Wizzy cukup terkejut dengan permintaan Rafa, pasalnya Rafa adalah tipe anak pintar yang jarang sekali membolos.

"Emmmm tapi-"

"Hari ini ada ulangan matematika iji" potong Rafa.

"Oke, kita bolos" putus Wizzy. Yah, siapa yang mau menghancurkan pagi yang cerah ini dengan melakukan ulangan yang akan membuat otaknya berasap.

Wizzy menarik pelan tangan Rafa memasuki mansion. Dan seperti biasa, disana hanya ada sepi membuat Wizzy lagi-lagi harus menghembuskan nafas kesal.

🐾🐾

Disiang hari yang sangat cerah itu, Rafa habiskan untuk bermanja pada Wizzy. Wizzy tentu tak akan keberatan akan hal itu. Ia sudah menduga sedari awal.

Tapi yang ia takutkan adalah apa yang akan terjadi pada Rafa. Ia tahu, sangat tahu bahkan jika Rafa akan berperilaku dua kali lebih manja saat ia akan jatuh sakit. Oh, mudah-mudahan hal itu tidak akan terjadi.

"Iji ih, Afa mau gendong" rengek Rafa mulai rewel.

"Ini kan udah iji gendong sayang" ucap Wizzy. Memang benar sih, karena memang saat ini Rafa sudah duduk manja di paha Wizzy.

"Nggak mau gini. Afa mau Iji berdiri" pinta Rafa sambil mengalungkan kedua tanganya dileher Wizzy.

Wizzy menghembuskan nafas pasrah. Ia kemudian berdiri sesuai dengan permintaan sang pujaan hati. Ia kemudian berjalan menuju dapur karena perutnya sudah memberontak ingin makan. Lagi pula, ini juga sudah waktunya Rafa makan siang.

🐾🐾

"Eh lo. Bikinin gue makanan. Oh ya sama ini pacar gue juga. Gapake lama" titah Wizzy dengan nada dinginya pada seorang maid yang sedang beberes didapur.

Maid itupun langsung mengangguk patuh kemudian segera melalukan apa yang Wizzy perintahkan tadi.

Wizzy duduk dimeja makan dengan Rafa yang ternyata sudah tertidur dipangkuanya.

Drtttt drttttt

Wizzy merasa ponselnya bergetar. Ia langsung melihat kearah ponselnya dan ternyata ada sebuah panggilan dari sahabatnya. Ya siapa lagi kalo bukan Dinda.

"Halo"

"...... "

"Ohhh, trus? "

"......."

"Pikir sendiri deh"

"......"

"Ck, gue males mikir. Dahlah, seludupin aja apa susahnya sih, biasanya juga lo yang ngurusin"

"...... "

"Gue ketua sat. Lo itu bawahan, lo mikir dong. Lagian ini gue lagi ngurusin kesayangan gue. Jangan ganggu"

Tut

Sambungan telpon terputus sepihak oleh Wizzy. Pada gak tau apa, sekarang dia tu lagi males mikir, males bicara juga. Eh ini si dinda malah nelpon nanyain hal-hal gx penting.


"Hiks...hiks...shhhh... Sakit...hiks" tangis Rafa sontak membuat Wizzy langsung menunduk. Melihat kearah Rafa yang sudah mencengkram kuat dadanya.






TBC

SERIUS AMAT BACANYA NENG 😆

MAKASIH BUAT YANG UDAH BACA, VOTE, DAN KOMEN

SAYANG KALIAN BANYAK2

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang