WPB 2

40.2K 2.9K 279
                                    

Wizzy berlari dengan cepat menuju toilet lelaki. Wizzy merasa sangat marah sekaligus khawatir saat mendapat kabar dari Dinda bahwa kesayanganya sedang dibulli ditoilet.

Sesampainya didepan toilet laki-laki, Wizzy langsung menendang pintu itu hingga terbuka lebar. Matanya membulat saat melihat kesayanganya itu yang tak lain adalah Rafa, sudah meringkuk dilantai dan dikelilingi 3 murid yang terkenal suka membuat onar.

"Wizzy? Ada apa lo kesini? Mau ikut bully anak cupu ini? " tanya Toni, salah satu dari ketiga anak itu. Yah memang, Wizzy itu kerap membully murid yang ada disekolahan itu, kecuali Dinda dan Rafa tentu saja.

"Berani kalian sakitin kesayangan gue" ucap Wizzy penuh penekanan. Toni dan dua temanya yang lain tentu sangat kaget. Mereka tak tahu akan hal itu.

"Zy, maaf kita nggak tahu" sesal Wira gugup.

Bugh

Bugh

Bugh

Wizzy dengan brutal memukuli ketiga cowok tadi hingga membuat mereka jatuh pingsan.

Wizzy kemudian berjalan mendekati Rafa yang sudah menangis dipojok toilet. Rafa meringkuk ketakutan dipojokan.

"Hey, lo nggak papa? " tanya Wizzy mencoba lembut, tapi tetap terdengar dingin ditelinga Rafa.

"Hiks..hiks..kak daren..hiks.. Shhh sakit" Wizzy merasa semakin khawatir saat mendengar Rafa yang sudah meringis sembari mencengkram dadanya.

"Lo kenapa? Apa yang sakit, bilang gue? " tanya Wizzy sambil mencoba mengelus lembut dada Rafa.

Rafa yang merasakan elusan lembut Wizzy sudah mulai tenang tapi masih sesenggukan.

Wizzy dengan hati-hati langsung menggendong Rafa ala koala. Yap, dia menggendong Rafa karena ia pernah melihat Daren yang menggendong Rafa saat Rafa menangis.

Rafa yang sudah berada digendongan Wizzy, langsung menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Wizzy walau masih sesenggukan.

"Gue kira berat, eh ternyata ringan banget. Duh dari deket makin imut ya lo. " ujar Wizzy seraya mengusap lembut surai hitam Rafa.

🐾🐾

Disinilah mereka sekarang, duduk disofa yang berada dirooftop. Yap, itu adalah Wizzy dan Rafa yang berada diangkuanya.

"Hiks..hiks..sakit." Tangis Rafa masih belum reda. Ia masih saja mencengkram dada kirinya. Wizzy tak membawa Rafa keuks, karena tu ruangan lagi tutup njir gx niat banget buat tu ruangan.

"Dadanya jangan dipukul baby, nanti tambah sakit" oh, entah sudah sejak kapan Wizzy menyebut Rafa dengan sebutan baby. Mungkin sejak tadi saat Rafa terlihat sudah nyaman berada digendonganya, bahkan sekarang Rafa masih menyenderkan kepalanya pada dada Wizzy.

"Kamu jangan nakal ya, kasihan baby aku kesakitan" ujar Wizzy pelan sambil mengelus dada Rafa lembut.

Setelah beberapa saat, akhirnya Rafa sudah mulai tenang, dia sudah tak menangis, tapi masih menyenderkan kepalanya didada empuk Wizzy.

"Baby kenapa? Kok tadi kayaknya dadanya sakit banget? " tanya Wizzy lembut sambil mengusap lembut surai hitam Rafa.

"Rafa punya lemah jantung zy, makanya dada Rafa sering sakit" ujar Rafa pelan.

Wizzy sedikit terkejut saat mendengar penuturan Rafa. Tapi sesaat kemudian, dia kembali mengusap rambut Rafa sambil sesekali mencium pucuk kepala Rafa.

🐾🐾

Disisi lain, Daren sudah mondar-mandir mencari keberadaan Rafa
Tadi katanya Rafa akan ketoilet sebentar, tapi setelah ia liat hanya ada 3 orang yang sudah babak belur.

"Din" panggil Daren kerah Dinda yang berada dibelakangnya.
"Apan" tanya Dinda

"Lu liat Rafa nggak? "

"Tadi dibully ditoilet"

"Apa, dibully, kok bisa"

"Santai aja, ada Wizzy kok yang nyelametin"

Darel mengangguk paham. Jadi 3 orang yang dia lihat babak belur ditoilet, itu pasti ulah Wizzy karena Rafa tak mungkin ada keberanian untuk melawan anak-anak itu.

Tapi sekarang Darel tetap memikirkan kemana Wizzy bawa Rafa pergi, mengingat bagaimana takutnya Rafa saat bertemu Wizzy.

Ah udahlah, wizzy gak bakal lukain Rafa juga, batin Darel

🐾🐾

"Baby, Iji boleh tanya? " tanya Wizzy masih dirooftop dengan Rafa yang masih berada dipangkuanya.

Rafa mendongak, lalu menatap Wizzy. Mengerjap lucu membuat Wizzy harus menggigit bibir bawahnya, karena merasa gemas.

"Boleh" jawab Rafa lalu kembali menyenderkan kepalanya pada dada Wizzy.

"Iji liat kemarin-kemarin, afa kayak takut banget sama iji? "

"Karena iji nyeremin. Nggak pernah senyum, suka bentak-bentak, afa takut" tutur Rafa persis seperti anak tk yang sedang mengadu pada ibunya.

"Tapi sekarang afa udah nggak takut kan sama iji? Kan iji baik"Rafa menggeleng sebagai jawaban.

" afa, iji mau tanya lagi nih"

"Apa"

"Afa mau nggak jadi pacar iji? "





Tbc

Huhu, jadi pengen punya pacar kek Rafa. Tapi susah carinya we 😭

Dahlah, jangan lupa vote guys kalo sukak

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang