MPB 17

15.3K 1K 65
                                    

Wizzy seketika langsung dibuat panik saat Rafa sudah mulai lemas. Benar prediksinya tadi jika Rafa akan sakit. Wizzy segera menggendong Rafa dan pergi menuju Rumah sakit.

"Hiks...hiks...sakit iji.. Akhh" rintih Rafa semakin membuat Wizzy tidak tega. Mati-matian ia menahan air matanya agar tak tumpah dihadapan sang kekasih. Ia tak mau terlihat lemah.

"Sebentar lagi kita sampai dirumah sakit sayang. Afa yang kuat ya" ucap Wizzy mencoba untuk tetap mempertahankan kesadaran Rafa yang sudah diambang batas.

Wizzy semakin menancap gas mobilnya saat Rafa sudah mulai sesak nafas. Ia khawatir, sungguh. Tak pernah Wizzy merasa sekhawatir ini pada seseorang, begitu dalamkah ia mencintai Rafa?

🐜🐜🐜

Sesampainya dirumah sakit, Wizzy segera turun dari mobil dengan Rafa yang sudah pingsan digendonganya. Ia bahkan menaruh asal mobil sportnya.

Semua pasang mata menatap kearah Wizzy dan Rafa dengan pandangan yang berbeda-beda. Mereka tentu terkejut, sebegitu kuatkah Wizzy sampai dia terlihat tak keberatan sama sekali saat menggendong Rafa.

Tak lama, datanglah seorang suster membawa brankar. Wizzy segera menaruh tubuh Rafa keatas brankar dan mengikutinya sampai didepan pintu UGD.

Wizzy luruh saat itu juga, melihat Rafa kesakitan adalah kelemahanya.
"Bertahan sayang, aku mohon" tangis Wizzy tumpah saat itu juga. Biarlah orang-orang mengatainya gila, ia tak peduli.

Biarkanlah Wizzy terus bersama Rafa, karena memang Rafa lah yang menjadi alasan Wizzy tetap tinggal. Rafa adalah alasanya untuk bangun dipagi hari hanya untuk memastikan bahwa Rafa masih ada dibumi dalam keadaan sehat.

"Rafa, aku mencintaimu lebih daru apapun yang ada dimuks bumi ini"

🐬🐬🐬

2 jam sudah Wizzy menunggu Rafa didepan pintu UGD, dan akhirnya pintu itu terbuka juga. Wizzy segera memberondongi sang dokter dengan pertanyaan-pertanyaan membuat sang dokter geleng-geleng kepala sendiri.

"Kondisi teman kamu sudah stabil, untung kamu cepat bawa dia kesini. Oh ya, penyebab dia seperti ini disebabkan karena dia kurang menjaga pola makan, dan jarang mengkonsumsi obat" jelas Dokter tadi panjang lebar.

"Boleh dijenguk? " tanya Wizzy lagi.

"Boleh, tapi nanti kalo udah dipindahin ke kamar rawat" jawab dokter tadi. Wizzy hanya berdehem kemudian mengikuti brankar Rafa sampai kekamar rawatnya.

Saat malam hari, akhirnya Rafa kembali membuka matanya membuat Wizzy senang.

"Hiks...hiks...iji...hiks" tangis Rafa membuat Wizzy kalang kabut sendiri.

"Kenapa? Afa kenapa? Ada yang sakit hmm? " tanya Wizzy lembut sambil terus mengusap surai hitam Rafa.

"Dada afa sakit ji hiks..hiks" adu Rafa.

"Terus sekarang afa mau apa hmm? "

"Mau gendong" pinta Rafa sambil merentangkan kedua tanganya kearah Wizzy. Oh, dan jangan lupakan puppy eyes yang menghiasi wajah imut Rafa, membuat Wizzy terkekeh geli.

Dan detik berikutnya, Wizzy menggendong Rafa seperti koala.

"Afa kenapa nggak minum obatnya hmm? " tanya Wizzy teringat dengan ucapan dokter tadi.

"Maaf, afa lupa" jawab Rafa pelan sambil menunduk. Ini memang kesalahanya, kesalahanya yang membuat Wizzy harus kesusahan.

"Sttt, baby jangan nunduk gitu. Baby nggak salah kok, nanti tiap hari Iji bakal nginep dimansionnya afa biar afa nggak lupa minum obat lagi. " ucap Wizzy membuat Rafa berbinar.

"Yeyyy, sayang iji banyak-banyak" seru Rafa senang sambil mengangkat kedua tanganya kemudian memeluk Wizzy erat.





TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENYA YA GUYS

SALAM SAYANG DARI AKU, MANUSIA BIASA




My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang