💐MBP 4

35.4K 2.2K 71
                                    

Pagi itu, Wizzy dan Rafa berangkat kesekolah bersama. Setelah tadi Wizzy bertemu dengan Diana dan Aksa,Wizzy segera meminta izin untuk mengajak Rafa berangkat sekolah bersama.

"Iji" panggil Rafa pelan bahkan terkesan seperti berbisik. Wizzy yang mendengar panggilan Rafa langsung menoleh kesamping karena memang saat itu sedang lampu merah.

"Iya? Kenapa hmm? " tanya Wizzy lembut sambil mengusap surai hitan Rafa.

"Afa boleh duduk dipangkuan iji? " tanya Rafa takut-takut sambil menunduk, memainkan jari-jarinya.

Wizzy terkekeh mendengar permintaan Rafa, kemudian dengan hati-hati ia mengangkat tubuh Rafa dan mendudukkan Rafa dipangkuanya.

"Tentu saja boleh dong baby" ucap Wizzy sambil mencium pipi gembul Rafa, membuat pipi Rafa menjadi merah.

🐾🐾

Sesampainya disekolah, Wizzy dan Rafa jalan berdampingan menuju kelas mereka. Wizzy berjalan sembari merangkul punggung Rafa, sedangkan Rafa hanya menunduk ketika seluruh siswa menatapnya penuh amarah.

"Afa, iji mau ketoilet. Afa kekelas sendiri nggak papa ya" ujar Wizzy ketika mereka melewati kamar mandi. Rafa hanya mengangguk sembari tersenyum, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

Dukk

Rafa terjatuh ketika ada seseorang yang menjegal kakinya. Seketika itu juga Rafa kembali memegangi dadanya yang sepertinya akan berulah.

"Ups, maaf ya. Gue sengaja, hahahahahaha" tawa siswa yang menjegalnya tadi sebut saja Roni. seluruh siswa yang melihat kejadian itu langsung tertawa.

"Hiks...hiks...bang daren...hiks...iji" tangis Rafa semakin keras kala dadanya semakin menyiksa.

"RAFA" teriak Daren yang baru datang.
Dengan sigap Daren langsung menggendong Rafa ala koala, kemudian segera berlari menuju ruang UKS.

"Lo akan nyesel" ucap Daren pada Roni sebelum pergi. Roni yang notabenya belum mengetahui jika Rafa pacarnya Wizzy, hanya berdehem ria kemudian kembali tertawa.

🐾🐾

Wizzy yang baru keluar dari kamar mandi, langsung berjalan menuju kekantin. Ia mengira jika Rafa sudah sampai dikelas, jadilah ia akan kekantin untuk sekedar bertemu dengan sahabatnya.

Diperjalanan menuju kantin, Wizzy melihat Daren yang sedang berlari sambil menggendong seseorang.

Mata Wizzy menyipit, berusaha memperjelas penglihatanya. Sedetik kemudian, mata Wizzy membulat sempurna saat tau siapa yang sedang Daren gendong.

Wizzy segera berlari menghampiri Daren yang masih panik karena Rafa terus saja menangis sambil memegangi dadanya.

"Ren, Rafa kenapa? " tanya Wizzt khawatir.

"Nanti gue ceritain, sekarang kita bawa Rafa keUKS" ujar Daren. Wizzy mengangguk kemudian ia mengikuti Daren yang membawa tubuh Rafa.

Sesampainya diUKS, lagi-lagi ruangan itu tertutup membuat Wizzy geram.

"Ren, tutup telinga Rafa" suruh Wizzy. Daren pun mengangguk kemudian ia segera menutup kedua telinga Rafa.

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang