MPB 31

7.1K 600 88
                                    

"Gue tau lo benci sama Rafa ren, tapi apa lo yakin sama rencana lo itu? " ucap Ratu sambil menatap lurus kedepan.

"Kayaknya gitu, menurut lo gimana" tanya Daren meminta saran pada gadis cantik disampingnya.

"Gue sih setuju setuju aja, tapi jangan suruh gue buat deketin Rafa lagi. Karna jawaban gue bakal tetep sama, Ogahhh" Ratu berdiri menghadap Daren kemudian membelai rahang Daren.

"Karena gue cuma suka sama lo" lanjutnya.

"Hehe, okeoke"



🐧🐧🐧


Disisi lain, Wizzy saat ini sedang jalan berdua dengan Riko. Sebenarnya tadi Wizzy pergi kekantin rumah sakit untuk membeli makanan tapi tiba-tiba Riko menelfonya untuk mengajaknya pergi.

"Gue gak punya banyak waktu, Rafa sendirian dirumah sakit" desak Wizzy merasa jengah karena sedari tadi mereka hanya berjalan menyusuri danau tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Namun kejadian selanjutnya sama sekali tak pernah Wizzy duga. Riko berdiri tepat didepanya sembari menggengkan kedua pundak Wizzy.

"Zy, aku udah nggak tahan lagi. Aku udah lama banget nungguin kamu putus sama Rafa supaya kita bisa bareng terus" seru Riko nampak gugup. Dia bahkan tah berani menatap mata Wizzy.

"Maksud kamu? " tanya Wizzy ambigu

"Aku mau kita lebih dari temen zy, aku mau kamu jadi pacar aku"dan kali ini, Riko berani menatap manik Wizzy dalam. Mencoba memberi tahu jika dia serius.

" kamu tu udah gila ya, aku ini pacarnya Rafa. Dan aku, gak mungkin selingkuhin dia"

🐖🐖

Wizzy membuka pintu kamar rawat Rafa dengan kasar. Dia hanya takut Rafa mencarinya karena pergi terlalu lama.

Namun ternyata salah, Rafa tak mencarinya karena disana sudah ada Diana dan Aksa.

"Loh, mami sama papi kapan kesini? Bukanya kalian pergi kesingapur ya" tanya Wizzy masih terkejut.

"Iya ini mami katanya khawatir banget sama Rafa" jawab Aksa menggoda.

Wizzy hanya tersenyum. Syukurlah Diana masih punya rasa bersalah. Ya, Diana merasa sangat bersalah atas kejadian yang menimpa Rafa. Apalagi, setelah tadi dokter mengatakan jika kondisi Rafa semakin memburuk.

"Eughh, iji " panggil Rafa yang baru terbangun.

Wizzy berjalan mendekat, mengusap surai hitam Rafa kemudian mengecupnya singkat. Nampak Rafa sangat nyaman dengan perlakuan yang Wizzy berikan.

"Aku mau kita putus"kedua bola mata Rafa membulat karena terkejut. Bukan hanya Rafa, Aksa dan Diana juga terkejut.

" iji bercanda ya ma-maksud iji a-apa" Rafa masih tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi.

"Gue mau kita putus. Maaf, gue cabut" tanpa berbasa basi lagi Wizzy segera pergi meninggalkan ruang rawat Rafa.

Menghiraukan panggilan Rafa yang mengerjarnya namun dihalangi oleh Diana dan Aksa.

Bahkan Wizzy juga mendengar rintih kesakitan Rafa.

Kakinya melambat, rasanya seperti aironman. Nggak ndeng 😂 lanjuttttt

Wizzy berbalik, sumpah dia tidak akan tega mendengar rintihan Rafa. Namun sayang, saat ia berbalik yang ia lihat hanyalah tatapan tajam Aksa yang saat itu sudah menggendong Rafa.

Ya, Rafa pingsan.

🐣🐣🐣

Keesokan harinya, Wizzy datang kesekolah seperti biasanya. Dengan wajah judes dan dingin andalanya. Hanya ada sedikit yang berbeda, tatapanya terlihat kosong.

"Selamat pagi sayang" sapa seseorang yang berasal dari belakang Wizzy.

Wizzy berbalik, menoleh kepada pemilik suara tadi. Sedetik kemudian senyum mengembang dari wajahnya.

"Pagi juga sayangkuuuu" balas Wizzy sambil merangkul pundak Riko.

Mereka berjalan berdampingan diiringi canda tawa membuat banyak siswa menatap mereka aneh sekaligus takjub.

"Bolos yuk. Ketaman belakang sekolah aja" ajak Riko yang dibalas anggukan kepala dari Wizzy.

Dan akhirnya mereka benar-benar membolos dihari itu.

Wizzy dan Riko berjalan santai melewati kelas mereka kemudian berbelok menuju kantin untuk membeli beberapa cemilan.

Sesampainya ditaman, Wizzy segera duduk direrumputan hijau disana. Menghembuskan nafas pelan, membuat Riko sedikit heran.

"Kenapa dengus gitu? Ada masalah? " tanya Riko menempatkan dirinya disamping sang kekasih.

"Nggak papa, cuma pengen aja. Emang salah? " Wizzy masih menatap lurus kedepan, entahlah tiba-tiba memori masalalu mulai terlintas diotaknya.

"Oh iya, btw yang gue pernah denger perusahaan bokap lo hampir bangkrut? " lanjut Wizzy bertanya.

Seketika itu juga tubuh Riko menegang. Kepalanya menunduk, mencoba mencari jawaban yang tepat agar Wizzy percaya.

"Emmm nggak kok, ada donatur yang mau inves diperusahaan papa" jawab Riko gugup membuat Wizzy melirik ragu kearahnya.

Meski begitu, Wizzy hanya mengangguk percaya.

Sampai Zaki datang mengacaukan acara kencan mereka.

"Loh zy, lo kok disini? " tanya Zaki penasaran.

"Lo gx liat gue lagi pacaran. Ganggu deh" jawab Wizzy sinis.

"Ikut gue mau bicara" tanpa persetujuan dari Wizzy, Zaki langsung menarik tangan gadis itu menjauh dari Riko.

"Dan lo jangan ikut" ancam Zaki dengan tatapan tajam khas miliknya saat melihat Riko yang bangkit hendak menyusul.

Riko hanya mengangguk setelah diberi isyarat dari Wizzy.

Zaki melepat tangan Wizzy setelah dirasa mereka sudah cukup jauh dari Riko.

"Gila ya lo pacaran sama Riko. Terus Rafa lo kemanain? " tanya Zaki tak habis pikir.

"Gue sama Rafa udah putus" jawab Wizzy santai. Bahkan tak terlihat gurat penyesalan diwajahnya.

"Lo jawab gue seakan-akan kayak nggak ada beban. Lo lupa gimana bucinya lo dulu sama tu anak cupu? Nih liat luka bekas pukulan lo masih membekas diwajah gue" Zaki menunjuk wajahnya tepat pada bekas luka beberapa hari lalu.

"Ini ulah lo karena belain anak cupu itu. " lanjutnya.

Wizzy diam mendengarkan, menatap Zaki sama sama tak habis pikir.

"Lo bisa nggak? Nggak usah urusin hidup gue" sinis Wizzy hendak pergi meninggalkan Zaki.

"Oke, gue bakal diem. Tapi gue tau, lo bakal nyesel sama keputusan lo ini" Wizzy hanya menganggap ucapan Zaki sebagai angin lalu.

Kaki jenjangnya segera dia bawa pergi menjauh kembali mendekati kekasih barunya.










TBC

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang