MPB 28

10.8K 732 76
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi 2 detik yang lalu, dan saat itu juga Wizzy terbangun. Ia menunduk, menatap Rafa yang masih memejamkan matanya.

Jari lentik Wizzy mulai menyisir rambut Rafa yang lepek. Dahi Rafa pun masih terasa hangat saat bersentuhan langsung dengan kulitnya.

"Sayang, hey bangun. Makan siang dulu yuk" ujar Wizzy lembut, namun tak mendapat respon apapun dari sang lawan bicara.

Bahkan Rafa terlihat semakin nyenyak akibat belaian lembut dirambutnya, membuat Wizzy mendengus.

Karena tak mau membuat pacarnya itu menangis, akhirnya Wizzy mengalah. Mungkin dia harus memesan makanan dulu baru kembali membangunkan kekasih manjanya.

Wizzy mulai mengotak-atik ponselnya untuk menelpon anak buahnya.

"Halo, beliin gue bakso 2 sama es teh 1 es jeruk 1, gapakelama" setelah itu, Wizzy mematikan sambungan telfonya dan kembali menghembuskan nafas kasar sambil menatap Rafa.

"Sayang bangunnnn, kalo nggak mau bangun, Afa gaboleh nen lagi" ancam Wizzy.

"Hilih tai" bukanya bangun, Rafa justru mengucapkan kata-kata yang membuat Wizzy terkejut. Rafa tak pernah mengumpat apalagi mengeluarkan kata-kata kasar. Ini pertama kalinya.

"Eh, diajarin siapa ngomong gitu" nada bicara Wizzy pun mulai menegas.

"Kemarin Afa baca chatnya Iji sama papa Gerry. Pas Papa gerry ngancem Iji bakal ngurangin uang jajan Iji kalo Iji ikutan balapan, terus Iji ngomong gitu" jelas Rafa panjang lebar.

"Yeee, Afa jangan ikut-ikutan dong. Pokoknya ini pertama dan terakhir kali Iji denger Afa ngomong kasar okey" Rafa hanya mengangguk pelan. Dia juga merasa bersalah karena berkata demikian.

Wizzy tersenyum singkat kemudian menciumi seluruh bagian wajah Rafa membuat Rafa terkikik geli.

"Ahahahahaha, ih Iji ih gx suka gelay"tawa Rafa sambil ngoceh-ngoceh.

" idihhh, alay tau nggak huekk"sindir Wizzy sambil merubah mimik wajahnya pura-pura muntah.

🐞🐞🐞

Tok... Tok... Tok

Suara pintu diketuk, membuat Wizzy yang saat itu duduk disofa harus mengalihkan perhatianya dari Rafa kepintu.

Wizzy kemudian berdiri hendak membukakan pintu karena dia tahu kalau yang mengetuk tadi adalah anak buahnya.

"Eh, Afa duduk aja. Iji keluar bentar" ujar Wizzy saat Rafa mulai mengalungkan tanganya keleher Wizzy minta digendong.

"Gamau, Afa mau ikut sambil gendong" tolak Rafa sambil menggeleng keras.

Melihat Rafa yang mulai berkaca-kaca, membuat Wizzy iba. Ia akhirnya menggendong Rafa dan kembali melangkah menuju pintu.

Saat pintu dibuka, nampaklah seorang siswa lelaki lengkap dengan nampan berisi makanan pesanan Wizzy tadi.

"Taruh atas meja" suruh Wizzy mempersilahkan siswa tadi masuk. Ia tak mungkin membawa nampan itu sendiri, karena saat ini ia sedang menggendong bayi besarnya.

Setelah siswa tadi menaruh makanan diatas meja, ia segera pergi setelah Wizzy memberikanya tiga lembar uang seratus ribuan.

"Nah, sekarang Afa makan ya" Rafa hanya mengangguk, kemudian turun dari gendongan dan segera memakan makananya.

"Makan sendiri nih? " goda Wizzy saat melihat Rafa sudah memakan makananya tanpa menunggu Wizzy.

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang