MBP 7

27.2K 1.8K 37
                                    

Bugh

Bugh

Bugh

Wizzy masih tetap setia memukuli Zaki yang sepertinya akan kehilangan kesadaran. Ada rasa tak tega didalam hati Wizzy saat melihat Zaki terkapar tak berdaya karenanya.

Mau bagaimanapun, Zaki tetaplah sahabatnya. Orang yang selalu ada untuknya saat suka maupun duka. Tapi satu yang Wizzy tak suka dari sifat Zaki, Dia tak suka Zaki yang selalu saja ingin menyingkirkan setiap lelaki yang mendekatinya.

"Jangan pernah sentuh kesayanganku" bisik Wizzy tepat ditelinga Zaki. Tepat saat itu juga, Zaki pingsan dan Wizzy langsung pergi.

Wizzy berjalan keluar kelas dan menatap nyalang kearah teman-teman Zaki yang tadi mencekal Daren.

"Gue tandain kalian" ucap Wizzy sukses membuat semua teman Zaki bergidik ngeri. Mereka semua belari menghampiri Wizzy untuk meminta maaf, bahkan sampai bersujud. Tapi Wizzy tetap kukuh untuk terus berjalan.


🐉

Wizzy berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit. Tadi Daren memberitahu Wizzy bahwa Rafa berada dirumah sakit.

Ceklek

Wizzy membuka pintu kamar VVIP milik Rafa. Dapat Wizzy lihat, Rafa masih terbaring dengan tangan yang sudah tertancap infus dan kepala yang diperban.

"Gimana? " tanya Wizzy sambil menatap sendu kearah Rafa.

"Rafa tadi sempet drop, tapi sekarang kondisinya udah baik kok" jelas Daren.

Wizzy mengangguk, kemudian berjalan menuju brankar pesakit yang ditempati Rafa. Mengusap surai hitam pacarnya itu kemudian mengecupnya cukup lama dengan diiringi tetesan air mata.

"Maafin Iji ya, Iji udah gagal jagain Afa" sesal Wizzy sambil menggenggam tangan Rafa. Daren hanya melihat kelakuan Wizzy dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ren, lo udah kasih tahu mami sama papi,  tentang kondisi Rafa? Tanya Wizzy pada Daren yang sudah memainkan ponselnya disofa.

" Udah. Tapi belum sempet gue kasih tahu, eh malah dimatiin. Katanya lagi sibuk. Udah biasa kok, gue yang akan jagain Rafa, lagian ini rumah sakit punya keluarganya"jawab Daren santai

Wizzy mendudukkan dirinya kesofa samping Daren. Ia lelah, setelah tadi memukuli anak cupu, dan dilanjut memukuli Zaki. Itu sangat melelahkan baginya.

"Sorry ren, dulu gue sering ngebully lo" ujar Wizzy pelan.

"Iya, nggak papa"

Setelah Daren berucap, tiba-tiba saja Wizzy menyenderkan kepalanya kepundak Daren. Ternyata Wizzy ketiduran. Mungkin dia lelah, batin Daren.

Daren mengusap rambut Wizzy, wanita pertama yang pernah singgah dihatinya. Mungkin, sampai saat ini. Tak lama, Daren ikut tertidur dengan kepalanya yang menimpa kepala Wizzy.

🐉

Eugh

Lenguh Rafa ketika terbangun. Rafa mengerjapkan matanya perlahan, mencoba memperjelas penglihatanya yang buram.

Setelah jelas, Rafa melihat kesekeliling ruangan sampai tatapanya terhenti saat melihat kekasihnya tertidur dipundak sahabat yang sudah Rafa anggap saudara sendiri.

Meskipun Daren adalah sahabatnya, tapi tetap saja rasanya sakit. Tak terasa cairan bening keluar dari pelupuk mata Rafa.

"Hiks...hiks...iji...hiks" tangis Rafa terendam, namun masih masih bisa terdengar. Wizzy bangun dari tidurnya dan otomatis Daren juga terbangun.

"Hey, kenapa? Jangan nangis baby. Iji ada disini" ucap Wizzy mencoba menenangkan.

"Hiks...sakit ji...hiks..afa nggak mau" tangis Rafa sambil menunjuk kearah punggung tanganya yang di infus.

"Iji usapin ya, biar enakan" Wizzy mengusap lembut punggung tangan Rafa. Tak lama tangis Rafa sudah tak terdengar.

"Bang daren, gendong" rengek Rafa sambil merentangkan kedua tanganya kearah Daren. Daren hanya menatap sebentar.

"Emmm abang mau pulang dulu ganti baju nanti balik lagi" tolak Daren kemudian beranjak pergi.

Rafa menatap sendu kearah pintu. Daren sedikit berubah. Biasanya tanpa diminta pun, Daren akan menggendongnya saat sakit.

"Nggak papa, biar iji aja ya yang gendong" hibur Wizzy.

"Nggak. Rafa berat, nanti iji nggak kuat" tolak Rafa sambil mengerucutkan bibirnya yang malah menambah kesan imut.

"Kata siapa Afa berat? Afa lupa kalo Iji ini kuat? " Wizzy langsung menggendong Rafa ala koala lalu menciumi kedua pipi Rafa.

"Bang daren marah ya sama afa? " cicit Rafa sambil menyenderkan kepalanya pada pundak Wizzy.

"Nggak kok. Mungkin bang daren lagi capek, nanti pasti balik lagi" ucap Wizzy mencoba menenangkan.

Hari sudah malam, dan Daren tak kunjung datang. Wizzy juga sudah pulang karena Rafa tak ingin merepotkanya. Rafa kira, Daren akan datang seperti yang dikatakanya tadi siang, tapi nyatanya Daren tak datang.

Kalau Rafa tau Daren tak akan datang, ia pasti akan meminta Wizzy untuk menemaninya. Apa kesalahan yang Rafa buat, sampai Daren marah padanya?. Jujur, Rafa sekarang merasa ketakutan didalam ruangan luas nan sepi itu.

"Hiks...hiks...bang daren...hiks...afa takut"


TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA.

MAAF, UNTUK CERITA INI MUNGKIN AKU NGGAK BISA UP TIAP HARI.

MAKASIH BUAT YANG UDAH BACA.

SALAM SAYANG DARI AKU, MANUSIA BIASA

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang