MPB 29

9.9K 741 87
                                    

Masih dengan keterkejutan, Rafa akhirnya mendorong Wizzy pelan. Omaigat, bibir gue dah gak suci anjrot, batin Rafa tanpa kata anjrot.

Rafa mengelap bibir tipisnya menggunakan punggung tangan dengan kasar.

"Ihhh, iji apa-apaan sih" geram Rafa masih terkejoet. Wizzy hanya tersenyum singkat sembari mengusap pelan bibirnya dengan ibu jari.

"Tapi kamu suka kannn" goda Wizzy membuat Rafa tersipu malu. Jujur, dia juga suka. Ehe.

Rafa turun dari mejanya kemudian berlari sekuat tenaga keluar kamar menuju ruang keluarga yang berisi mama dan papanya.

"Loh Afa kenapa kok pipinya merah gini" tanya Diana dengan senyum menggoda.

Rafa semakin dibuat malu karena kedatangan Wizzy yang langsung menceritakan kejadian tadi.

Bukanya marah atau menasihati, Diana dan Aksa justru tertawa mendengar penuturan Wizzy membuat Rafa memberengut tak suka.

"Nah, cemberut kan. Emang kalo cemberut gitu keliatan ganteng? NGGAK. udah ayo jalan" ucap Wizzy dengan tidak lembut. Dia langsung menarik tangan Rafa setelah bersalaman dengan Diana dan Aksa.

Rafa hanya pasrah ditarik oleh Wizzy. Oh ayolah, dia sudah lelah. Kakinya pegal setelah tadi berlari, dia ingin digendong.

Setelah sampai didepan pintu utama, tiba-tiba Wizzy berhenti kemudian menatap Rafa, membuat pemuda manis itu gemetar takut kejadian yang sama terulang.

"Naik montor yah" ajak Wizzy merubah raut mukanya menjadi semenggemaskan mungkin.

Rafa hanya diam, hendak menolak tapi kasihan. Lihatlah sekarang wajah Wizzy menjadi terlihat konyol. Tak pantas memperlihatkan ekspresi seperti itu.

Tapi, perlu diingat daya tahan tubuhnya yang sangat lemah.

Wizzy mencoba mengerjapkan matanya agar ekspresinya semakin meyakinkan.

Dan perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil. Rafa mengangguk pelan membuat Wizzy tersenyum senang kemudian kembali memasang wajah dinginya.

"Hayuk" ajak Wizzy kemudian menaiki montor sport hitam miliknya.

Rafa hanya mengangguk kemudian duduk dijok belakang.

🐠🐠🐠

Wizzy mengendarai montor sportnya dengan santai. Dia sedang membawa kekasihnya, tak mungkin dia melajukan montornya seperti biasa dia mengendarainya.

Dibelakang, Rafa hanya diam sembari memeluk Wizzy. Berdoa saja ia tidak tumbang.

Hari sudah beranjak sore, dan kini jalanan yang mereka lewati sudah mulai sepi. Entahlah, mereka melewati hutan-hutan yang lebat yang mengharuskan Rafa memejamkan matanya karena takut.

Cukup lama Rafa memejamkan mata, sampai tak sadar jika kini mereka sudah berada disuatu tempat. Rafa tak tahu tempat apa itu, tapi yang Rafa tau, tempat itu sangat sepi.

Tak ada manusia yang berada disana, kecuali dirinya, Wizzy, dan ada dua orang lagi yang kini berjalan kearah mereka.

"Hey boss, akhirnya sampai juga. Ampe lumutan nih si Dio gara-gara nungguin lo" cerca Bayu seketika langsung mendapat bogeman dari Dio.

"Lumutan matamu kulit putih bersih berseri-seri gini lo bilang lumutan. Katarak lo? " Wizzy hanya diam dengan raut wajah dingin khasnya. Sudah biasa dua cecunguk itu bertengkar. Wizzy juga sudah hafal.

My Perfect boyfriends (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang