Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Salam literasi,
Selamat bertemu dengan kisah berupa deretan huruf yang menjelma sebagai kalimat penuh makna dan harapan.
Kalian bisa panggil saya Uta.
Mari berkenalan lewat cerita ini. Cerita yang masih dalam tahap pembelajaran. Jika ada kata-kata yang salah, mohon dikoreksi. Jika berkenan silahkan share cerita ini agar bermanfaat juga untuk yang lain.
Semoga kalian suka dengan apa yang saya buat dalam cerita ini.Mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita, nama, tempat, dan lainnya. Karena itu adalah unsur ketidaksengajaan. Cerita ini hanya karangan fiksi. Kalian boleh membaca ketika diwaktu luang. Ambil kebaikannya, dan buang keburukannya. Dan jika kalian seorang muslim maka tetap jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan paling utama.
• • •
Kepergian yang mendatangkan kerinduan tak kunjung hilang dari seorang remaja yang merasa kehilangan akan seseorang paling tulus dalam hidupnya.
Ikhlas. Itu hanya kata yang menghibur diri sendiri. Nyatanya, hati yang merelakan belum tentu ikhlas sepenuh hati. Bahkan dalam dirinya, hanya ada rasa penyesalan yang tak kunjung berakhir. Dirinya hancur, menyedihkan, bahkan terlihat tidak berdaya. Seperti tidak punya tujuan hidup sama sekali.
Tanpa sadar bahwa bukan hanya dia saja yang merasa kehilangan. Semua orang juga pasti pernah merasakannya. Itu pasti kata yang terlontar ketika menceritakan hidup pada orang lain yang justru terjadi moment adu kemalangan. Sedikit menyebalkan.
Tapi, itu benar. Semua pasti merasa kehilangan dengan cara yang berbeda. Tergantung bagaimana kita menyikapi kepergian itu. Tidak selamanya apa yang kita punya akan terus kita miliki, karena nyatanya semua hanya milik Sang Pemilik alam ini. Tidak ada yang bisa menolak kehendak-Nya. Tugas kita hanya mengikhlaskan dan menerima sesuatu yang akan datang suatu saat. Selagi baik kenapa harus resah? Biarkan hati kita lebih bijak dan tidak egois untuk menerima apapun itu.
Tunggu, siapa sebenarnya seseorang itu? Apa begitu berarti dalam hidup remaja itu?
Jika tidak berarti mana mungkin sampai membuat sang tokoh utama tersesat dalam keterpurukannya sendiri. Bukankah begitu?
Jika ingin tahu, mari kita simak ceritanya.
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu yang Tak Berujung (Selesai)
SpiritualSeperti lingkaran yang tak ada ujungnya. Terus memutar dan kembali ke titik awal dimana kita berhasil melewatinya. Namun, akan tetap berjalan di tempat yang sama. Remaja yang masih bergelung dalam impian sebagai pelajar. Kerinduan pada seseorang ya...