12

2.9K 278 21
                                    

Jimin menyalakan shower, merasakan air dingin mengguyur seluruh kulitnya begitu ia sampai ke apartemen tempatnya tinggal.

Membiarkan wajah dan kepalanya terguyur air yang walaupun tidak sedingin es, Jimin berharap rentetan kalimat yang diucapkan oleh Yoongi di kafe tadi dapat pergi dari pikirannya.

Namun, tak semudah itu.

Mereka masih saja setia berputar di dalam sana. Menari-nari hingga membuat Jimin menggeleng keras agar semuanya dapat terhempas keluar.

Jimin menghela napas panjang seiring guyuran yang perlahan ia surutkan.

Ahhh, bahkan barang-barangnya masih tertinggal di sana. Kebiasaan jelek.

×××

"Apa kau tak keterlaluan, Yoongi-ssi?"

Jungkook yang kembali ke mejanya langsung mendaratkan kekesalannya pada pria pucat itu. Melihat Yoongi, ia tidak tahu pasti bagaimana menggambarkan raut yang ditunjukkannya saat ini.

Jungkook terus mengamati ekspresi Yoongi begitu lama, hingga akhirnya ia duduk ke kursi yang tadinya ditempati oleh Jimin.

Melihat barang-barang Jimin yang masih tertinggal, Jungkook menghela napas pendek dan mulai memasukkannya ke ransel besar milik Jimin yang berada di bawah meja, termasuk jaket tebal yang disampirkan di sandaran kursi. Sekalian, membereskan barang miliknya sendiri.

"Kamu tahu dia gak termasuk ke dalam golonganmu. Tapi dengan kamu bilang macem-macem kayak tadi justru dia bakal ngerasa aneh dan takut sama kamu," ucap Jungkook tegas. 

Yoongi mengusap wajahnya pelan, tidak percaya kalau dirinya telah berbuat hal yang memalukan di hadapan Jimin tadi.

"Aku pergi dulu. Terima kasih sudah mau membantuku," pamit Yoongi, lalu segera berlalu setelah mendapat respon anggukan sekilas dari Jungkook.

Setelah memastikan Yoongi sudah jauh, Jungkook melorot dari kursinya, tiba-tiba merasa begitu lelah.

Ia menarik napas panjang dan mengeluarkannya pelan sampai habis, masih membayangkan kejadian yang baru saja terjadi antara Yoongi dan Jimin.

.

.

.

Sejak Yeosang datang ke kantor, tak pelak gosip tentang Yoongi yang awalnya hanya terdengar samar-samar, kini jadi semakin menyebar luas. Karena memang, selama ini Yeosang tak pernah mengunjungi tempatnya bekerja.

Sedari tadi, sudah tak terhitung berapa pasang mata yang melirik ke meja Yoongi selama ia dan Taemin menyantap makanannya.

"Hei, gosip tentangmu jadi meluas gini. Beneran gak papa?" bisik Taemin saat istirahat makan siang di kafetaria. Mereka saat ini hanya duduk berdua dalam satu meja.

Yoongi yang duduk di depannya dari tadi begitu nikmat mengunyah makan siangnya, menunggu makanannya tertelan. "Tidak peduli. Toh memang aku sukanya laki-laki," jawabnya sekenanya.

Taemin hanya meringis menanggapi, tapi saat matanya menangkap dua pegawai wanita melewati mejanya dan tersenyum manis kemudian terkikik setelah memandangi dirinya serta Yoongi bergantian, ia mendengus lemah.

"Bisa-bisa aku dikira pacarmu, Yoon."

"Ya udah ayo pacaran."

"Dih, brengsek." Taemin menendang kaki Yoongi sebal. Namun, pria di depannya justru terkekeh geli atas candaannya sendiri.

"Gak tau lagi. Kemarin aku bener-bener bodoh banget." Yoongi mendesah keras.

"Kenapa? Gak lancar, ya?"

UNDEFINED ・ YOONMIN (UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang