24 🔞

3.6K 265 46
                                    

Warning : 🔞🔞🔞
Explicit & mature contents.

Tbh this is my first time writing this kind of things alias pertama kali nulis ninuninu atau yang menjurus ke arah sana.
Kalo ga nyaman skip aja, tunggu next chap. Dan yang blm umur 18 jangan bandel wkwkwk.

__________________________________

Yoongi menatap lekat sepasang mata yang sudah nampak berkabut di depannya. Dengan pipi merona dan bibir yang sedikit terbuka, serta hembus napas hangatnya yang menerpa wajah-- begitu indah menyaksikan itu semua dalam jarak sedekat ini, sampai-sampai Yoongi merasa ingin berteriak saat itu juga untuk menyerukan suara hatinya bahwa Jimin benar-benar membuat dirinya kacau.

Namun di atas itu semua, Yoongi masih tetap berusaha mati-matian untuk mengutamakan akal sehatnya. Walaupun ia terlampau senang dan bahagia membuncah di dalam dadanya, Yoongi merasa semua kejadian mendadak ini sedikit menggelitik di satu titik kecil di sudut relung hatinya.

"Mau kubantu mengeluarkannya, Ji?"

Kedua mata indah itu melebar sejenak, lalu sebuah anggukan yang sarat akan malu-malu menjawab semuanya.

Yoongi merenggut bibir Jimin kembali, melumatnya lembut seraya mengubah posisi. Menurunkan Jimin dari pangkuannya dan mendorong perlahan tubuh mungil itu hingga punggungnya menyentuh pada sandaran sofa.

Tanpa melepas ciuman mereka, salah satu tangan Yoongi bergerak membuka kancing celana pria itu, menurunkan resletingnya dan seketika merasakan sesuatu di dalam sana sudah mulai menegang.

Lenguhan Jimin terdengar di sela pagutan mereka, menghentikan gerak bibirnya sejenak untuk mengintip bagian bawah tubuhnya yang sudah sepenuhnya berada dalam genggaman jari-jari panjang Yoongi.

Tubuh Jimin berdesir seiring Yoongi yang mulai mengurutnya lembut.

"Ngghh... Yoo-Yoongi...." Mulutnya mendesahkan nama Yoongi begitu saja. Pikirannya seakan terbang, merasakan bagaimana euphoria pertama kali bagian privasinya disentuh oleh seorang laki-laki. Rasanya agak sedikit aneh, tapi tak dipungkiri nikmat yang dirasakannya yang bercampur dengan rasa aneh itu seakan berpuluh kali lebih luar biasa dari yang pernah ia rasakan sebelumnya.

"Mhh!"Jimin mencekal pergelangan tangan Yoongi saat ibu jari pria itu menyentuh lubang uretranya. Sedikit menahan pergerakan tangan pria itu karena rasa nikmat lain menyerangnya secara tiba-tiba. "Y-yoongi, geli," cicitnya dengan mata melebar dan kening yang mengerut akibat sensasi geli namun nikmat yang menjadi satu.

"Apa kamu sesensitif ini, Ji?" Yoongi sengaja menekan kepala penis dalam genggamannya itu dengan lembut berkali-kali menggunakan ibu jari dan telunjuknya, memainkan bagian kenyal itu seakan itu adalah sebuah mainan squishy.

Tubuh Jimin otomatis membusur dan lengannya bergerak menutup wajahnya yang semakin memerah. Ia tahu Yoongi baru saja menggodanya. Dan tubuhnya begitu jujur mereaksikan akibat dari ulah satu tangan Yoongi yang bermain-main di bawah sana. Membuat Jimin seakan gila dibuatnya.

Desahan Jimin yang awalnya lirih kini semakin keras seiring kocokan Yoongi yang juga makin mengencang. Membuat Yoongi sendiri harus menahan sakit bagian bawahnya yang juga bereaksi oleh suara-suara indah milik Jimin yang sesekali mengalunkan namanya.

"Y-yoongi... sentuh aku lebih jauh..." Jimin memelas di bawah kuasa Yoongi karena pria itu sedari tadi hanya menggunakan satu tangannya untuk bekerja memuaskan hasratnya. Jimin menautkan jemarinya pada punggung tangan Yoongi yang lain yang sedari tadi tetap setia mengalung di lehernya, menuntunnya masuk ke dalam hoodie yang dipakainya.

UNDEFINED ・ YOONMIN (UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang