6

3.7K 356 18
                                    

Jimin duduk di ujung meja panjang, bersebelahan dengan Jungkook di acara makan-makan kantor yang baru sempat mengadakan penyambutan pegawai baru.

Ya, acara yang ujung-ujungnya minum bersama itu memang sudah seperti budaya di Korea. Bahkan dari waktu kuliah Jimin sudah tak asing dengannya. Walaupun ia tak begitu suka minum-minum, tetap Jimin harus mengikuti segala macam tata krama dan aturan tak tertulis yang sudah turun menurun itu.

"Bersulang!"

Terdengar suara dari meja bulat yang letaknya di tengah-tengah ruangan, disusul suara-suara lain menirukan.

Jimin menyulangkan gelas sloki yang sudah terisi dengan soju pada gelas-gelas lain yang ikut terangkat, lalu langsung menenggaknya habis.

Meja-meja panjang dan bulat di salah satu sudut kafe itu terisi penuh dengan orang-orang kantornya. Makan malam sudah selesai dan kini tinggal akhir acara, minum-minum cantik sambil saling bercengkerama.

"Hey, Jim." Jungkook yang selesai menghabiskan gelas pertamanya berucap.

"Hm?"

"Aku kapan hari berpapasan dengan Yoongi waktu ke toilet. Dan tebak apa yang dilakukannya?"

Jimin menengok ke Jungkook dari ponsel setelah mengecek jam yang tertera di layarnya. "Apa?"

"Dia telepon seseorang, kayak marah tapi lembut gitu ngomongnya. Kasian sih aku dengernya. Berantem sama pacarnya kali, ya?"

"Kamu nguping?" Jimin melongo tak percaya.

"Ya kan aku denger, bukan nguping."

"Iya-iya, denger. Terus?"

Jimin sudah mulai sedikit kebal dengan sifat Jungkook yang begini. Walaupun ia tak suka dekat-dekat Jungkook dan memilih menghindar, tetap saja pemuda itu mengekor terus pada dirinya macam anak ayam mengikuti induknya.

"Kasian aja aku dengernya. Kupikir dia orangnya dingin karena jarang senyum. Tapi pas denger dia ngomong di telepon itu suaranya lembut bener."

"Hmmm." Jimin merespon.

"Kamu nggak pernah ngobrolin apa gitu kalo lagi kerja? Nggak kepo?"

"Dibilang kita cuma duduk semeja. Hmm, ngobrol sih jarang. Banget. Soalnya sibuk sendiri-sendiri. Paling cuma saling sapa."

Jungkook mengangguk mendengar penjelasan Jimin.

"Ya, Jimin, Jungkook!"

Kim Namjoon, sang staf pimpinan sudah berdiri di belakang mereka, menepuk pundak kedua bawahannya. "Kerjaan kalian lancar-lancar saja, kan?"

"Lancar, Pak." Jungkook sudah menyeringai lucu di hadapan atasannya. Sementara Jimin sedikit menunduk kikuk.

"Ya, Jimin. Aku dengar dari Taemin kalau kau beberapa kali mengalami kesulitan, ya?" Namjoon tersenyum, meraih botol soju di atas meja kemudian menuangkannya penuh ke dalam gelas milik Jimin dan Jungkook yang sudah kosong.

"Maaf sebelummya, Pak Kim. Saya sudah bekerja semaksimal mungkin. Sekarang anda tak perlu khawatir, kok." Jimin tersenyum canggung dan beberapa kali menundukkan kepalanya.

"Tapi kau selalu saja selesai tepat waktu, ya. Kerja bagus. Minumlah yang banyak selagi masih di sini."

Kim Namjoon pergi setelah menepuk pundak keduanya, menuju meja lain dan menyapa staf lainnya.

"Hei, hei." Jungkook mulai lagi, mendekatkan badannya ke Jimin. "Kamu tahu nggak, kalau pak Namjoon itu punya pacar di divisi HRD?"

"Gak tau. Siapa emang pacarnya?" Jimin sebenarnya sudah muak membahas soal ini, sampai ia mendengar jawaban Jungkook dengan mata bulatnya yang membulat lucu. "Yang ngewawancarain aku kemarin. Pak Seokjin."

UNDEFINED ・ YOONMIN (UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang