15

2.7K 288 32
                                    

Jimin memandangi ponselnya dengan dahi mengerut. Di sana terpampang selca dirinya bersama Yoongi sewaktu mengunjungi danau Seokchon. Pria itu mengirimi fotonya dan baru dibuka saat Jimin sudah selesai dengan segala kegiatannya sepulang dari kencan dengan Yoongi dan tinggal rebahan menjelang tidur seperti sekarang.

Dirinya yang menoleh kesal dengan bibir maju serta Yoongi dengan pose tangan peace dan senyum manisnya. Jimin kesal Yoongi seenaknya mengambil foto tanpa ijinnya seperti ini.

Tapi, sudah dimaki dan dimarahi berkali-kali pun toh wujudnya sudah ada, bahkan sudah masuk ke dalam galeri milik Jimin.

Dihapus nggak, ya?

Jimin bertanya dalam hati pada dirinya sendiri. Menggigiti bibir bagian dalamnya dengan wajah masam.

Ya udah lah, toh gak ada ruginya juga disimpen.

Akhirnya, Jimin meletakkan ponselnya ke samping bantal lalu mendenguskan napas sebelum menuju alam mimpi.

.

.

.

"Lembur lagi dong gue..." Jimin bergumam sambil memijat keningnya gusar.

Jam menunjukkan waktu kerja untuk para pekerja kantoran sudah usai, tapi meja kerja Jimin masih penuh dokumen yang harus diselesaikannya hari itu juga.

"Masih lama, Jim?" Yoongi mengintip Jimin setelah mematikan komputer miliknya.

"Gak tau... yah, semoga sebelum gelap gue udah selesai." Jimin meletakkan dokumen ke atas meja, meluruskan punggungnya yang kaku.

"Mau kutemani?"

"Ya kali gak ada kerjaan banget lo nungguin gue lembur."

"Ya... sebenernya aku masih ada perlu sih... sama atasan. Hehe. Nanti kalau kamu ternyata masih lembur aku kesini lagi setelah urusanku selesai."

"Hm. Ya udah sana."

Yoongi membereskan meja kerjanya. Setelah selesai mengecek satu per satu agar tak ada yang tertinggal, ia menengok ke balik sekat meja Jimin, menemukan gelas kopinya yang sudah kosong.

"Mau nambah kopi, Jim? Aku ambilin sekalian."

Jimin yang sedang memejamkan mata dan menyandarkan kepala ke kursinya menyahut, "Hm. Makasih."

Membawa dokumen yang telah selesai digarapnya, Yoongi beranjak dari bilik kerjanya untuk kemudian ia serahkan pada sang atasan.

Jimin menghela napas panjang, mengistirahatkan tubuh dan pikirannya sejenak sebelum melanjutkan kerjanya setelah ini. Namun belum setengah menit sejak kepergian Yoongi, telinganya disapa oleh suara Jungkook yang terdengar masih ceria di penghujung jam kerja seperti ini.

"Jwimwin? Kamu lembur?" Matanya membulat di atas sekat bilik kerja Jimin.

"Iya, mau bantuin lo?" Jimin membuka matanya sekejap untuk mengintip.

"Yah, padahal aku mau ajak kamu ke kafe abis ini," ucap Jungkook sedih.

"Skip, Jung. Kalo mau nongkrong di sini aja temenin gue."

"Ih, gak mau. Kan kamu udah ada temennya. Mbak-mbak di pojok situ. Hihihihi."

"Bajingan ya, lo!" Jimin melotot seketika dan berujar bisik-bisik. Sedangkan Jungkook terus saja terkekeh menggoda Jimin.

Masih bersungut-sungut lantaran jadi teringat kejadian tak menyenangkan saat lembur terakhir dan kedatangan Yoongi waktu itu, suara Taemin di belakangnya mengagetkan Jimin.

UNDEFINED ・ YOONMIN (UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang