8

3.1K 317 20
                                    

Sejak malam di mana Jimin menginap di apartemen Yoongi, semakin pria itu terang-terangan menjauhi Yoongi dan terkesan dingin terhadapnya.

Jimin tidak suka Yoongi tiba-tiba makin sok dekat, seperti menawarinya makan siang di kafetaria bersama, atau mengajak Jimin minum-minum bersama. Tidak, Jimin tidak mau. Jimin risih. Kesannya kok macam magnet begini.

Jimin jadi punya pikiran kalau Yoongi mulai tertarik dengannya sejak pria itu meminjamkan blazernya. Pun ia pernah melihat resleting Jimin terbuka dan ucapannya saat itu yang sangat terdengar ambigu. Dan jangan lupakan dengan kejadian mabuk di acara minum-minum kantor lalu berujung menginap di apartemennya. Mengganti baju kerja dengan hoodie miliknya dan melepas celana kerja Jimin tanpa seijinnya.

Sampai sekarang Jimin tak pernah membahas hal-hal itu lebih lanjut dengan Yoongi, memilih diam seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Ya kali mau bahas begituan dengannya? Sama saja seperti masuk ke lubang yang sedang digali Yoongi untuk menjebak dirinya. Pasrah menjadi korban.

Jadinya, Jimin terang-terangan saja menghindari pria itu.

Shit, kalau dipikir-pikir, Jimin rasanya sudah dinodai pria gay itu berkali-kali secara tidak langsung.

.

"Jim, kamu dari tadi diliatin Yoongi, tuh. Kalian abis tengkar?" Jungkook berbisik di depan Jimin. Mata bulatnya sekali-sekali mencuri pandang ke meja Yoongi dan Taemin yang letaknya tak begitu jauh.

"Tengkar? Enggak, tuh." Jimin menjawab malas sambil mengunyah ramyeon.

Bohong, tentu saja. Karena tadi lagi-lagi Jimin menolak ajakan Yoongi untuk makan siang bersama.

"Kamu terang-terangan banget ngehindarin Yoongi tau, Jim. Kamu gak boleh gitu." Lama-lama Jungkook menjadi khawatir dengan sikap Jimin terhadap Yoongi.

"Lah, bukannya dulu lo bilang awas ditaksir Yoongi? Sekarang gue ngerasa ditaksir, jadi ogah deket-deket dia."

"Ya tapi gimana ya, dia kan senior kita juga. Dan ngehindarnya gak gini juga kali. Kayak anak SMA aja kamu, Jim."

"Hah? Ih, apaan sih, Jung! Kenapa jadi gue yang disalahin?" Jimin mulai merengut kesal.

"Gak tau ah, aku sekarang cuma bisa bilang, awas aja, bisa kena karma kamu."

"Ya ya ya, gue denger. Makasih," jawab Jimin malas, meminum kuah ramyeon yang tinggal sedikit.

"Entar jadi ya, abis kerja aku maen ke tempatmu!" Jungkook sudah ceria lagi setelah selesai menggerundel, memamerkan deretan gigi putihnya. Selama ini ia selalu saja ditolak oleh Jimin, tak boleh sekedar berkunjung ke apartemennya. Kasihan.

"Si kambing emang, jangan ngarep-ngarep lagi!"

.

Seperti termakan omongan sendiri, atau tepatnya kena karma. Beberapa hari kemudian Jimin jatuh sakit karena begadang menonton Youtube sampai jam 5 pagi, tidur hanya 2 jam setengah dan langsung bekerja melewati sarapan. Sepulang kerja ia ambruk, demam. Dan besoknya ijin tidak masuk kerja.

Jungkook mengitari ruang apartemennya, sibuk berceloteh mengomentari apa-apa saja yang dilihatnya. Ia menjenguk Jimin sepulang kerja setelah tahu Jimin tidak masuk karena sakit, memaksa pria itu mengirim lokasi apartemennya. Ia datang dengan membawa bermacam buah, tak lupa susu stroberi beberapa kotak.

"Sejak lo pindah ke Seoul, akhirnya lo sakit juga ya, Jim!"

Suara Taehyung. Rupanya Jimin sedang videocall dengannya sembari tiduran di sandaran lengan sofa.

 Rupanya Jimin sedang videocall dengannya sembari tiduran di sandaran lengan sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNDEFINED ・ YOONMIN (UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang