Hari ini memang hari berkabung,
Bahkan hatiku sampai ikut
Merasakanya.
-Arion-^ ^ ^
Hai gaes!
Balik lagi nih sama Arion-Amora.
Gimana-gimana? Pada seneng ngga nih
Menepi update sebanyak ini!
Semoga dengan ini, kalian berkenan maafin author yang kerjaanya
Gantuingin kalian, ehehehe ✌✌Ok dari pada berpanjang lebar, mending langunsung aja yuks!
^ ^ ^
Bendera kuning sudah terpasang dibeberapa tiang jalanan di sepanjang jalan menuju kediaman Langit. Usai ba’da magrib juga sudah disiarkan berita duka itu di masjid setempat. Kini semua tetangga termasuk Mama Shofy dan Ka Ayla sudah berada dirumah Langit.
Ka Ayla langsung memeluk tubuh kekar Bang Damar seolah memberi kekuatan untuk laki-laki berusia 27 tahun itu. Memang sedari tadi Bang Damar terlihat tegar tapi sekarang pertahananya seolah runtuh begitu saja, dia menangis dalam pelukan Ka Ayla.
Amora beserta teman-teman dekat Langit sedari tadi belum pulang karena memang mereka semua ikut andil dalam acara tahlilan malam ini. Sejak kedatangan kedua jenazah orang tua Langit, sejak tadi cowok yang selalu berlaku selengean itu hanya terdiam duduk disamping kedua jenzah orang tuanya. Amora yang melihat keterpurukan Langit sangat tidak tega, berkali-kali ia mencoba menguatkan cowok itu dan selama itu juga air matanya tidak berhenti membasahi baju yang dipakai Amora.
Dari ambang pintu, Arion berdiri sambil terus memandang lurus kearah Amora dan Langit. ‘Apa kalo gua yang diposisi Langit sekarang, kamu bakal ikut seterpuruk ini, mor?’ batin Arion, menatap sendu kearah mereka.
“Maaf, permisi,” ucap salah satu tetangga yang ingin nyelawat.
Mendengar ada seseorang dibalik tubuhnya yang menghalangi jalan masuk, lamunan Arion seketika buyar begitu saja. “O-oh.. ya silahkan bu.” Arion langsung menyingkir dari tempatnya dan mempersilahkan masuk perempuan paruh baya itu.
Saat Arion hendak berjalan keluar, matanya teralihkan pada botol minum yang sedari tadi digenggamnya. “Oh iya! Tadikan gua niatnya mau kasih ini ke Amora,” desis Arion. Menepuk pelan dahi mulusnya. Lantas Arion kembali masuk kedalam dan berjalan ketempat dimana Amora berada sekarang.
“Mor,” panggil Arion berbisik.
Pandangan Amora beralih menatap kedatangan Arion yang duduk disebelahnya. “Hey sayang,” sahut Amora. Tersenyum.
Langit yang menyadari kedatangann Arion, seketika langsung melepas pelukannya pada Amora, walau bagaimanapun Amora sudah milik Arion dan Langit harus tau itu. Langit melihat kearah Arion sembari mengukir senyum getir, “Makasih ya, Ri. Lu udah banyak bantu gua,” ucap Langit berterima kasih.
Sebuah senyuman tulus terukir disana, “Sama-sama Lang. lu yang sabar ya, lu orang yang kuat makanya Allah kasih cobaan ini untuk menguji keimanan lu,” ucap Arion.
Langit mengangguk pasih, “Iya.” Wajah Langit masih sama, sendu dan mendung. Entah sampai kapan kesedihan ini akan dirasanya, mungkin setelah ini tidak akan ada Langit yang secerah dahulu, tidak akan ada Langit yang senyeleneh dulu.
“Kamu ada apa cari aku?” tanya Amora lembut.
“Emang ngga boleh aku cari calon aku? Hmm” ucap Arion, terdengar seperti orang balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menepi
Teen Fiction[S E L E S A I] Ketika hati hanya bisa memendam, karena tak mampu ungkapkan rasa yang begitu dalam. ︶︿︶ Tahukan rasanya jika harus memendam rasa sendiri, gimana? Capek! ... Pura-pura jadi orang paling terbahagia ketika...