38. Perpisahan Yang Tidak Diharapkan

62 2 4
                                    

Kita bertemu dari suatu hal yang tak disangka dan tak diharapkan.
Hingga tangan tuhan merenggut kebahagian kita dengan tidak
Diharapkan juga.

-Arion-

Hai readers ku!
Gimana kabar kalian?
Semoga selalu dalam lindungan Tuhan. Amin.
Btw, selamat tahun baru ya gaisss...
Semoga di tahun 2021, kita bisa menjadi
Manusia yang jauh lebih baik lagi dan setiap
Hajat yang kita panjatkan pada Tuhan bisa
Secepatnya terqobul. Amin.

Happy reading gaessss!!!!

^ ^ ^

Hari ini adalah hari senin, upacara bendera baru saja selesai sejak 20 menit yang lalu. Setelah mendapat intrupsi dari Pembina upacara pagi tadi untuk masuk kedalam kelas, semua murid memasuki kelas mereka masing-masing. Tak banyak dari mereka yang malah melipir ke kantin untuk membeli Aqua botol atau beli makanan.

Pagi ini hari terasa begitu hampa bagi Arion, pasalnya sang kekasih tidak masuk padahal hari ini ada simulasi pertama. Tapi, mau bagaimana lagi kalau sudah sakit yang menjadi penyebabnya maka tidak ada yang bisa menghalanginya. Kini Arion sedang duduk termenung dibangkunya. Pojok-belakang. Tempat kerajaanya, tidak ada yang bisa menduduki tempatnya itu. Ditempat itu juga awal dimana dirinya bisa dekat dengan Amora.

Pikiran Arion terus menjelajah ke masa-masa dimana dirinya masih memperjuangkan Amora supaya bisa melupakan sosok Langit yang selalu membuat perempuanya itu sedih dan merasa tak pernah dicintai. Kenangan itu sangat manis untuk diingatnya. Tapi kejadian kemarin malam kembali teringat dibenaknya, serta tangisan depresi mamahnya yang kembali muncul setelah berhasil hilang. Makin-makin membuat hati Arion remuk. Tasya-Amora, adalah dua wanita yang sangat dicintai oleh Arion. Bagaimana dirinya harus bersikap? Saat hatinya satu remuk tiap kali melihat mamahnya kembali depresi dan itu dikarenakan papa dan selingkuhan papanya itu yang notabnenya ibu dari perempuan yang dicintanya, seseorang yang sudah sejak lama diperjuangkanya. Wajah Arion sangat terlihat masam, jauh dari kata bahagia.

"Ri! Cabut kuy. Mumpung bu Shiren ngga masuk." Suara serak-serak sexy itu menggema dipenjuru kelas. Siapa lagi kalau bukan Rival. Sohib dari Arion.

Arion menatap Rival dengan sangat malas, moodnya benar-benar sedang tidak bersahabat untuk beranjak meninggalkan kursi kerajaanya itu. "Ngga ah, lagi males gua."

"Ahhh bebep Ari mah gitu sekarang sama aku! Jahat ya kamyu sama aku." Gaya lekong andalan Rival yang selalu membuat Arion tidak bisa menolak tiap keinginan yang diinginkan sohibnya itu, hal itu Arion lakukan supaya sohibnya berhenti memaksanya dengan gaya lekong yang menjijikan itu.

"Sasaaaa ini pacar lu bawa ke RSJ, gc!" teriak Arion. Hingga membuat Sasa menoleh, mengganggu aktivitas membaca wattpad perempuan bertubuh jangkung itu. Ya, saat-saat seperti ini Sasa selalu menghabiskannya untuk marathon wattpad.

Sasa mengalihkan pandanganya ke belakang, tempat Arion duduk. Sasa lantas memberikan tatapan tajam kepada kekasihnya itu, "Kamu! Jangan ganggu aku dulu plis," rengek Sasa diakhir ucapanya.

"Apasi beb, siapa juga yang ganggu kamu. Orang aku gangguin sohib aku nih," sahut Rival, membela diri.

"Ck, berenti gangguin Arion! supaya dia juga gak ganggu aku." Pinta Sasa.

Rival menghela napas gusar. Tapi bukan Rival namanya kalau tidak punya seribu macam cara untuk mendapatkan apa yang diinginkanya. Seringai kecil tercetak dari bibir tipis yang berwarna pink itu, "Ri, lu ngga telpon Amora?" tanya Rival. Ini adalah salah satu caranya untuk mengelabuhi Arion.

Dalam diamnya Arion memikirkan ucapan Rival, mengingat sejak kepulangannya semalam baik dirinya atau Amora tidak ada yang saling memberi kabar. Arion khawatir kalau saja tante Shofy menceritakan kejadian semalam dan niatnya untuk berpisah dari papahnya dapat membuat Amora pasti akan sedih.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang