23. Kebucinan.

68 11 16
                                    

Enjoy for reading! ❤
Jang lupa like and subred hihi🙏

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Hujan dimalam jum'at merupakan suatu keberkahan tersendiri menurut beberapa orang, termasuk bagi cewe cantik berdarah Indo-Inggris, siapa lagi kalo bukan Amora Tifani Putri.

Meski hujan kali ini berada diawal hari tapi itu tidak menjadi pantangan bagi Amora untuk tidak masuk sekolah. Mau bagaimana keadaannya selama dirinya masih bisa menapakan kaki di permukaan, itu tandanya ia masih kuat untuk melakukan kewajibannya, salah satunya sekolah.

"Amora berangkat ya mah." Pamit Amora menyalami punggung tangan mama Shofi.

"Pake jas hujannya, Mor."

"Lah kan aku berangkat sama ka Ayla, pake payung ajalah mah."

"Oh iya, yaudah, tapi payung udah dibawakan?"

"Udah ko, ada nih di tas."

Ka Ayla tiba-tiba datang kemudian mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh mamanya. Berbicara bekal, hari ini Amora juga meminta untuk dibuatkan bekal, karena dia udah janjian bawa makanan sama teman-temannya.

"Mah, kita berangkat ya. Assallamualaikum," pamit ka Ayla, menyalami punggung tangan mama shofi, "Ayo de, buruan!" ajak ka Ayla, kemudian berlalu dari hadapan Amora dan mama yang masih sarapan di meja makan.

"Iya sabaran," sahut Amora, "aku jalan mah, assallamualaikum."

"Waalaikumsallam." Amora berlalu pergi dari hadapan mama untuk menyusul kakanya yang sudah menunggu di mobil.

Mobil ka Ayla menancapkan gas keluar dari perkarangan rumahnya untuk membelah jalanan Ibu Kota yang pagi ini diberikan nikmat rezeki berupa hujan.

20 menit berlalu.....

Kini mobil ka Ayla sudah tiba di depan gerbang sekolah Amora, Amora  bergegas mengeluarkan payung pink miliknya, tapi sebelum itu tidak lupa Amora berpamitan dahulu pada kakanya.

Amora turun dari mobil ditengah hujan yang sedang deras-derasnnya. Terlebih dahulu Amora mampir ke posatpam hanya untuk menyalimi tangan babeh "Assallamualaikum beh, selamat pagi babeh. Amora kekelas dulu ya, bye beh," cerocosnya tanpa henti.

"Pagi juga geulis, hati-hati neng licin," ucap babeh mengingatkan.

"Iya beh, ini Amora juga hati-hati," sahut Amora dengan sedikit berteriak karena ia sudah melanjutkan jalannya menuju kelas.

Setibanya di teras lantai satu, Amora menghentikan langkahnya tepat di depan tangga hanya untuk menutup kembali payungnya, lalu ia melanjutkan kembali jalannya menaiki lantai 2.

Ceklek.

Amora membuka pintu kelasnya, menampakan beberapa murid yang selalu datang pagi.

"Dis lu ga kebasahan?" tanya Amora karena melinat tubuh Disya yang tidak basah sama sekali.

"Engga, tadi gue dateng sebelum hujan jadi ga kena kebasahan deh."

"Anjir, pagi banget."

"Hahaha ... Soalnya bokap gue tadi berangkat pagi, jadi gue sekalian ikut dah."

Amora hanya ber-oh ria, lalu melanjutkan jalan menuju mejanya. Tanpa terasa kini jam telah menunjukan pukul 06:30 tapi kelas masih terlihat sepi, hanya ada 5 murid yang baru datang.

Amora membuka wattsap kemudian membuka roomchat grup bernama: Cans Squad. Agak aneh memang, saat kecantikan merupan suatu bentuk tak nyata dan hanya orang lain yang dapat menilai kecantikan orang, tapi ini mereka dengan pd-nya mengatakan diri mereka cantik.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang