25. Murid Baru

85 13 13
                                    

•Mari bersama kita menuntaskan kisah ini •

❗Budayakan vote sebelum membaca dan komen sesudah membaca❗

~Happy Reading~

~•~•~•~•~•~•~•~•~

Jam mata pelajaran pertama siap dimulai, Bu Lia bersiap membuka pelajaran tapi sebelum itu beliau membagikan hasil kuis minggu lalu.

50% murid bersorak girang melihat hasil mereka yang memuaskan. Termasuk Amora, Sasa, Loren, dan Fania. Mereka sangat puas melihat hasil yang mereka dapatkan sekarang.

Beda dengan Langit, Ucup, dan Endy mereka sekarang sedang merutuki hasil yang didapatkan, terutama Langit yang merasa tercurangi dan terzolimi, pasalnya dia merasa sudah menyontek Amora dengan benar waktu itu, tapi kenapa dirinya bisa mendapatkan hasil yang sangat jauh berbeda? Pertanyaan itu terus berputar dikepala Langit.

"Woy En, gua bingung dah," ucap Langit sedikit berbisik pada Endy yang masih terkesima dengan nilai 50 yang didapatkannya.

"Bingung ngapa?" tanya Endy ikut berbisik.

"Masa nilai gua sama Amora beda jauh banget dah," kesal Langit, "padahal pas waktu itu gua udah bener nyonteknya dan gua yakin udah ikutin jawaban dia secara bener ko. Tapi ngapa hasilnya beda ya?" jelas Langit dengan perasaan tak terima.

"Cara lu si salah, ngapain juga pake nyontek kaya ga punya otak aja." Endy menoyol pala Langit, menyalahkan tindakan Langit.

"Yailah sombong bener, apa bedanya sama lu yang kerja sama pas ujian? Hm."

"Nih gua kasih tau, kalo kerja sama itu beda sama nyontek. Kalo lu nyontek sama halnya dengan menyalin persis jawaban, sedangkan kalo kerja sama itu adalah mengerjakan secara bersama dengan saling bertukar pikiran tapi ngejawabnya samaan. So, beda breh," jelas Endy dengan gelagat seperti guru yang sedang menjelaskan materi.

Langit mendengus kesal, "Baik bu Endy, saya mengaku salah."

"Bay the way, emang lu dapet berapa si?" tanya Endy.

Langit memperlihatkan hasil kuisnya pada Endy, seolah menjawab pertanyaan sahabatnya barusan.

"Lima puluh lima." Eja Endy saat melihat angka yang tertera dihadapan nya.

"Ga usah dieja gitu lah," geram Langit.

"Hahaha sorry bro," Endy tertawa renyah melihat sahabatnya yang sedang sensi itu, "lagi sensi amat si, udah kaya cewe lagi dateng bulan aja." sambung Endy.

"Ck, ga suka banget gua kalo udah liat hasil ujian begini." Langit menyingkirkan kertas kuisnya dari hadapannya.

"Yailah ... Santuy kenapa Lang, toh lu juga nyontekan."

"Justru itu!"

"Kenapa?"

"Gua maunya kalo gua nyontek harus dapet bagus, kecuali gua ngerjain sendiri--"

"Gamudeng gua sama cara pikir lu Lang." Endy memijat-mijat pelipisnya.

"Aish, harus gua perjelas apa nih--" dengus Langit.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang