4. PERTANYAAN GILA

229 62 180
                                    

Thx yang masih setia baca :) semoga bisa menghibur dan bisa menikmati tulisan ini...

♥♥

Rival dan teman-temannya yang juga baru datang gak sengaja melewati perkumpulan tim Langit. Mata Rival tertuju pada Langit yang menatapnya tajam, lalau beralih menatap Amora yang berdiri disamping Langit.

Rival berjalan mendekat kearah Amora dan Langit dengan senyum seringainya, Amora membalas lontaran senyum itu, seketika mata Amora beralih menatap Langit yang masih terdiam kaku dengan tatapan tajamnya, melihat ekspresi wajah Langit yang seperti itu membuat Amora menenggelamkan senyumnya.

Tim Langit juga ikut menatap Rival dengan sinis. Dengan berani dan rasa percaya diri Rival terus mendekat kearah mereka.

"Mau apa lo" Sunggut Langit.

Bukannya menyahuti ucapan Langit, Rival malah beralih menatap Amora yang bingung dengan suasana seperti ini.

"Hai mor" Sapa Rival dengan senyum tampannya

"Hai" Amora tersenyum manis

"Tumben ikut kesini?"

"I-iya hehe"

Langit langsung menggenggam tangan Amora, Rival yang menyadari itu hanya tersenyum. "Congrats bro" ucap Rival menjulurkan tangannya, mengajak Langit salaman. Namun hal itu tidak digubris oleh Langit, "Ya" sahut Langit seadanya dan langsung menarik Amora pergi dari hadapan Rival.

"Uyy santai dong narik nya, ga anggun banget si" Decak Amora.

Langit menyilangkan tangannya didepan dada dengan tatapan yang seolah mengintrogasi.

"Kenapasi" Ucap Amora meraup wajah Langit dengan kedua tangannya.

Yang diperlakukan seperti itu masih stay dengan gaya dan tatapan nya itu, membuat Amora jengah. Amora menangkup wajah tampan Langit "Semangat ya..gue disini untuk dukung lo" Ucap Amora tulus dengan senyum yang tersungging disudut bibirnya.

Langit memegang tangan Amora yang masih tetap menangkup wajahnya,menurunkannya dengan posisi tangan Langit masih menggenggam tangan Amora. Gak lama kemudian, Langit mengembangkan senyum manisnya membuat Amora ikut tersenyum senang.

"Gitu dong senyum"

"Gua maen bola dulu ya" Pamit Langit mengacak acak rambut Amora

"Iya semangat ya, main nya jangan pake otot tapi pake otak-"

"Pake kaki lah bego, mana bisa otak nendang" pungkas Langit dan langsung mendapatkan poutan dari Amora, "ck, mulai ngeselin nya keluar dah" decak Amora.

"Lebih baik gitu kan? Dari pada gua diem lagi nih" ancam Langit

"Iya sih, Hahahahaaha" tawa Amora senang melihat sahabatnya sudah kembali ngeselin lagi, "Hmzz..yaudah sana, udah ditungguin sama anak-anak tuh. Masa ketua nya telat" titah Amora

"Udahan kali pacarannya" ledek Fania yang baru saja datang. Amora dan Langit melihat kearah suara itu, lalu terukir senyuman dari bibir mereka.

"Gua kesana ya" Pamit Langit

"Iya, sini tas lo gue pegang" pinta Amora. Tanpa menyahuti apa-apa Langit langsung melepaskan tasnya dan memberikan pada Amora.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang