6. MAAFAN...

144 30 124
                                    

KALO ADA TYPO TOLONG BILANG!

HAPPY READING!🙌

***

Senja berganti menjadi rembulan yang bersinar menerangi gelapnya malam dengan dihiasi gemerlap bintang.

Hembusan angin malam menerpa wajah tampan seorang lelaki yang sedang terduduk di kursi balkon kamarnya dengan gitar didekapannya.

Langit menatap awan malam sejenak, menatap gemerlap bintang-bintang dengan fikiran yang entah melayang kamana. Kini hati dan fikirannya sedang dipenuhi oleh dua orang perempuan yang hari ini membuatnya bingung sekaligus gelisah.

Satu sisi fikirannya dipenuhi oleh bayang-bayang wajah Amora, memikirkan gadis itu yang sedang marah kepadanya namun didalam hatinya selalu terukir nama Hani. Apalagi hari ini adalah kali pertama mereka berbicara kembali setelah dua tahun kejadian itu.

Tapi sepertinya yang menjadi kegelisahan Langit malam ini adalah gadis yang sudah menemaninya selama kurang lebih 5 tahun lamanya, gadis itu adalah Amora. Yang selalu setia menemaninya disaat senang maupun sedih tanpa harus dipintanya. Langit memang paling tidak bisa bermusuhan dengan Amora lama-lama rasanya separuh hatinya mati rasa.

Langit menarik nafasnyanya gusar, ia mengusap-usap wajah tampannya dengan kasar. Tiba-tiba ada pesan masuk dari hpnya, dengan rasa malas Langit membuka handphonenya untuk melihat notif yang masuk. Seketika mata Langit berbinar membaca notif masuk dari Amora.

Drett..

Gue pengen ketemu lo sekarang.
(Read)

Ok,dimana?
(Read)

Ditaman aja.
(Read)

Otw rumah lu|
Wait!!|
(Read)

Y gc.
(Read)

Langit memutuskan untuk membaca pesan terakhir itu lalu bergegas untuk bersiap mengganti pakaiannya. Tidak lupa mengambil gitar kesayanganya, sengaja Langit membawa gitar kesayangannya malam ini siapa tau benda mati itu dapat berguna untuknya.

Usai bersiap-siap, Langit langsung keluar dari kamarnya kemudian berjalan menuju pintu utama. Tidak lupa sebelum berangkat Langit berpamitan terlebih dahulu dengan bundanya yang sedang bersantai di ruang Tv.

"Bun, Langit pamit pergi dulu ya." Langit menyalimi tangan bundanya.

"Mau kemana Ngit malam-malam gini?"

"Taman," jawab Langit singkat.

"Sama siapa? Ko malam-malam si"

"Amora. Mau menyelesaikan masalah bun, yaudah bun Langit berangkat." Langit berjalan meninggalkan bundanya yang masih mau bertanya

Sengaja Langit tidak membawa motor kesayangannya karena malam ini ia berniat menghabiskaan waktu hingga tengah malam bersama sahabat kesayangannya itu, sekalian menebus kesalahannya tadi siang.

*

Amora sudah siap dengan pakaiannya malam ini, hanya menggunakan kaos putih yang diapadukan dengan jaket hitam dengan celana jens putih serta rambut yang dibiarkan tergerai dan pastinya sedikit make-up tipis, membuatnya tampak cantik natural.

Kini Amora sedang menunggu kedatangan Langit. Dari jarak yang sudah cukup dekat Amora dapat melihat wajah tampan Langit meski hanya dengan penerangan lampu jalanan saja.

Tapi malam ini ada yang kurang dari Langit, Amora tampak berfikir sejenak.

Dan ... Yeah!

Langit tidak membawa motornya, tumben sekali dia tidak membawa motor biasanya mau jarak dekat apalagi jauh selalu bawa motor kesayangannya itu.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang