32. NGGA PACARAN TAPI TERIKAT

57 4 15
                                    

Assallamualaikum everyone…

Aku tau kalian pasti lupa sama cerita ini, jadi saran aku kalau yang mau baca chapter ini lebih baik baca chapter yang sebelum ini ya…

Happy reading all! Kecup manizz dari author :*

                               🌱🌱

Sinar mentari pagi dengan sangat beraninya menerobos hordeng jendela kamar yang serba abu-abu milik seorang gadis berusia  18 tahun. Meski sinar mentari telah masuk kedalam kamarnya dan sepenuhnya menyoroti wajah cantiknya namun  hal itu tidak mampu membangunkan gadis itu, dia sempat terusik namun gadis itu malah menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

Suara bel rumah berbunyi sangat nyaring, mama Shofi berjalan menuju pintu utama  dengan gontainya. “Assallamualaikum tante..” salam laki-laki yang seumuran oleh putri bontotnya.

Mama Shofi tersenyum ramah menyambut kehadiran Arion, “Waalaikumsallam… Akhirnya kamu dating juga, Ri. Langsung aja deh kalo gitu kamu ke kamar Amora ya.. tante udah harus berangkat sekarang soalnya ada meeting penting,” cerocos Shofi. Ia sudah menaruh kepercayaan besar kepada Arion untuk menjaga putrinya dan ia juga yakin kalau Arion adalah laki-laki yang tepat untuk putrinya, maka dari itu ia sangat mengizinkan kalau nantinya Arion dan Amora berpacaran. 

“Belum bangun tan anaknya?” Tanya Ion memastikan.

“Belum” Shofi menggeleng dengan mantapnya, “makanya tante minta tolong sama kamu untuk bangunin dia, tante udah kehabisan cara dan udah telat sekali ini. Maaf ya, Ri ngerepotin,” ucap Shofi dengan nada bersalah. Sejujurnya ia tidak enak kalau harus memperlakukan tamunya seperti itu, tapi mau bagaimana lagi.

“Iya tan nggak apa-apa ko. Tante hati-hati ya,” sahut Arion, perhatian.

Shofi menangguk kemudian berjalan menuju perkarangan rumah untuk mengeluarkan mobilnya. Namun, langkahnya terhenti saat ia mengingat suatu hal yang sedari tadi ingin diucapkan. Arion yang tadinya baru ingin masuk langkahnya terjeda karena Shofi kembali memanggilnya.

“Ri…” panggil Shofi, saat dirinya sudah membuka pintu mobil.

“Iya tante, kenapa?” Arion berjalan untuk mendekati mobil Shofi. Menurutnya, sangat tidak sopan kalau dia hanya diam diambang pintu, sedangkan ada orang yang lebih tua ingin berbicara dengannya maka dari itu Arion kembali keluar untuk nyamperin Shofi, meski nantinya dia jadi bolak-balik.

“Nanti kalau kalian sudah ketelatan ngga usah masuk aja. Tante izinin Amora bolos kali ini,” ucap  Shofi.

“Arion usahain supaya ngga telat, tan.” Arion kemudian pamit kepada Shofi dengan mencium punggung tangan calon mertunya.

Sejak kepergian Shofi ke kantor, Arion langsung masuk kedalam rumah minimalis namun modern itu. Dia masih saja terpukau oleh bangunan rumah Amora yang bisa dibilang cukup unik dan beda dari bangunan rumah yang lain. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Arion langsung bergegas ke kamar Amora.

Mata elang Arion langsung tersorot pada selimt abu-abu yang menjulang keatas, itu artinya ada orang didalam selimut. Arion langsung berjalan kearah tempat tidur Amora dan dengan segera menyibakan selimutnya.

“Kamu cari aku kan?” ucap Amora yang saat itu sudah berada dibelakang tubuh Arion.

Arion langsung memutar badannya, “Kamu udah bangun?” Tanya Arion, tak percaya.

“Kaya yang kamu liat aja gimana,” sahut Amora, diikuti tawa kecil diakhirnya.

Arion cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia merasa bodoh karena telah menanyakan pertanyaan yang jelas-jelas ia sudah tau jawabanya. Arion duduk ditepi ranjang milik Amora tapi sebelumnya tak lupa ia merapihkannya kembali.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang