31. KOMITMEN

59 8 12
                                    

Bismillah... 

Biasakan memulai sesuatu dengan mengucapkan Bismillah dulu gaes... Biar jadi Allhamdulillah hehehe...

Salam sejahtera Autor ucapkan untuk para pembaca Menepi yang sedikit banyak termasuk kaum mundur alon-alon akibat rasa sukanya atau bahkan cintanya tidak terbalaskan. Waddaww!!!

Seperti biasa, Author hanya ingin mengingatkan tentang hal kecil, biar kata dia kecil tapi insyaAllah itu baik. Author cuman minta keikhlasanya untuk like cerita ini, supaya menjadi cerita yang BOOM BASTIS, ORISINIl, dan TERPERCAYA. Wkwk udah kaya Liputan 6 ajakan, kalo mau komen dipersilahkan banget-banget!!!!

Ibarat masuk rumah kosong, yang kalo mau masuk harus ada embel-embel kata "persmisi." Di cerita ini pun begitu, sebelum menikmati bisa kali minta donasi likenya, hehehe. 

& & &

Di SMA GARUDA pagi ini, kegiatan belajar mengajar telah berjalan selama 3 jam. kali ini pelajaran pertama di kelas Amora adalah pelajaran Sejarah Indonesia yang diajar oleh Bu Sukma. Bu Sukma adalah salah satu guru yang paling jarang ngga masuk, beliau selalu saja hadir dan itu tepat waktu, hal itu membuat murid-murid jengah karena metode belajar yang diajarkan juga membosankan.

Tapi entah ada apa pagi ini, Bu Sukma dikabarkan tidak masuk, kabar itu disampaikan Rendy dengan lesuhnya. Wajar, karena murid yang satu itu paling menyukai pelajaran tersebut dan hampir disetiap ulangan Sejarah nilainya selalu yang tertinggi di kelas. 

Kini waktu sudah hampir menunjukan jam 09:00, tinggal 30 menit lagi waktu pengerjaan tugas Sejarah akan berakhir. Tapi Amora masih belum juga menyelesaikan tugasnya, dari 20 soal yang berhasil terjawab baru 5 soal. Hal itu karena pikirannya sedang tidak fokus, yang ada diotaknya hanyalah Arion, Arion dan Arion. 

Rasa bersalahnya terus menyerang hatinya, dia merasa sudah menjadi orang munafik karena terus saja ingkar dengan janjinya dengan Arion untuk berangkat dan pulang bersama semalam. Tapi semua itu ia ingkari karena semalam dirinya pulang bersama Langit. Sebenarnya pagi ini Amora ingin meminta maaf dan menebus kesalahannya pada Arion dengan memberikan brownies kukus buatannya, tapi orang yang ditunggu-tunggu malah tidak masuk hari ini. 

"Woii, Mor!" panggil Sasa, setengah berteriak. 

Sontak hal itu membuat lamunannya tentang Arion lenyap begitu saja. Amora menegakkan posisi duduknya yang semula kepalanya ia rebahkan diatas meja, menjadi duduk tegap dengan ekspresi datarnya. Pagi ini ia sedang tidak mood sekali untuk memarahi Sasa karena suara cemprengnya yang selalu merusak gendang telinga. 

"Hmm"

"Dih, lu kenapa dah, Mor?" tanya Sasa penuh heran. Sebenarnya lebih kekesal sih karena panggilanya hanya disahuti sesingkat angin berlalu seperti itu. 

"Gapapa gue." Bohong Amora. 

"Halah... ngga usah bohong, Mor! kita udah bersahabat dari zaman gajah belom jadi gede, sampe sekarang udah jadi gede begitu." 

"Jadi kalo lu lagi bohong atau ngga, gue udah khatam deh! so, mending sekarang lu jujur." paksa Sasa. 

"Ck, males gue ceritanya."

"Et si anjir... gue sumpahin itu mulut gagu ye! biar sekalian kaga bisa ngomong selamanya. biar tau rasa situ lu."

"Amit-amit, jahat banget si lu," cibir Amora sembari merubah posisi duduknya menjadi bersandar pada dinding kelas. Karena ia duduk di bagian kiri dan itu membuatnya bersebelahan dengan tembok. Jadi sering kali Amora duduk dengan gaya seperti itu. Bisa dikatakan itu posisi ternyaman duduknya. 

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang