18. Hot News

61 10 8
                                    

•Selamat Membaca•


"Amora Tifani Putri ... Ayo bangun, nak!" teriakan perempuan paruh baya dari luar kamar Amora.

"Eumhh ... Iya-iya ini bangun, mah," sahut Amora lalu mengubah posisi tidur menjadi duduk.

"Coba aja setiap hari itu hari minggu, pasti indah banget..." gumam Amora. Perlahan-lahan matanya kembali terpejam dengan posisi yang terduduk di pinggir ranjang.

"Mora ... Cepet nanti kamu telat loh!" teriakan mama shofi kembali terdengar, membuat Amora terpelinjat saat tubuhnya yang hampir jatuh lagi ke kasur.

"Hey, ayo dong ayo..."

"Eumhh ... Iya mah iya." Amora mengerejapkan matanya sembari membenahi beberapa rambut yang menutupi wajah bear facenya.

Amora bangkit dari duduknya lalu berjalan dengan selewengan menuju kamar mandinya. Karena masih dalam keadaan mengantuk dan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul, akibatnya Amora menabrak pintu rahasia yang menghubungkan dengan wardrobe dan kamar mandinya.

Brukk

Suara aduan tubuh dengan dinding terdengar begitu nyata dikamarnya, seketika Amora langsung meringis sembari memegangi dahinya, "Awhh ..." hal itu mampu membuat mata Amora mendelik sempurna bahkan rasa kantuk yang menerpanya seketika hilang begitu saja.

"Kayak nya gue perlu renovasi bagian ini, jadi kalo gue mau masuk ke kamar mandi or wardrobe bisa tinggal ngucapin 'Buka' kebuka sendiri dah nih pintu rahasia." Dumel Amora sembari memegangi dahinya yang sedikit memar karena hantaman antara tubuhnya dengan tembok yang begitu kencang.

Dua puluh menit berlalu... Amora yang  sudah selesai dengan ritualnya di kamar mandi, langsung masuk kembali kedalam kamarnya dan buru-buru menggunakan seragam sekolahnya, setelah itu ia melaksanakan kewajibannya pada Tuhan.

Kini Amora sudah benar-benar beres dengan segala macamnya, hanya tinggal berangkat saja. Tapi jam menunjukan masih pukul 05:30 menit, rasanya masih terlalu pagi untuknya berangkat sekarang.

Sekarang gadis itu sedang bersantai di ruang keluarga, sembari menikmati roti sandwich buatan mama tercinta dengan tv yang menyala, terpampang lah siaran kartun disana. Spongebob. Adalah kartun yang digemari oleh Amora, katanya spongebob itu walaupun bego tapi dia baik karena selalu menghibur orang dengan kebegoan yang dia punya.

Tiba-tiba mama Shofi dan ka Ayla datang, "YaAllah udah gede-gede tontonannya beginian," cerocos mama Shofi setibanya. Perempuan paruh baya itu dengan seenaknya menukar siaran tv nya dengan siaran gosip, biasa ibu-ibu selalu aja gosip yang dicari.

"Ish ... Rusuh bat dah, dateng-dateng." Kesal Amora.

"Kurang ajar banget kamu, mamanya dibilang perusuh," sahut mama Shofi tak terbantahkan.

"Emang rusuh. Liat aja, dateng-dateng gangguin aku yang lagi nonton spongebob. Mending dah diganti sama siaran religi, lah ini kaga, malah gosip yang ditonton."

"Lah dari pada kamu, udah segede gaban malah tontonannya bocah, pantes otak sama kelakuannya kayak bocah."

"Dari pada mama, tukang gosip--"

"Eeh ... Udah-udah jangan ribut kenapa pagi-pagi." Lerai ka Ayla dengan bijaknya, "Mending kita berangkat sekarang yo, Mor." Ajak ka Ayla.

Sebenarnya hari ini Amora sangat malas untuk masuk, ia masih kebayang-bayang kejadian kemarin di sekolah.

Usai dirinya memergoki Lagit dan Hani sedang bermesraan di depan kelas, Amora yang sudah kembali kedalam kelas, saat itu kelas belum ada siapa-siapa, Amora menggunakan moment itu untuk menangis sekejer-kejarnya udah kayak hujan yang jatuh ke bumi dengan begitu derasnya.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang