5. BERANTEM

196 47 193
                                    

Makasih untuk yang masih setia baca ini!♥🙏

Happy Reading! 💞

***

Tes.. Tes...

Butiran-butiran bening sedari tadi terus turun dari mata hazel perempuan berbibir tebal sexy itu, entah mengapa rasanya terlalu sakit mendengar pernyataan yang dituturkan oleh Langit. Padahal seharusnya perempuan itu menerima konsekuensi dari pertanyaan yang diajukannya, tapi nyatanya perempuan itu terlalu lemah.

"Gimana perasaan lo ke Hani?" tanya Amora, "lu masih suka sama Hani?" lanjut Amora ragu.

Cukup lama Langit membisukan mulutnya, di saat itu juga Amora menyiapkan ketangguhan hatinya untuk menerima segala hal yang tak mau didengarnya nanti.

"Kenapa lu nanya itu tiba-tiba? Tahu dari mana permasalahan antara gua dan Rival dan gua sempet suka sama Hani?" Introgasi Langit.

"Gak penting gue tau dari mananya. Yang penting lu harus jawab pertanyaan gue tadi!" sahut Amora kesal. Ia mengacuhkan wajah seram Langit yang sudah berubah seperti macan siap menerkam.

"hm ... Gua ceritain dulu awal mula kenapa gua sama dia bisa jadi musuh--" ucap Langit pasrah.

"Gausah, gue udah tau masalah itu" tolak Amora, "yang gua butuhin bukan jawaban itu. Tapi masih ada gak Hani di hati lu? Udah gitu aja," selak Amora mengacuhkan ucapan Langit yang ingin menceritakan awal mula masalahnya.

"Perlu banget gua jawab yang itu?" Langit menaikan satu alis sincannya.

"Harus!" tegas Amora.

"Hm ... Masih" Jawab Langit dengan mantap.

Deg ...

*
"Hai Mor, tumben lu disini," sapa salah satu cowo most wanted disekolah SMA GARUDA.

Amora yang tidak asing dengan suara itu buru-buru menghapus sisa-sisa tetesan yang ada dipipi chubbynya dan langsung menengok kesumber suara itu.

"E-eh lo Val" sambut Amora dengan senyum teduhnya, "duduk-duduk Val," ucap Amora mempersilahkan Rival duduk disebelahnya yang masih kosong.

Rival pun langsung duduk disebelah Amora, menatap wajah gadis itu lamat-lamat seolah mengerti dengan apa yang dirasakan Amora sekarang. Lalu menyenderkan punggungnya kesenderan kursi taman yang di tempatinya.

Matanya memandang lurus kedepan, melihat beberapa siswa yang juga sedang berada ditaman. Lalu menghirup udara segar pagi ini.

Beberapa menit terjadi keheningan diantara mereka berdua. Sampai akhirnya Rival berani membuka suara.

"Mor," panggil Rival

"Apa?" tanya Amora dengan wajah yang masih tertunduk.

"Tumben lu disini, gak kekantin?" tanya Rival basa-basi.

"Lagi malas Val," sahut Amora

Rival mengeluarkan sesuatu dari saku celananya lalu memberikan makanan itu pada Amora yang masih tertunduk pilu.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang