24. Bukan Lagi Prioritas.

79 10 15
                                    

•Mari kita lanjutkan kisah yang sempat terhenti•

!Jangan lupa vote sebelum membaca dan jangan lupa komen sehabis membaca👌☺!

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

20:05 malam.

Kini Amora sudah siap dengan pakaian yang ia kenakan malam ini. Perempuan itu menggunakan kaos hitam berlengan panjang dengan dipadukan celana kulot jeans yang ia pakai dengan kaos hitamnya dimasukan kedalam celana kulotnya.

Dengan rambut coklatnya yang ia biarkan tergerai namun diberi  sedikit sentuhan dengan mencurly rambut lurus itu. Dan tak lupa menggunakan bando yang ia buat dari saputangan lalu diikatkan kekepalanya, sebagai aksesoris.

Dan satu lagi, bagian terfavorit ialah makeup. Amora memberikan sentuhan ringan pada wajah mulusnya, ia hanya mengenakan bedak, mascara, alis, blush-on dan lipglos.

Sempurna.

Sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~❤~❤~❤~

Sudah dari satu jam lalu Amora menunggu kedatangan Langit, hingga kini jam menunjukan pukul 21:00. Berkali-kali Amora mencoba menghubungi Langit, tapi hasilnya nihil. Ga diangkat.

Lagi-lagi Amora mengecek handphone lebih tepatnya membuka wattsap untuk melihat balasan Langit, tapi nyatanya pesan yang ia kirim belum juga mendapat respon, sama seperti hatinya yang belum dapat balasan, tepatnya tak terbalaskan.

"Mor, kamu belum berangkat?" tanya mama Shofi setibanya.

Amora menggeleng "belum mah," sahut Amora lesuh.

Mama Shofi prihatin melihat anaknya, ia bisa merasakan lelah yang dirasakan putrinya sekarang.

Amora menegakan wajah untuk melihat wajah mamanya yang berdiri disampingnya, "Amora capek mah," ucap Amora lirih.

Mama Shofi tersenyum hangat "Masuk gih kedalam, nunggunya didalam aja. Angin malam itu ga baik untuk kesehatan," ujar mama Shofi sembari mengelus puncak kepala putri kesayangannya.

Mata Amora beralih menatap pagar rumah yang nampak sepi, tidak ada tanda-tanda orang yang datang. Kemudian Amora langsung bangkit dari duduknya, "Amora ke kamar ya, Mah." Amora melanjutkan jalannya menuju kamar.

Brug...

Amora menjatuhkan dirinya tepat di atas ranjangnya dengan posis tengkurep, membuat wajahnya utuh tertutupi oleh bantal.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang