17. Ada Apa Dengan Langit?

66 9 9
                                    

~Selamat Membaca~

Diam.

Itulah yang dapat mendeskripsikan Amora sekarang, hanya terduduk diam tanpa ada niatan untuk berbicara. Perasaannya mengatakan ada sesuatu yang ditutup-tutupi Langit, sahabat laki-lakinya. Sikap Langit sedari tadi yang tak acuh kepada Amora, cukup membuat gadis itu berfikir keras diamana letak kesalahan yang diperbuat.

Sorot mata Amora tak pernah lepas dari laki-laki yang duduk bersama Endy, di barisan paling depan.

Tumben banget, Langit engga mengajaknya ngobrol, jangan hanya untuk mengobrol, menengok kearahnya saja aja engga.

“Woy! Liatin apa sih lu, Mor?” tanya Sasa. Membuat Amora sedikit tersentak akibat teriakan temannya itu.

“YaAllah Sa, kaget tau ga!” hardik Amora, dengan eskpresi wajah kesalnya.

Tanpa diketahui, Langit menoleh kearah Amora dan Sasa yang kini sedang berdebat kecil. Seulas senyum manis terukir dari bibir tipis nan pink alami itu. Ga sengaja iris mata Amora melihat kearah Langit, yang sedang memperhatikannya dan Sasa. Aku tersenyum balik pada Langit, tapi seketika senyum Langit luntur dan digantikan oleh wajah datar plus dingin, baru pertama kali Amora melihat ekspresi wajah Langit sedingin itu padanya. Secara sepihak Langit memutus kontak matanya dengan Amora, lelaki itu kembali mengalihkan pandangannya pada papan tulis.

“Tuh, sekarang diem. Lo kenapa si, Mor?” tanya Sasa, dengan wajah bingungnya melihat Amora pagi ini.

“Ah, gapapa ko,” elak Amora, dengan senyum yang dibuat-buatnya.

“Beneran?” Sasa mencoba meyakini sahabatnya yang terlihat sedang tidak baik-baik saja.

“Iya, gue baik-baik aja Sa,” sahut Amora tak terbantahkan. Meski nyatanya hati dan pikirannya memang sedang tidak baik-baik saja, tapi sebisa mungkin Amora ga mau nunjukin itu pada Sasa.

‘Mungkin dia lagi badmood aja kali ya..’ batin Amora, sembari diam-diam melirik kearah Langit.

Pagi ini jam mata pelajaran Mr.Syasya, tapi sepertinya guru bahasa Inggris itu tidak hadir karena hanya tugas yang diberikannya, itu pun diberitahu oleh guru piket hari ini.

Kalian pasti taulah bagaimana keadaan kelas jika tidak ada guru pengajarnya, sekalipun sudah diberi tugas. Berisik. Ketenangan ga bisa didapat kalo tanpa pengajar yang menunggu di dalam kelas, udah kayak satpam kelas.

Sebagian anak-anak ada yang mengerjakan, ada juga yang ga mengerjakan, lebih tepatnya sedang menunggu contekan dari yang udah selesai ngerjain.

Contoh aja Fania dan Endy, sepasang couple itu memang memiliki keahlian berbeda dimata pelajaran. Endy jago di pelajaran bahasa, pantas aja dia selalu bisa meluluhkan Fania dengan kata-kata manis yang keluar dari mulutnya. Sedangkan Fania yang jago dipelajaran bahasa Inggris, moment ini adalah yang selalu dinanti oleh Endy, tau kenapa? Karena kalo ga ada guru, ia bisa dengan mudah meminta contekan pada kekasihnya.

Dasar dua manusia BUCIN.

Amora yang udah selesai mengerjakan, hanya bisa diam. Sesekali ia melirik ke Langit yang sedang kepusingan mengerjakan soal yang diberikan, bisa dipastiin manusia itu bakalan bingung ngejawabnya karena Langit ga jago dalam pelajaran B.ing, sebenarnya bukan di B.ing aja, rata-rata dipelajaran lain pun ia ga ahli.

Maaf Ngit bukan nisatain lu, tapi jujur-jujuran aja. Hahaha✌

Langit bangkit dari duduknya dengan wajah masam, jika udah keliatan seperti itu pasti dia ga berhasil ngerjainnya. Ada perasaan senang di hati Amora saat melihat Langit seperti itu, karena udah dapat dipastikan, Langit akan meminta bantuan Amora untuk mengerjakan tugasnya.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang